Penetapan Jumlah Kas Minimum PT. Bank "X" Kantor Cabang Kualatungkal

HELMI, KIAGUS (1997) Penetapan Jumlah Kas Minimum PT. Bank "X" Kantor Cabang Kualatungkal. Masters thesis, IPB.

[img]
Preview
PDF
R11-01-_Kiagus_Helmi-Cover.pdf - Published Version

Download (338kB)
[img]
Preview
PDF
R11-02-_Kiagus_Helmi-RE.pdf - Published Version

Download (348kB)
[img]
Preview
PDF
R11-03-_Kiagus_Helmi-DaIsi.pdf - Published Version

Download (299kB)
[img]
Preview
PDF
R11-04-_Kiagus_Helmi-Bab1.pdf - Published Version

Download (443kB)
[img] PDF
R11-05-_Kiagus_Helmi-Bab2DST.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)
Official URL: http://elibrary.mb.ipb.ac.id/

Abstract

Kas memegang peranan yang penting dalam operasional suatu bank, karena di satu sisi persediaan uang kas harus banyak agar pelayanan yang diberikan kepada para nasabah baik, namun di lain pihak dengan besarnya persediaan uang kas mengakibatkan profitabilitas bank menjadi kecil. Oleh karena itu dalam rangka mengantisipasi persaingan yang semakin meningkat diperlukan suatu pelayanan yang cepat dan memuaskan dan salah satu caranya adalah dengan membuat persediaan uang kas yang cukup yang dapat memenuhi ketentuan yang ada baik itu ketentuan dari bank sentral maupun dari intern bank itu sendiri. Persaingan yang dihadapi semakin nyata dengan pertumbuhan lembaga keuangan bank yang pesat dimana jumlah bank yang ada di Kualatungkal yang pada mulanya hanya berjumlah dua bank Pemerintah dan satu bank pemerintah daerah, maka pada tahun 1997 ini diperkirakan akan bertambah dua bank swasta nasional, dimana saat ini sudah terealisir bertambah satu bank. Pada saat ini ketentuan intern PT. Bank "X" tentang kas yang ada hanya pembatasan saldo maksimal kas yang diperkenankan yaitu sebesar Rp 700 juta sedangkan ketentuan saldo minimal kas belum ada. Saldo kas cabang rata-rata mendekati saldo maksimal bahkan ada yang melebihi ketentuan saldo maksimal yang berakibat biaya dana semakin besar dan kondisi neraca cabang mengalami rugi. Disamping itu cabang juga sering melakukan saldo kas yang sangat kecil sekali dibawah Rp 100 juta, ha1 ini membuat pelayanan mengalami kesulitan, sehingga dilakukan pendekatan-pendekatan kepada nasabah untuk bersabar menunggu pengambilan uang dari Jambi. Perkembangan kota Kualatungkal sendiri maju dengan pesat sebagai dampak kerjasama pemerintah dengan negara tetangga tentang Sijori (Singapura, Johor dan Riau) dan selesainya hubungan transportasi darat dari Kualatungkal - Jambi yang telah membuat hubungan Kualatungkal ke Jambi hanya memerlukan waktu ± 2 jam, sehingga membuat persaingan bank tidak hanya pada bank yang ada di Kualatungkal saja namun dengan bank-bank yang ada di kota Jambi. Disamping itu pengambilan uang dari Bank Indonesia Jambi, baru tiba di Kualatungkal relatif pada sore hari (pada saat kas hendak tutup). Oleh karena itu pengelolaan kas menjadi semakin penting untuk dilakukan dengan baik dan terencana sehingga kedua faktor diatas yaitu pelayanan dan profitabilitas dapat dicapai dengan baik. Tujuan geladikarya ini adalah untuk mengidentifikasikan kendala-kendala yang dihadapi lT. Bank "X" kantor cabang Kualatungkal dalam mengelola kas; memperoleh gambaran mengenai sistem pengelolaan persediaan uang kas; dan menghitung saldo kas minimal yang wajar disimpan oleh IT. Bank "X" kantor cabang Kualatungkal. Oleh karena itu ruang lingkup geladikarya ini adalah persediaan uang kas rupiah yang ada di PT. Bank "X" kantor cabang Kualatungkal. Pelaksanakan penelitian ini dilakukan dengan mengamati mutasi rekening kas rupiah selama 12 bulan terakhir dari data laporan cabang, sehingga dapat diperoleh mutasi kas terbesar, defisit kas, dan saldo kas yang tertinggi dan terendah. Kebutuhan saldo kas adalah untuk memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabah sehingga nasabah akan semakin percaya dan merasa aman menyimpan uangnya di Bank, oleh karena itu saldo kas harus maksimal karena apabila nasabah menarik dananya dapat dipenuhi segera, namun dengan kas yang tinggi profitabilitas yang diperoleh cabang akan kecil, sedangkan untuk meningkatkan profitabilitas, cabang harus memelihara saldo kas yang rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, agar pelayanan dapat memuaskan dan profitabilitas yang tinggi dapat dicapai, maka perlu suatu ketentuan persediaan uang kas minimal yang harus dipelihara cabang. Berdasarkan hasil analisis data yang dikumpulkan dan perhitungan metode Miller dan Orr, diperoleh hasil bahwa pengelolaan kas oleh cabang dilakukan hanya atas dasar pengalaman yang dimilikinya serta ketentuan maksimal kas yang ditetapkan oleh kantor wilayahnya di Palembang. Dilain pihak guna meningkatkan profitabilitas cabang, maka saldo kas sering terjadi sangat minim sekali, sehingga berdampak pada pelayanan yang diberikan menjadi kurang memuaskan, walaupun hal ini dapat diatasi dengan pendekatan dan kesetiaan para nasabah yang sudah menjadi nasabah cukup lama. Pengelolaan kas tidak dilaksanakan sesuai dengan kelaziman yang berlaku karena tidak adanya pilihan instrumen yang lain seperti pasar uang, yang ada hanya pengambilan dari dan setoran ke rekening PT. Bank "XI' pada Bank Indonesia cabang Jambi. Pengambilan uang dari Bank Indonesia Jambi walaupun dilakukan pagi hari namun hasilnya baru sampai di Kualatungkal pada waktu kas sudah tutup sore harinya, jadi memerlukan waktu hampir satu hari. Persediaan kas yang terkecil rata-rata masih diatas perhitungan persediaan limit kas terendah, begitupun saldo persediaan kas rata-rata tertinggi masih berada dibawah saldo kas maksimal yang ditetapkan kantor wilayah PT. Bank "XII di Palembang, namun diatas dari saldo kas tertinggi atas dasar perhitungan Miller dan Orr. Transaksi setoran dan pengambilan yang terbesar sering terjadi pada hari Senin dan Jum'at, Minggu ke I dan ke IV dan pada bulan September 1996 dan Juni 1997, sedangkan selisih setoran yang lebih besar dari pengambilan hanya terjadi pada bulan Pebruari 1997 karena adanya hari raya Idul Fitri, sedangkan selisih yang lainnya merupakan pengambilan lebih besar dari pada setoran. Kas remise hanya terjadi pada bulan Pebruari 1997 sebesar Rp 1,70 Milyar dengan frekwensi 3 kali, sedangkan kas suplai terbesar terjadi pada bulan Juli 1996 dan Juni 1997 masing-masing sebesar Rp 3,60 Milyar dengan frekwensi 5 dan 7 kali. Memperhatikan hasil kajian tersebut, maka kepada PT. Bank "X" kantor cabang Kualatungkal disarankan untuk menjaga agar saldo persediaan uang kas minimal sebesar Rp 112,85 juta yang memberikan pelayanan tetap optimal dan peningkatan profitabilitas, yaitu dengan penghematan biaya sebesar Rp 31,85 juta. Sedangkan pada saat aktivitas yang sibuk menjaga saldo uang kas maksimal Rp 504,85 juta. Pada saat-saat tertentu cabang dapat meningkatkan antisipasinya terhadap setoran dan pengambilan nasabah, seperti pada waktu menjelang dan sesudah hari raya Idul Fitri, awal dan akhir bulan, setiap hari Senin dan Jum'at Meningkatkan kerjasama dengan Bank lain yang ada di Kualatungkal dan kerjasama dengan bagian keuangan nasabah inti yang melakukan setoran dan penarikan tunai yang besar.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Penetapan Jumlah Kas Minimum, Bank Kantor Cabang Kualatungkal
Subjects: Manajemen Produksi dan Operasi
Divisions: Sekolah Bisnis > Perpustakaan
Depositing User: Staff-6 Perpustakaan
Date Deposited: 24 Mar 2014 08:16
Last Modified: 24 Mar 2014 08:16
URI: http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/1142

Actions (login required)

View Item View Item