Optimasi Produksi Daging Olah di PT. Tirta Ratna Unit Badranaya, Bandung

ARMAN , IMAN (1998) Optimasi Produksi Daging Olah di PT. Tirta Ratna Unit Badranaya, Bandung. Masters thesis, IPB.

[img]
Preview
PDF
R11-01-_Iman_Arman-_Cover.pdf - Published Version

Download (351kB)
[img]
Preview
PDF
R11-02-_Iman_Arman-_RE.pdf - Published Version

Download (371kB)
[img]
Preview
PDF
R11-03-_Iman_Arman-_DaIsi.pdf - Published Version

Download (325kB)
[img] PDF
R11-05-_Iman_Arman-_Bab2DST.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)
[img]
Preview
PDF
R11-04-_Iman_Arman-_Bab1.pdf - Published Version

Download (356kB)
Official URL: http://elibrary.mb.ipb.ac.id/

Abstract

Pertanian merupakan sektor yang strategis dalam perekonomian di Indonesia. Subsektor peternakan sebagai bagian integral dari sektor pertanian mempunyai peranan strategis dalam menahan laju penurunan sektor pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB). Perkembangan pertanian juga sangat terkait dengan sektor industri, salah satu industri agribisnis yang saat ini terus berkembang serta mampu meningkatkan nilai tambah terhadap bahan bakunya adalah industri pengolahan daging. Banyak hal yang mempengaruhi perkembangan industri daging olah diantaranya adalah peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan pertumbuhan ekonomi serta adanya kesenjangan antara permintaan dan penawaran. Dengan meningkatnya konsumsi daging olah secara nasional memberi peluang yang besar bagi perusahaan-perusahaan dalam industri daging olah untuk meningkatkan produksinya. PT. Tirta Ratna Unit Badranaya (yang untuk selanjutnya disebut PD. Badranaya), merupakan salah satu perusahaan bergerak dibidang industri daging olah di Indonesia. Produk daging olah yang dihasilkan terdiri dari sosis sapi spesial (Sl), sosis sapi (S2), sosis ayam (S3), botter sapi (S4), burger sapi (S5), baso sapi (S6), baso urat (S7), daging asap(S8), lidah asap (S9) dan lidah matang (S10). Dalam aktivitas bisnisnya tidak terlepas dari persaingan industri dimana perusahaan ini berada serta keinginan untuk selalu meraih keuntungan, hal ini bertujuan agar perusahaan mampu mempertahankan kelangsungan usahanya. Keuntungan yang selalu diusahakan untuk diperoleh adalah keuntungan maksimum dengan biaya produksi minimum yang mungkin dapat dicapainya. PD. Badranaya memproduksi beragam produk daging olah yang dalam proses-proses industrinya melewati tahapan yang berbeda-beda. Hal ini berakibat adanya produk tertentu yang menguntungkan untuk diproduksi namun ada beberapa produk yang memiliki marjin negatif jika terus diproduksi. Kondisi ini, dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan dalam alokasi sumberdaya dan bagian keuntungan perusahaan sehingga perlu peninjauan terhadap penentuan tingkat produksi dan jenis produk yang optimal agar dapat memenuhi target keuntungan dan pemenuhan permintaan pasar sesuai dengan kapasitas sumberdaya yang tersedia dalam perusahaan. Sehubungan dengan ha1 tersebut kegiatan geladikarya ini bertujuan untuk menentukan tingkat produksi dan macam produk yang optimal berdasar sumberdaya yang dimiliki oleh PD. Badranaya dan permintaan daging olah di pasar. Dengan mengetahui tingkat produksi dan macam produk tersebut, maka diharapkan PD. Badranaya dapat mencapai keuntungan sesuai yang diharapkan sekaligus memenuhi permintaan pasar. Alat analisis yang dipergunakan untuk mengetahui hasil-hasil produksi yang dicapai oleh PD. Badranaya dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan adalah program linier. Hasil evaluasi tahun 1996/1997 menunjukkan bahwa, keuntungan yang seharusnya diperoleh PD. Badranaya sebesar Rp 244.196.400. Tingkat produksi dan macam produk yang optimal adalah S1= 43.646,00 Kg, S2= 93.856,00 Kg, S3= 39.620,00 Kg, S4= 3.316,55 Kg, S5= 3.374,83Kg, S6= 308,66 Kg, S7= 488,823 Kg, S8= 1.227,65 Kg, S9= 221,31 Kg, S10= 7,447,335 Kg. Tingkat produksi dan macam produk ini sama dengan kuantitas permintaan pada tahun 1996/1997 sehingga keuntungan yang diperoleh merupakan keuntungan dari hasil pemenuhan permintaan pasar. Masing-masing mesin produksi memiliki idle capacity. Mesin yang memiliki idle capacity terbesar adalah mesin penyuntik bumbu sedangkan yang memiliki idle capacity terkecil adalah cook and smoke machine. Dalam optimasi produksi tahun 1997/1998, sasaran keuntungan perusahaan sebesar Rp 249.241.400,-. Sasaran meminimumkan idle capacity tahun 1997/1998 telah menunjukkan penurunan, tetapi waktu kerja mesin yang mengalami idle capacity masih cukup tinggi. Tingkat produksi dan macam produk produksi tahun 1997/1998 yang optimal pada skenario I dan II adalah S1= 45.948,00 Kg, S2= 93.888,00 Kg, S3= 40.704,00 Kg, S4= 3.451,764Kg, S5= 3,476,964 Kg, S6= 326,806Kg, S7= 533,8872 Kg, S8= 1.167,247Kg, S9= 235,174Kg, S10= 7,635,060 Kg. Sasaran permintaan pasar pada tahun 1997/1998 tercapai dimana, permintaan pasar hasil olahan sama dengan hasil permintaan pasar hasil peramalan. Mesin yang memiliki idle capacity terbesar adalah mesin penyuntik bumbu sedangkan yang memiliki idle capacity terkecil adalah cook and smoke machine. Tingkat produksi dan macam produk produksi tahun 1997/1998 yang optimal pada skenario III adalah S1= 45.948,00 Kg, S2= 93.888,00 Kg, S3= 40.704,00 Kg, S4= 858,1837Kg, S5= 3,476,964 Kg, S6= 326,806Kg, S7= 533,887 Kg, S8= 1.167,276Kg, S9= 235,174Kg, S10= 7.635,06 Kg. Tingkat produksi dan macam produk produksi tahun 1997/1998 yang optimal pada skenario IV adalah S1= 45.948,00 Kg, S2= 93.888,00 Kg, S3= 31.862,12, S4= 000,00 Kg, S5= 000,00 Kg, S6= 326,806Kg, S7= 533,887 Kg, S8= 1.167,276Kg, S9= 235,174I<g, S10= 7.635,06 Kg. Mesin yang memiliki idle capacity terbesar adalah mesin penyuntik bumbu sedangkan yang memiliki idle capacity terkecil adalah cook and smoke machine karena seluruh kapasitas yang dimilikinya habis terpakai. Berdasarkan evaluasi produksi tahun 1996/1997 dan optimasi produksi tahun 1997/1998 terlihat bahwa, keuntungan perusahaan sangat dipengaruhi oleh besarnya permintaan pasar. Implementasi terhadap optimasi produksi perusahaan meliputi : A. Berproduksi Sesuai Dengan Kendala yang ada. Hasil evaluasi dan rencana produksi tahun 1997/1998, dan dengan mempertimbangkan seluruh kendala yang ada, terlihat bahwa seluruh permintaan pasar dapat terpenuhi. Keadaan ini akan memberikan kepuasan tersendiri pada pelanggan. Selain itu masih terdapat pada mesin idle capacity dan kendala pasar yang merupakan kendala aktif mengisyaratkan pihak manajemen untuk dapat meningkatkan produksinya. Idle capacity terjadi pada seluruh mesin yang dimiliki perusahaan, akan tetapi periode tahun 1997/1998 idle capacity tersebut menurun. B. Berproduksi Sesuai Permintaan Selama ini, dalam berproduksi perusahaan berdasarkan kuantitas yang diperlukan oleh konsumen. Dalam jangka pendek, kebijakan ini baik untuk diterapkan mengingat : dengan berproduksi sesuai dengan order yang berasal dari konsumen maka kebutuhan konsumen akan terpenuhi. Dengan demikian akan terjalin hubungan yang baik antara konsumen dan produsen. Daging olah memiliki waktu simpan yang pendek. Penyimpanan dalam jangka panjang (dalam waktu yang cukup lama) akan menyebabkan produk rusak dan tidak layak dikonsumsi. Akibatnya, batas waktu kadaluarsa merupakan indikator pertimbangan bagi perusahaan untuk berproduksi. C. Berproduksi Dengan Memperhatikan Penurunan Kemampuan Mesin. Jika permintaan pasar terhadap produk PD. Badranaya meningkat pemenuhan terhadap permintaan tersebut masih dapat dipenuhi, mengingat masih besarnya idle capacity pada masing-masing mesin produksi. Jam kerja menganggur yang cukup besar merupakan kerugian bagi perusahaan. Penggunaan kapasitas mesin produksi yang dilakukan perusahaan ternyata masih ada yang belum digunakan sepenuhnya. Adanya mesin-mesin yang menganggur tersebut disebabkan karena tingkat produksi yang belum mencapai titik maksimum yang dapat dilakukan perusahaan dengan memakai mesin-mesin tersebut. Untuk itu perusahaan perlu berusaha mengurangi adanya jam kerja menganggur tersebut dengan melakukan upaya meningkatkan jumlah permintaan. Namun, apabila terjadi penurunan kemampuan mesin, idle capacity memang mengalami penurunan tetapi kuantitas untuk memenuhi permintaan tersebut memiliki keterbatasan akibatnya tidak seluruh produk dapat dipenuhi permintaannnya, terutama produk sosis ayam, botter sapi dan burger sapi. Dari implementasi diatas, disarankan untuk diterapkan di PD. Badranaya adalah berproduksi sesuai dengan kendala yang ada dengan berusaha meningkatkan permintaan pasar terhadap produk hasil olahannya karena peluang pasar untuk produk daging olah masih terbuka luas. Usaha untuk meningkatkan produksi dengan memperhatikan permintaan pasar yang ada akan dapat membantu memperkecil idle capacity pada mesin-mesin produksi. Apabila permintaan pasar ini dapat ditingkatkan, pada gilirannya akan meningkatkan kuantitas produk yang akan diproduksi, sehingga penggunaan mesin-mesin produksi akan semakin aktif. Dengan demikian usaha untuk menekan idle capacity akan dapat diwujudkan.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Optimasi Produksi, Daging Olah, PT. Tirta Ratna, Unit Badranaya, Bandung
Subjects: Manajemen Produksi dan Operasi
Divisions: Sekolah Bisnis > Perpustakaan
Depositing User: Staff-6 Perpustakaan
Date Deposited: 24 Mar 2014 08:16
Last Modified: 24 Mar 2014 08:16
URI: http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/1138

Actions (login required)

View Item View Item