Optimasi Penggunaan Bahan Baku Kayu Log Pada Industri Pembuatan Kayu Dekorasi (Decoration Wood),Studi Kasus di PT. Jabar Utama Wood industri Tangerang Jawa Barat

HUSAIRI, . (1998) Optimasi Penggunaan Bahan Baku Kayu Log Pada Industri Pembuatan Kayu Dekorasi (Decoration Wood),Studi Kasus di PT. Jabar Utama Wood industri Tangerang Jawa Barat. Masters thesis, IPB.

[img]
Preview
PDF
R12-01b-Husairi-Lembar_Pengesahan.pdf - Published Version

Download (330kB)
[img]
Preview
PDF
R12-01-Husairi-Cover.pdf - Published Version

Download (244kB)
[img]
Preview
PDF
R12-03-Husairi-Ringkasan_Eksekutif.pdf - Published Version

Download (396kB)
[img]
Preview
PDF
R12-04-Husairi-Daftar_Isi.pdf - Published Version

Download (356kB)
[img]
Preview
PDF
R12-05-Husairi-Pendahuluan.pdf - Published Version

Download (328kB)
Official URL: http://elibrary.mb.ipb.ac.id

Abstract

HUSAIRL Optimasi Penggunaan Bahan Baku Kayu Log Pada Industri Pembliatan Kayu Dekorasi (Decoration Wood),Studi Kasus di PT. Jabar Utama Wood industri Tangerang Jawa Barat bimbingan HARIANTO dan ABDUL BASITH. Sektor kehutanan, dalam hal ini industri pengolahan kayu adalah salah satu sektor yang potensial dalam menopang perolehan devisa non-migas,memacu pengembangan wilayah, dan penyerapan tenaga kerja yang cukupbesar di Indonesia. . Industri pengolahan kayu lapis (plywood) maupun kayu dekorasi (decorative wood) mengalami perkembangan pesat sejak diberlakukannya larangan ekspor kayu bulat (log) pada tahun 1984. Keberadaan industri ini harus tetap didukung oleh ketersediaan bahan baku kayu log yang cukup. Tetapi pada tahun 1998 larangan tersebut dicabut, sehingga menyebabkan kurangnya suplai kayu log dari dalam negeri. Kualiias kayu yang diperoleh dari dalam negeri semakin menurun, terutama untuk industri kayu dekorasi yang membutuhkan persyaratan kualitas yang cukup tinggi. Turunnya kualitas kayu yang diolah dapat menurunkan rendemen vinir untuk pembuatan kayu dekorasi. Dengan semakin langkanya pasokan kayu log dari dalam negeri, maka dilakukan impor kayu log untuk memenuhi kebutuhan industri kayu dekorasi. Dalam situasi ekonomi yang semakin sulit dan tidak menentu, maka efisiensi periggunaannya smgat penting demi kelangsungan hidup industri pengolahan kaw -- prod& yang menjadi fokus penelitian yang dihasilkan oleh PT. Jabar Utama Wood Industry adalah kayu dekorasi fancy wooddan-flooringwood(Standar floor dan heatingfloor), rendemen vinir yang-diiasilkan masih Glalu beragam, yaitu : (1) untuk produk fancy 12 -20 %, dan (2) produk flooring 20 -25 %. Hal ini dirasakan masih terlalu rendah dan bervariasi besar, karena masih banyak limbah kayu yang terbuang. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi perusahaan maka permasalahan yang diangkat difokuskan pada sejauh mana pemanfaatan kayu bulat yang telah dilakukan untuk industri pengolahan kayu dekorasi. dan bagaimana alternatif . - pemakaian kayu bulat yang tepat untuk tercapainya konksi optimim, sehinpga dapat meningkatkan rendemen vinir yang akhimya memberikan nilai tambah bagi perusahaan Penulisan laporan geladiia ini bertujuan : (1) mengkaji permasalahan pemakaian kayu bulat sebagai bahan baku pengolahan kayu dekorasi yang ada untuk meningkatkan rendemen vinir, dan (2) mengkaji alternatif dalam proses pemakaian kayu bulat dalam rangka peningkatan nilai tambah. Pengkajian ini hanya terbatas pada pemanfaatan kayu bulat sebagai bahan baku hingga menjadi vinir tidak sampai produk akhir, serta pemanfaatannya dari segi teknis dan pemilihan alternatif, sedangkan implementasinya diserahkan lebih lanjut pada kebijaksanaan perusahaan. Jenis dan suplier bahan baku kayu log yang diolah dari mulai bulan Jammi hiingga Juni 1998 untuk produk fancy adalah : (1) jenis white oak dari suplier Ike Trading, Far East, clan J.C.Hammer; (2) jenis maple dari suplier Ike Trading; (3) jenis beech log dan (4) jenis white ash. Sedangkan untuk produk J-rig � adalah (1) jenis whrte oak dari suplier Ike Trading, Far East, dan J.C Hammer, (2)jenis maple dari suplier Ike Trading; (4) jenis red oak, dan (5) jenis white ash. Penelitian ini menggunakan metode goal programming, metode ini dapat memberikan informasi yang lebih, seperti pencapaian sasaran atau tujuan perusahaan, pemakaian prioritas dan pembobotan pada sasaran/tujuan. Dimana sasaran dan tujuan perusahaan ditarget rendemen vinir mencapai minimal 20 % untuk fancy veneer, dan minimal 25 % untuk floori~gveneer Langkah-langkah perumusan model goalprogramming meliputi : (1) menentukan variabel keputusan, (2) menentukan kendala-kendala, (3) menentukan prioritas utama, (4) menentukan bobot, dan (5) menentukan fungsi tujuan Dari hasil analisis goal programming dapat ditentukan alternatif-alternatif penggunaan bahan baku kayu log yang dapat meningkatkan rendemen vinir sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Aktivitas utama yang diamati selama proses pengolahan produk fancy dikelompokkan menjadi tiga aktivitas dengan target sasarannya, yaitu (I) aktivitas pemotongan kayu log menjadi flitch dengan menggunakan mesin potong smvmill dengan rendemen 80 -90 % dari volume log awal, (2) aktivitas pemotongan flitch menjadi vinir awal dengan menggunakan mesin potong .slicer dengan target rendemen 40 -60 % dari volume log awal, dan (3) aktivitas pemotongan vinir awal menjadi vinir akhir dengan menggunakan mesh guillotine dengan target rendemen 20 -30 % dari volume log awal. Aktivitas utama yang diamati selama proses pengolahan produkjoonng diielompokkan menjadi tiga aktivitas dengan target sasarannya, yaitu (1) aktivitas pemotongan kayu log menjadi lumber panjang dengan menggunakan mesin potong m~mill dengan target rendemen 60 -80 % dari volume log awal, (2) aktivitas pemotongan lumber panjang menjadi lumber pendek dengan menggunakan mesin potong cut saw dengan target rendemen 40 -50 % dari volume log awal, (3) aktivitas produksi lumber pendek menjadi flich dengan menggunakan proses MCPGP (moulding, cut saw,penyusunan, glueing, dan pressing) dengan target rendemen 25 -30 % dari volume log awal, dan (4) aktivitas pemotonganflich menjadi vinir dengan menggunakan mesh potong slicer dengan target 20 -23 % volume log awal. Perurnusan model optimasi dengan goal progrumming adalah ItIemi~tn~ItIkaII deviasi bawah @Bi) dan deviasi atas (DAi), dimana (i) adalah kendala-kendala. Jumlah deviasi atau kendala untuk produk fancy adalah sebanyak 24 (i = 1, ..., 24), sedangkan untuk produkflooring sebanyak 22 (i= 1, ..., 22). Hasil analisis optimasi untuk produkfancy yang mencapai target rendemen vinir adalah dengan menggmakan bahan baku kayu log, seperti :(I) jenis white oak dari suplier Ike Trading berdiameter 19 inchi clan 24 inchi, dari suplier Far East berdiameter 16 inchi dan 17 inchi, dari suplier J.C. Hammer berdiameter 17 inchi, (2) jenis maple dari suplier Ike Trading berdiameter 17 hchi; (3) jenis beech log berdiameter 63 cm;dan (4) jenis white ash berdiameter 50 cm dan 56 cm. Hal ini karena hasil optimasinya memperlihatkan nilai (value) dari objectionfunction value bernilai positif (> 0). Apabila dilihat dari suplier yang terbaik untuk mencapai rendemen yang ditargetkan adalah suplier J.C. Hammer, dan jenis bahan baku yang paling baik untuk mencapai rendemen vinir yang ditarg- maka penggunaan jenis white ash secam keselmhan memberikan rendemen vinir paling tinggi di atas target yang ditetapkan dibandingkan dengan jenis bahan baku lainnya. Bahan baku lainnya yang dapat digunakan adalah jenis white oak dengan perbandingan antara white oak � dengan white ash 1 berbanding 3, karena nilai (value)dari objectionfinction irrhie bernilai positif (> 0) I I Hasil analisis optimasi untuk produk flooring yang mencapai target rendemen vinir adalah dengan menggunakan bahan baku kayu log, seperti : (I) jenis white oak dari suplier Far East berdiameter 20 inchi, dari supier Ike Trading berdiameter 18 inchi, dari suplier J.C. Hammer berdiameter 15 inchi dan 19 inchi; (2)jenis maple dari suplier Ike Trading berdiameter 18inchi; dan (3)jenis red oak berdiameter 17 inchi. Hal ini karena hasil optimasinya memperlihatkan nilai (value) dari objeciionfinction value bernilai positif (> 0). Apabila dilihat dari suplier yang terbaik untuk mencapai rendemen yang ditargetkan adalah dari suplier Far East dan J.C. Hammer dengan perbandingan - 2 berbanding 1, dan jenis bahan baku yang paling baik untuk mencapai rendemen vinir yang ditargetkan, maka penggunaan jenis red oak secara keseluruhan memberikan rendemen vinir paling tinggi di atas target yang ditetapkan dibandiigkan dengan jenis bahan baku lainnya Hal ini karena nilai (value) dari objection&nciion value bemilai positif (> 0). Dalam pembuatan produk fmtcy, proses yang paling banyak menghasilkan limbah adalah proses dengan mesin guillotine, sedangkan pada produk flwrng adalah pada proses MCPGP (moulding,a!saw, penyusunan, glueing, danpressing). Tetapi juga pada kedua pembuatan produk tersebut proses pemotongan awal dengan sawmill menghasilkan limbah yang cukup banyak, karena mesin sawmill masih terlalu besar berganhmg kepada faktor manusia. Sebaiknya kalau memungkinkan peralatan ini dimodernisasi. Untuk dapat meningkatkan rendemen vinir rata-rata yang dihasilkan oleh perusahaan, maka sebaiknya perusahaan lebii selelctif dalam memilih bahan baku kayu log yang akan dipilih atau dibeli, karena bila berdasarkan diameter saja belum tentu bisa menghasilkan target yang diharapkan, karena ada diameter yang kecil tetapi menghasilkan rendemen di atastarget dan a& diameter yang besar tetapi tidak mencapai target rendemen. Sebaiknya dilakukan analisis untuk menganalisa kondisi mutu kaw log sebelah dalam bila memungkinkan baei perusahaan. Den& ketelitian yang tine d& ketekux& dari para operator masing- masing alat dari rangkaian proses produksi dalam mengolahan bahan baku kayu log yang tidak bisa diduga kualitasnya, dapat meningkatkan rendemen vinir untuk menghasilkan produk fancy wood dan flooring wooci, sehingga akhirnya dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan. �

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: Manajemen Produksi dan Operasi
Divisions: Sekolah Bisnis > Perpustakaan
Depositing User: Staff-2 Perpustakaan
Date Deposited: 24 Mar 2014 08:14
Last Modified: 24 Mar 2014 08:14
URI: http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/1274

Actions (login required)

View Item View Item