Komaladewi, Nur (2012) Analisis pengaruh pengumuman ex-dividen date terhadap abnormal return emiten pada index lq 45 di bursa efek indonesia. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.
![]()
|
Text
R44-01-Nur-Cover.pdf - Published Version Download (526kB) |
|
![]()
|
Text
R44-02-Nur-Abstrak.pdf - Published Version Download (416kB) |
|
![]()
|
Text
R44-03-Nur-RingkasanEksekutif.pdf - Published Version Download (494kB) |
|
![]()
|
Text
R44-04-Nur-DaftarIsi.pdf - Published Version Download (552kB) |
|
![]()
|
Text
R44-05-Nur-Pendahuluan.pdf - Published Version Download (792kB) |
|
![]() |
Text
Tesis.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Abstract
Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada pemegang saham atau pemilik modal sendiri. Laba bersih ini sering disebut sebagai laba yang tersedia bagi pemegang saham. Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau menahannya untuk diinvestasikan kembali di dalam perusahaan. Kebijakan yang optimal pada suatu perusahaan adalah kebijakan yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa yang akan datang sehingga memaksimumkan harga saham. Terdapat 3 teori yang menggambarkan tentang dividen. Teori pertama di perkenalkan oleh Mondigliani dan Miller yang menyatakan bahwa nilai saham perusahaan bergantung pada pendapatan yang di produksi dari aset perusahaan, bukan dari pendapatan yang dibagi antara dividen dan retained earnings. Selanjutnya teori yang diperkenalkan oleh Gordon dan Lintner (1963) yang disebut teori Bird in The Hand Theory yang menjelaskan bahwa investor menilai ekspektasi dividen lebih tinggi daripada nilai ekspektasi capital gain karena nilai dividen lebih kecil resikonya daripada nilai expected return. Teori ke tiga adalah Tax Preference Theory yang di perkenalkan oleh Brennan (1970). Teori ini mengatakan bahwa investor lebih cenderung ingin memiliki dividen yang rendah di bandingkan dividen besar karena pajak yang dikenakan untuk pembayan dividen lebih tinggi daripada pajak yang dikenakan pada capital gain. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengkaji kinerja saham perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 periode 2005-2010 di Bursa efek Indonesia. Kinerja tersebut akan dibandingkan sebelum dan sesudahn ex-dividen date dengan menguji abnormal return yang signifikan pada periode pengamatan dengan menggunakan uji one sample t test. Selanjutnya juga digunakan uji paired simple t test untuk melihat perbedaan cumulative abnormal retun sebelum dan sesudah kejadian ex-dividen. Pada penelitian ini sampel juga akan di bagi kedalam dua kelompok penelitian yang pertama ada perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam kelompok Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan kelompok selanjutnya adalah perusahaan yang tergabung dalam kelompok Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Penelitian ini menggunakan metode Event study yang merupakan alat analisa yang digunakan untuk mengetahui apakah terjadi reaksi signifikan terhadap ex-dividen yang dihipotesakan, sehingga dapat mempengaruhi harga saham. Dalam event study waktu pengamatan terbagi kedalam 2 periode, yaitu periode pengamatan dan periode estmiasi. Periode estimasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 hari dan periode pengamatan yang digunakan adalah 21 hari. Metode perhitungan abnormal return yang digunakan adalah market model. Pada metode ini, Expected return menggunakan model yang diperoleh dari regresi return saham dengan market return pada periode peristiwa. Selanjutnya akan diuji signifikansi dari abnormal return dengan menggunakan uji one simple t test dan juga dilakukan paired simple t test untuk melihat ada tidaknya perbedaan abnormal return sebelum dan setelah ex-dividen. Hasil pengujian statistik deskriptif pada abnormal return nilai standard deviasi abnormal return sebelum ex-dividen adalah sebesar 0,003419799 dan nilai standard deviasi setelah ex-dividen adalah sebesar 0,003615313 perubahan nilai standard deviasi tersebut menunjukan setelah terjadinya peristiwa terdapat perubahan resiko yang di tunjukan dengan nilai standar deviasi yang berubah. Selanjutnya berdasarkan pengujian statistik deskriptif nilai rata-rata Cumulative Average Abnormal Return (CAAR) pada periode sebelum event date adalah -0,022% sedangkan rata-rata CAAR setelah event date adalah sebesar – 0,033%. Sehingga, jika investor memutuskan menahan saham dari periode H-10 hingga H-1 maka investor akan kehilangan kesejahteraan sebesar 0,022% dari nilai investasinya. Sedangkan jika investor memutuskan menahan saham dari periode H+1 hingga H+10 maka investor akan kehilangan kesejahteraan 0,033% dari nilai investasinya.Selanjutnya dilakukan uji t dengan one simple t test untuk melihat signifikansi nilai abnormal return. Hasil pengujian tersebut menunjukan bahwa terdapat nilai abnormal return positif yang signifikan pada H-2 Terdapatnya Abnormal Return disekitar hari ex-dividen menandakan bahwa peristiwa ex-dividen date memiliki kandungan informasi yang diterima oleh pasar. Signifikansi yang terjadi pada uji one simple t test tersebut mendukung dividen signaling theory yang menggambarkan bahwa aksi korporasi cash dividen akan memberikan signal kepada investor yang mencerminkan keadaan perusahaan Pada penelitian ini Average Abnormal Return memiliki nilai positif sehingga menunjukan bahwa aksi korporasi ex-dividen memberikan informasi yang positif pada pasar. Selanjutnya dilakukan uji paired simple t test pada Abnormal Return dan hasilnya menunjukan bawa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara tingkat return sebelum dan sesudah ex-dividen.Uji Paired simple t tetst juga dilakukan pada nilai Cumulative Abnormal Return yang hasilnya menunjukan tidak ada perbedaan rata-rata CAAR setelah peristiwa dan sebelum peristiwa. Hal tersebut berarti setelah ex-dividen tidak ada lagi informasi yang dapat di manfaatkan oleh investor. Pengelompokan perusahaan BUMN dan BUMS yang termasuk dalam LQ 45 pada tahun 2005-2010 dilakukan dalam penelitian ini. Perusahaan yang tergabung dalam kelompok BUMN adalah Aneka Tambang Tbk, Bank Rakyat Indonesia Tbk, Bank Mandiri Tbk, Perusahaan Gas Negara Tbk, Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, Telekomunikasi Indonesia Tbk. Uji-t yang dilakukan pada seluruh emiten BUMN yang tergabung dalam LQ45 pada periode pengamatan menunjukkan bahwa AR yang diterima tidak siginifikan. Nilai Cumulative Average Abnormal Return (CAAR) emiten BUMN terendah terjadi pada ex-dividen date dan nilai CAAR tertinggi terjadi pada H-1. Selanjutnya dilakukan pengujian paired simple t test pada abnormal retun BUMN dan juga Cumulative abnormal return. Hasil signifikansi 2 tailed nya menujukan nilai di atas 0,05 hal tersebut berarti tidak terdapat perbedaan rata-rata AR dan CAAR pada perusahaan BUMN. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada perusahaan BUMN peristiwa ex-dividen tidak mengandung informasi yang dapat di manfaatkan oleh investor. Kelompok perusahaan selajutnya adalah perusahaan yang tergabung dalam Badan Usaha Milik Swasta atau BUMS. Pada kelompok ini dilakukan uji one simple t test untuk melihat signifikansi dari nilai abnormal return. Hasilnya menunjukan terdapat nilai yang signifikan pada H-2 Terdapatnya Abnormal Return disekitar hari ex-dividen menandakan bahwa peristiwa ex-dividen memiliki kandungan informasi bagi pasar. Selanjutnya dilakukan uji t berpasangan pada abnormal Return dan cumulative abnormal return dengan uji paired simple t test. Hasilnya menunjukan tidak ada beda rata-rata sebelum dan sesudah peristiwa ex-dividen pada perusahaan BUMS. Implikasi manajerial yang dapat diberikan untuk investor adalah Dalam melakukan keputusan investasi di pasar modal, investor perlu memperhatikan perusahaan yang akan melakukan aksi korporasi cash dividen serta tanggal ex-dividen date karena secara statistik terbukti bahwa ex-dividen mengandung informasi dan investor dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk mendapatkan keuntungan. Investor yang ingin berinvestasi pada perusahaan BUMN dapat mempertimbangkan hasil penelitian ini yang berdasarkan pada perhitungan one simple test menyatakan bahwa tidak terjadi CAAR yang signifikan di seluruh periode pengamatan. Hal ini berati ex-dividen secara statistik tidak mengandung informasi yang signifikan pada perusahaan BUMN. Sedangkan pada perusahaan BUMS one simple t test menunjukan hasil yang signifikan pada H-2, hal tersebut mengindikasikan bahwa pada perusahaan BUMS ada informasi yang bisa di manfaatkan oleh investor untuk mendapatkan Abnormal Return. Implikasi manajerial yang dapat di berikan untuk emiten adalah berdasarkan signifikansi yang terjadi pada uji one simple t test pada perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 periode 2005-2010 hasilnya mendukung dividen signaling theory yaitu dividen sebagai isyarat yang mempunyai kandungan informasi atau sinyal yang dapat mempengaruhi investor dalam melakukan investasi di pasar modal juga menggambarkan bahwa aksi korporasi cash dividen akan memberikan signal kepada investor yang mencerminkan keadaan perusahaan. Kesimpulan pada penelitian ini engujian statistik seluruh sampel emiten yang melakukan cash dividen dengan event date yang diteliti adalah ex-dividen menghasilkan kesimpulan yang menyatakan bahwa ex-dividen date menyebabkan terjadinya abnormal return pada periode pengamatan (AR≠0). Selanjutnya hasil pengujian abnormal return pada perusahaan BUMN selama periode 2005 – 2010 mennggambarkan bahwa tidak adanya signifikansi sepanjang periode pengamatan hal tersebut mengindikasikan bahwa peristiwa ex-dividen tidak menggandung informasi sedangkan pada perusahaan BUMS signifikansi.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Dividen (Dividend), Saham (Stock), Risiko, Kinerja Saham, Studi, Peristiwa, Abnormal Return |
Subjects: | Manajemen Keuangan |
Depositing User: | Staff-8 Perpustakaan - |
Date Deposited: | 12 May 2012 04:49 |
Last Modified: | 19 Jun 2020 06:30 |
URI: | http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/1444 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |