Harahap, Arifilmiansyah (2002) Analisa Desain Kemasan Produk Suplemen Beras Raos PT. Bina Tani Nusantara Berdasarkan Persepsi Konsumen. Masters thesis, IPB.
![]()
|
PDF
R19-01-Arifilmiansyah_Harahap-Cover.pdf - Published Version Download (277kB) |
|
![]()
|
PDF
R19-01b-Arifilmiansyah_Harahap-Lembar_Pengesahan.pdf - Published Version Download (450kB) |
|
![]()
|
PDF
R19-02-Arifilmiansyah_Harahap-Abstract.pdf - Published Version Download (306kB) |
|
![]()
|
PDF
R19-03-Arifilmiansyah_Harahap-Ringkasan_Eksekutif.pdf - Published Version Download (584kB) |
|
![]()
|
PDF
R19-04-Arifilmiansyah_Harahap-Daftar_Isi.pdf - Published Version Download (454kB) |
|
![]()
|
PDF
R19-05-Arifilmiansyah_Harahap-Pendahuluan.pdf - Published Version Download (668kB) |
Abstract
RINGKASAN EKSEKUTIF ARIFILMIANSYAH HARAHAP. Analisa Desain Kemasan Produk Suplemen Beras Raos PT. Bina Tani Nusantara Berdasarkan Persepsi Konsumen. Dibawah bimbingan Lien Herlina dan Sri Hartoyo. Beras merupakan bahan pangan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Beras dikonsumsi setelah ditanak menjadi nasi, beras yang baik akan menghasilkan nasi yang bercita rasa tinggi begitu juga sebaliknya. PT. Bina Tani Nusantara merupakan perusahaan baru yang produksi utamanya beras Jepang, bekerjasama dengan LMAA-IPB (Lembaga Manajemen Agribisnis dan Agroindustri lnstitut Pertanian Bogor) mengembangkan ide baru dengan membuat semacam suplemen untuk beras dengan merek Raos, yang berfungsi untuk rneningkatkan cita rasa nasi yang dihasilkan. Sebagai produk baru Raos yang belum dikenal masyarakat, perusahaan memerlukan strategi yang baik untuk menarik konsumen. Dalam upaya memperkenalkan produknya kepada konsumen, salah satu cara yang baik adalah dengan memberikan image produk atau gambaran yang menarik mengenai karakteristik produk melalui kemasan. Seiring dengan perubahan waktu, terjadi penambahan nilai-nilai fungsional kemasan terutama dalam termin waktu beberapa tahun belakangan ini dimana persaingan usaha semakin keras. Fungsi kemasan yang pada awalnya hanya sebagai penampung dan pelindung isi produk, kini mulai diarahkan untuk menjalankan fungsinya sebagai alat pemasaran. Berdasarkan keluhan konsumen, perusahaan ingin memperbaiki kemasan Raos. Perusahaan telah mendesain 3 ftiaal alternatif desain kemasan baru. ... , Melalui penelitian ini perusahaan ingin mengetahui tanggapan konsumen mengenai ketiga desain tersebut. Diharapkan penelitian ini juga dapat menjawab permasalahan-sebagai berikut. (1) ~~akah menjadi atribut-atribut kema~an.~ang perhatian konsumen? (2) Apa saja yang rnenjadi keunggulan dan kelemahan ketiga alternatif desain kemasan yang ditawarkan perusahaan berdasarkan persepsi konsurnen? (3) Manakah dari ketiga alternatif desain yang ditawarkan perusahaan yang paling baik menurut persepsi konsumen ? (4) Bagaimanakah desain kemasan Suplemen Beras Raos yang paling baik dan implikasinya pada bauran pemasaran perusahaan? Ruang lingkup penelitian ini diarahkan pada persepsi konsumen akan atribut kemasan yang mencakup atribut pada label kemasan dan atribut ketiga alternatif desain kemasan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober hingga Januari di wilayah Bogor dengan menggunakan metode penelitian berupa metode deskriptif dengan teknik survey. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dimana penyebaran kuesioner dilakukan kepada responden dipilih dari kelas sosial yang beragam hingga berjumlah 100. Data-data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan metode Eckenrode, Multiatribut Fishbein dan analisis Biplot. Atribut yang dievaluasi diperoleh dari (tiga Kemasan Alternatif A,B dan C) : Kombinasi Warna, Desain Tulisan Raos, Gambar Logo Produk (Padi), Lay Out Frame, Letak Kata Suplemen Beras, Motto Produk Logo Perusahaan, Penampakan Isi Produk. Price Sensitivity Meter digunakan untuk mencari kisaran harga yang paling tepat bagi produk Profil responden yang disorot dalam penelitian ini rnencakup variabel demografi yaitu: Usia, Pendidikan, Pekerjaan, Tingkat Pengeluaran Untuk Konsumsi Perbulan dan Jumlah Anggota Keluarga. Variabel kemasan secara � umum mencakup jenis kemasan, bahan kemasan, penampakan isi produk dan volume kemasan. Berdasarkan hasil penilaian responden bentuk dan bahan kemasan serta label diperoleh hasil sebagian besar responden sebanyak 66 persen memilih kemasan Sachet, untuk bahan kemasan alumunium foil terbanyak yaitu 45 persen, untuk bentuk kemasan pilihan terbanyak jatuh pada kemasan tertutup dengan jendela sebanyak 48 persen, untuk volume kemasan sebanyak 64 persen responden memilih volume kemasan 10 gram. Untuk tiga atribut kemasan yang harus dimiliki kemasan, atribut pertama dari kemasan yang paling disukai responden adalah kemasan tersebut memenuhi persyaratan kesehatan dan kebersihan (73 persen), atribut kedua adalah informasi pada label lengkap (52 persen), atribut ketiga adalah desain kemasan menarik (50 persen). Berdasarkan hasil analisis mengenai atribut informasi pada label I I berdasarkan tingkat kepentingannya menggunakan metode Eckenrode diperoleh hasil Tanda Halal menduduki urutan pertama (0,13022) diikuti berturut-turut lzln Departemen Kesehatan sebagai urutan ke dua (0,130667), Komposisi Bahan Produk (0,130444), Petunjuk Pemakaian (0,130222), NamaIAlamat Perusahaan (0,122222), Volume Kemasan (0,108222), Motto Produk (kalimat positioning) (0,0362222), lnformasi Layanan Konsumen (0,084222), urutan terakhir sembilan jatuh pada Tanggal Kadaluarsa (0,068889). Berdasarkan hasil analisis Fishbein terhadap atribut kemasan pada ketiga kemasan A,B dan C Dari hasil evaluasi tingkat kepentingan atribut nilai (ei) urutan atribut terpenting dengan nilai kepentingannya adalah atribut Penampakan Isi Produk (1,32), Kombinasi Warna (1,26), Desain Tulisan Raos (1,14), letak Kata suplemen beras (1,18), Gambar Logo Produk (Padi) nilai el (1,14). Sedangkan atribut seperti Layout bingkai (0,63) merupakan atribut yang tidak terlalu dipandang penting, logo perusahaan (0,87) juga merupakan atribut yang tidak terlalu dianggap penting. Penilaian kekuatan kepercayaan (b~) konsumen terhadap pilihan kemasan A, B dan C suplemen beras Raos. Urutannya atribut Kombinasi Warna kemasan C (1,06) tertinggi, Kemasan B (0,48) Kemasan A (0'08). Desain Tulisan Raos kemasan A tertinggi (1.06), untuk Kemasan B (0.461, pada kemasan C (0.40). Atribut Logo produk tertinggi jatuh pada kemasan C (1.11), Kemasan B (0,23), Kemasan A (0,42), keempat adalah layout bingkai berdasarkan nilai kepentingannya (ei) atribut ini memperoleh nilai yang paling kecil karena konsumen merasa atribut ini tidaklah penting. Pada kemasan A nilai bi rata-rata negatif (-0,36), kemasan B (0,17) dan kemasan C nilai bi rata-rata tertinggi (1,21). Atribut kelima Letak Kata Suplemen Beras tertinggi adalah kemasan C (0,73) diikuti oleh kemasan B (0,29) dan kemasan A (0,29). Atribut keenam Motto Produk (Kalimat Positioning) tertinggi kemasan A (0,71) kemasan B (0,49) dan nilai kepercayaan terkecil kemasan C (-0,ll). Atribut ketujuh logo perusahaan tertinggi kemasan A (0,64) diikuti oleh kemasan B (0.58), kemasan C (0,43). Atribut terakhir Penampakan Isi Produk, penilaian konsumen adalah kemasan C tertinggi (1,34), kemasan A (-0,72) dan kemasan B (-0,68). Nilai A0 total menggambarkan sikap konsumen terhadap kemasan A, B dan C nilai (ei.bi) tertinggi ada pada kemasan C dengan total nilai 6,731, C dua kemasan lainnya hanya memperoleh total nilai (ei.bi) untuk kemasan A sebesar 2,3142 dan kemasan B dengan total nilai 1,9947. Berdasarkan analisis Biplot Jika dilihat pada grafik terlihat Kemasan C memiliki keunggulan paling tinggi untuk atribut Penampakan Isi Produk (8) dan Letak kata Suplemen Beras (5). Atribut Kombinasi Warna (I), Gambar Logo Produk Padi (3) kemasan C memiliki penciri obyek yang lemah terlihat dari jarak titik obyek dengan garis vektor atribut yang cukup jauh. Sedangkan pada atribut Desain Tulisan Raos (2), Motto Produk (6) dan Logo Perusahaan (7) kemasan C � memiliki nilai yang rendah. Untuk Kemasan A, penciri obyek yang kuat terletak pada atribut Desain Tulisan Raos (2). Untuk atribut lainya jika dilihat dari garis vektor atribut yang berlawanan dengan titik obyek kemasan A memiliki nilai yang rendah, khususnya untuk atribut Kombinasi Warna (1) dan Layout Frame (4). Kemasan B, menggambarkan kekurangan obyek tersebut terhadap semua atribut yang bersangkutan, garis vektor untuk atribut Gambar Logo Produk Padi (3) dan Desain Tulisan Raos (2) memiliki arah yang berlawanan terhadap titik obyek. Rekomendasi yang disarankan bagi perusahaan adalah, Kebijakan perusahaan untuk tidak melakukan segmentasi secara spesifik dirasa sudah I tepat namun sebaiknya perusahaan lebih fokus dan spesifik dalam melakukan ! segmentasi. Apabila melihat pada data hasil -survey pada demografi tingkat pengeluaran, sebagian besar konsumen adalah mereka yang masuk dalam kelompok dengan tingkat pengeluaran Rp. 500.001 -Rp. 1000.000 (27%) dan . , Rp. 1000.001 -Rp 1.500.000 (25%). Maka disarankan perusahaan memfokuskan pada konsumen pada tingkat pengeluaran antara Rp 500.00 - sampai Rp. 1500.000. Positioning "Nasi Lebih Bergizi, Pulen dan Wangi" berdasarkan data survey disarankan lebih ditonjolkan dengan menggunakan ukuran huruf yang lebih besar dan tata letak yang memperhatikan penggunaan warna yang berbeda untuk menarik perhatian dan keterbacaan (contrast) . Kemudian bauran pemasaran yang disarankan. Pada produk responden tetap menginginkan'kemasan sachet, dengan bahan plastik berwarna tertutup ' dengan jendela (kemasan C). lnformasi yang tersedia pada label harus lengkap sesuai Pasa 8 UU Perlindungan Konsumen. Perubahan kemasan yang berakibat pada perubahan harga jual perlu mempertimbangkan daya beli konsumen, sesuai hasil analisis Price Sensitivity Meter kisaran ekpektasi harga minimal Rp. 225,-maksimal Rp. 675,-. Sebagai sarana promosi pada kemasan dapat dicantumkan informasi komposisi dan unsur bahan yang menjadi keunggulan produk terakhir Pemanfaatan pasar swalayan sebagai saluran Distribusi sebaiknya tidak menutup kemungkinan memperluas jaringan distribusi pasar tradisional, warung, toko kelontong, khususnya untuk segmen pasar menengah kebawah Saran bagi perusahaan untuk memperluas target pasar ke segmen menegah keatas dengan menggunakan kemasan produk yang lebih eksklusif seperti kemasan sachet dengan bahan alumunium. Selain itu penelitian dapat dikembangkan dengan memperluas lingkup pada jenis bahan kemasan yang lebih spesifik, yang dikombinasikan dengan penelitian teknis pada daya tahan kemasan terhadap suhu udara, panas matahari, keregangan. �
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kata Kunci : Suplemen Beras, PT. Bina Tani Nusantara, Manajemen Pemasaran, Strategi Kemasan, Desain Kemasan, Label, Eckenrode, Fishbein, Biplot, Price Sensitivity Meter, Survei, Persepsi Konsumen, Bogor. |
Subjects: | Manajemen Produksi dan Operasi |
Divisions: | Sekolah Bisnis > Perpustakaan |
Depositing User: | Staff-2 Perpustakaan |
Date Deposited: | 24 Mar 2014 08:13 |
Last Modified: | 24 Mar 2014 08:13 |
URI: | http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/1309 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |