Indra Syahputra, Ferry (2001) Analisis Pengendalian Mutu Produk Industri Hilir Karet Di PT. Perkebunan Nusantara 111 (Persero). Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.
![]()
|
PDF
R19-01b-Ferry_Indra_Syahputra-Lembar_Pengesahan.pdf - Published Version Download (467kB) |
|
![]()
|
PDF
R19-01-Ferry_Indra_Syahputra-Cover.pdf - Published Version Download (452kB) |
|
![]()
|
PDF
R19-02-Ferry_Indra_Syahputra-Abstract.pdf - Published Version Download (390kB) |
|
![]()
|
PDF
R19-03-Ferry_Indra_Syahputra-Ringkasan_Eksekutif.pdf - Published Version Download (416kB) |
|
![]()
|
PDF
R19-04-Ferry_Indra_Syahputra-Daftar_Isi.pdf - Published Version Download (586kB) |
|
![]()
|
PDF
R19-05-Ferry_Indra_SyahputraPendahuluan.pdf - Published Version Download (557kB) |
Abstract
ABSTRACT � RlNGKASAN EKSEKUTIF FERRY INDRA SYAHPUTRA, 2001, Analisis Pengendalian Mutu Produk Industri Hilir Karet Di PT. Perkebunan Nusantara 111 (Persero). Di bawah Bimbinean - SYAMSUL MA'ARIF dan SRI HARTOYO Perkembangan pengolahan produk agribisnis di Indonesia dewasa ini cukup pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan perkebunan yang bergerak di bidang industri hilir.Dalam hal, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) memprioritaskan untuk meningkatkan ayoindustri guna mendapatkan produk bernilai tambah dari hasil perkebunannya dan semua ini merupakan salah satu strategi perusahaan guna menuju privatisasi. Meskipun perusahaan telah menerapkan pengendalian mutu terpadu dan pada tahun 1996 telah mendapatkan IS0 9002, PT perkebunan Nusantara III masih belum puas dengan kondisi tingkat kesalahan yang terjadi. Saat ini, tingkat kesalahan yang terjadi adalah lebih dari 5% untuk produk benang karet sedangkan produk sarung tangan karet tingkat kesalahan selama ini kurang dari 2%, tetapi perusahaan ingin menurunkan hingga kurang dari 1%. Selain itu pengendalian terhadap barang rusak sangat diperlukan secara terus menerus dan seiring dengan kebutuhan konsumen akan mutu tinggi. Tujuan geladikarya ini adalah (1) mengkaji proses produksi benang karet dan sarung tangan karet, (2) menganalisis proses produksi dan proses terjadinya produk cacatketidaksesuaian serta menentukan tahapan yang paling besar kontribusinya pada produk cacat, (3) mengidentifikasikan faktor penyebab cacat, (4) mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk indsutri hilir karet (yaitu benang karet dan sarung tangan karet) di PT.Perkebunan Nusantara (Persero), dan (5) memberikan altematif perbaikan dan pencegahan terhadap produk cacat/ketidaksesuaian. Dengan ruang lingkup dibatasi hanya untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk tersebut dan mengevaluasi faktor- faktor penyebab terjadinya penurunan kualitas sehingga menyebabkan cacatlketidaksesuaian. Metode yang digunakan dalam geladikarya ini adalah studi kasus dan pengendalian mutu proses produk industri hilir yang dihasilkan dianalisis dengan menggunakan analisis Pengendalian Proses Statistikal (Statistical Process Controuol) yaitu menggunakan analisis diagram sebab akibat, diagram pareto, analisis bagan kendali mutu (control chart), dan regresi berganda. Sedangkan untuk meramalkan terjadinya cacat dan kerusakan mesin dimasa datang digunakan alat analisis time series. Data yang dikumpulkan merupakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang didapat dari pengamatan terhadap produk cacat dari kedua produk tersebut, data kerusakan mesin, data produksi harian. Data kualitatif diperoleh berupa aliran proses produksi, struktur organisasi, denah lokasi pabrik, sistem pengendalian mutu, dan formulir-formulir pengendalian mutu. Semua data tersebut diperoleh dari hasil pengisian kuesioner dan wawancara langsung dengan para kepala pabrik, asisten dan operator pelaksana. dan dokumen IS0 9002. Hasil kajian memperlihatkan bahwa sistem pengendalian mutu dilaksanakan perusahan yang berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh IS0 9002 yang dimulai dari masuknya bahan baku, pembuatan compound.proses produksi dipping pada produk sarung tangan karet, proses ekstrusi pada produk benang karet, dan produk akhir, masih perlu untuk lebih ditingkatkan penerapannya dengan cara lebih meningkatkan intensitas pengawasan pada bagian produksi yang sering mengalami ketidakwajaran, ini dikarenakan sebagain besar sumberdaya yang ada di kedua pabrik tersebut 70% lulusan SLTA, sehingga butuh pelatihan dan pengembangan yang lebih intensif dan terjadwal. Berdasarkan analisis diagram pareto? faktor dominan yang mempengaruhi produk cacat pada sarung tangan dari waktu kewaktu adalah: noda tipis yang berlebihan (53.1 %), selaput (I 8%). yunipalan besar (8.6%), cacat beadding ( 7.1%), tangan (7%). Sedangkan pada produk benang karet foktor-faktor dominan ketidaksesuaian tersebut adalah : benang hendol (28.3%), benang spoker (24.4%), benang berlubang akibat buih (16.5%). awal pruduksi (13%), benang lengket (7.9%), benang kecillbesar dalam pita (5.1 %). Hasil analisis dengan mengunakan diagram sebab akibat untuk produk sarung tangan karet menunjukan bahwa faktor-faktor yang menjadi penyebab timbulnya cacat pada produk sarung tangan karet adalah (a) faktor manusia yaitu perlu ditingkatkannya budaya mutu pada top level manajemen sampai karyawan, dan juga perlu ditingkatkannya motivasi atau perhatian yang diberikan oleh manajemen terhadap karyawan. Pelatihan yang diberikan selama ini sering terlambat dengan jadwal dan tidak sesuai dengan kebutuhan sehingga karyawan kurang memahami jika terjadi ketidakwajaran selama proses produksi berlangsung, (b) faktor bahan baku yaitu pada penyimpanan bahan baku lamtan dispersi dan solusi yang tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan, (c) faktor metode yaitu terjadinya larutan coagulant rusak yang disebabkan kurang telitinya pekeja dalam pencampuran bahan lateks dengan larutan-lamtan tersebut, (d) faktor lingkungan yaitu kondisi pabrik terlalu padat dan panas sehingga para karyawan sering tidak berada pada departemennya, (e) faktor mesin yaitu mesin roN beading sering tidak tepat posisinya, poros rantai sering macet kondisi ini disebabkan kurang sadamya para karyawan operasional produksi dalam merawat lingkungan ke janya, kondisi former (cetakan) yang sudah tidak layak untuk digunakan ini. Hasil analisis diagram sebab akibat untuk produk benang karet, menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengamhi terjadinya produk cacat tersebut adalah (a) faktor manusia yaitu belum tertanamnya budaya mutu pada top level manajemen sampai karyawan, manajemen hams lebih meningkatkan motivasi atau perhatian terhadap seluruh karyawan, pelatihan yang diberikan selama ini sering terlambat dengan jadwal dan tidak sesuai dengan kebutuhan sehingga karyawan kurang memahami jika terjadi ketidakwajaran selama proses produksi berlangsung, (b) faktor bahan baku yaitu adanya perubahan formula pembuatan larutan (solusi, dispersi dan emulsi) dari akibat penggantian bahan baku kimia, (c) Faktor metode yaitu dalam pembuatan contpund karyawan sering tidak sabar dalam mencampurkan larutan dispersi, solusi dan emulsi dengan larutan lateks, temperatur maturasi yang tidak standar sehinga maturasi compound tidak maksimal, (d) kondisi lingkungan yaitu lingkungan kerja sangat kotor dan lantai-lantai banyak yang sudah keropos, (e) faktor mesin yaitu banyaknya mesin proses yang bekerja tidak sesuai lagi dan standar kerja normal yang ditetapkan sehingga tidak dapat manghasilkan mutu yang maksimal seperti mesin pada pembuatan larutan yaitumoltening./homogenezer p ada pembuatan compound antara lain mesin pendingin (cliiller).jet filter dan pada proses ekstrusi yaitu pada mesin thermopack sering rusak. Berdasarkan hasil analisis dengan bagan kendali (conrrol chart) pada produk sarung tangan karet ~aitu dengan menggunakan peta kontrol P dapat disimpulkan bahwa peta kontrol tidak terkendali dimana proses berada di luar kendali atas (UCL = 0.0096)..sebanyak 6 hari, yaitu produksi bulan Juli pada tanggal 26 sedangkan produksi bulan Agustus pada tanggal 3, 4, 6, 30, dan 31. Proses di luar kendali bawah (0.00839) sebanyak 7 hari yaitu produksi bulan Juli pada tangyal 19.20.24, 27, dan 28 sedangkan untuk bulan Agustus pada tanggal 9 dan 27 Sedangkan hasil analisa peta kontrol P pada produk benang karet dapat dilihat bahwa proses berada di luar kendali-atas Proses berada di luar kendali atas (UCL = 0.06559) sebanyak 14 hari yaitu produksi bulan Agustus pada tanggal 3,4,5,16,18, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 29, 30, dan tanggal 31. Sedangkan proses di luar kendali bawah (0.03813) sebanyak l l hari yaitu produksi bulan Agustus pada tanggal 7,8, lO,ll, 12,13,14,17,24,27,dan 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang nyata menyebabkan besamya produk cacat pada sarung tangan karet maka akhimya digunakan analisis regresi berganda, dari hasil analisis tersebut diperoleh hail sebagai berikut :variasi besamya produk cacat sarung tangan karet yang dapat dijelaskan oleh model hasil tersebut sebesar 66,2%, sedangkan besamya jumlah produk cacat pada benang karet van+ yang dapat dijelaskan oleh hasil tersebut sebesar 61,1%. Akhirnya untuk mencegah agar dimasa mendatang produk cacat dan kerusakan mesin yang te rjadi, maka terlebih dahulu dianalisis dengan menggunakan teknik peramalan, dari hasil analisis time series diketahui bahwa produk cacat pada periode mendatang terdapat trend yang terus menurun dari waktu ke waktu (Yt = 29685.2-242.886*t, sedangkan kerusakan mesin yang terjadi digambarkan secara single exsponential smoorhing sebesar 2 unit/bulan. Dan untuk produk benang karet produk cacat digambarkan secara trend yang meningkat dari waktu ke waktu (Yt = 11453.8 + 11 8.836*t), sedangkan pada kerusakan mesin peramalannya digambarkan secara single exponential smoothing sebesar 14 unithulan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan disampaikan saran kepada manajemen antara lain yaitu : (1) Melakukan penelitian yang lebih lanjut tentang pencegahan kerusakan pada tiap unit mesin baik yang ada pada mesin proses pada sarung tangan karet maupun benang karet, penelitian yang disarankan yaitu dengan menggunakan teknik peramalan dengan metode simulasi antrian. (2) Kepada manajemen untuk lebih meningkatkan frekuensi pelatihan dan pengembangan terhadap seluruh karyawan operasional guna meningkatkan integritas dan wawasan seluruh karyawan. Pelatihan yang perlu ditingkatkan untuk saat ini antara lain pelatihan dalam ha1 pengetahuan statistikal proses kontrol. manajernen produksi dan operasi dan manajemen pengolahan industri karet (sarung tangan karet dan benang � karet). (3) Perlunya mempertimbangkan penggantian terhadap mesin dan peralatan baik spare part maupun peralatan baru pada kedua pabrik tersebut (4) Perlunya dilakukan henchn~arkingterhadap perusahan sejenis (5) Penerapan Stsatistical proses control (diagram pareto, diagram sebab akibat, dan bagan kendali mutu) sebagai alat pengendalian mutu yang berkesinambungan terhadap proses produksi perlu diterapkan oleh manajemen dan seluruh karyawan. (6)Meningkatkan intensitas pengawasan pada bagian pada bagia bahan baku hingga paroduk akhir yang dominan terjadi ketidaksesuaian.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kata Kunci : Pabrik lndustri Karet PT. Perkebunan Nusantara III, Benang karef Sarung tangan karet, Kaizen Pengendalian Mutu Statistikal (Staristical Process Control = SPC), Pareto, Bagan kendali mutu (control chart), Diagram sebab akibat, Regresi berganda, finte series, Studi kasus. � |
Subjects: | Manajemen Produksi dan Operasi |
Divisions: | Sekolah Bisnis > Perpustakaan |
Depositing User: | Staff-2 Perpustakaan |
Date Deposited: | 13 Mar 2014 06:52 |
Last Modified: | 13 Mar 2014 06:52 |
URI: | http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/1332 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |