Muswadi, Muswadi (2004) Kajian manajemen teknologi perusahaan teh: kasus pada pt. perkebunan nusantara vi kebun kayu aro kabupaten kerinci, jambi. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.
![]()
|
PDF
R27-01-Muswadi-Cover.pdf Download (91kB) |
|
![]()
|
PDF
R27-02-Muswadi-Abstrak.pdf Download (66kB) |
|
![]()
|
PDF
R27-03-Muswadi-RE.pdf Download (79kB) |
|
![]()
|
PDF
R27-04-Muswadi-Daftar_Isi.pdf Download (72kB) |
|
![]()
|
PDF
R27-05-Muswadi-Bab_1.pdf - Published Version Download (237kB) |
Abstract
MUSWADI, 2004. Kajian Manajemen Teknologi Perusahaan Teh (Kasus Pada PT Perkebunan Nusantara VI Kebun Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi). Di bawah bimbingan NAZIR HARJANTO dan ANAS MIFTAH FAUZI. Komoditas teh merupakan salah satu produk agribisnis Indonesia yang telah lama diusahakan dan mempunyai prospek yang cukup baik untuk terus dikembangkan sebagai sumber devisa. Sebagai negara pengekspor komoditas teh terbesar kelima di dunia setelah Srilanka, Kenya, RRC dan India, maka produktivitas dan kualitas teh yang dihasilkan perlu terus ditingkatkan sehingga dapat bersaing di pasar global. Ketatnya persaingan perdagangan teh di pasar dunia menyebabkan kondisi industri teh di Indonesia semakin terancam karena rendahnya produktivitas dan akses ke pasar internasional. Harga teh Indonesia saat ini berkisar antara 90 - 100 sen dollar AS, jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga komoditas teh asal Kenya dengan harga 140 sen dollar AS per kilogram pada standar kualitas yang relatif sama. Kebun Kayu Aro merupakan salah satu unit usaha dari PT Perkebunan Nusantara VI (Persero) Jambi - Sumatera Barat yang bergerak dalam bidang budidaya dan pengolahan teh. Perkebunan yang mulai diusahakan sejak tahun 1925 ini merupakan salah satu kebun teh terluas di dunia yang berada pada satu hamparan pada ketinggian 1.401 - 1.715 m dpl. Produksi rata - rata pertahun mencapai 5.978.969 kg teh kering yang diolah dengan sistem tradisional (ortodox rotorvan), dengan tujuan pemasaran mencapai 78,37% diekspor ke manca negara dan selebihnya diserap oleh pasar dalam negeri. Pengelolaan perkebunan yang bersifat padat karya dengan jumlah karyawan di tingkat budidaya yang banyak serta didukung fasilitas teknologi standar. Kapasitas produksi rata - rata perusahaan tahun 2001 - 2003 mencapai 95,90% dari RKAP merupakan tingkat produksi yang relatif baik dengan idle capacity sekitar 4,10%. Namun tingkat produksi ini belum dapat memberikan pendapatan yang menguntungkan perusahaan, hal ini ditunjukkan dengan tingginya harga pokok produksi bila dibandingkan dengan harga jual yang diterima perusahaan. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa penerapan manajemen teknologi pada PTPN VI Kebun Kayu Aro belum dilaksanakan secara optimal dan terintegarasi ditinjau dari empat aspek komponen teknologi (technoware, humanware, infoware dan orgaware). Untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas serta daya saing produk yang dihasilkan, maka perusahaan harus dapat mengoptimalkan manajemen teknologi.. Pengembangan manajemen teknologi harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan, dimana perusahaan harus dapat melihat posisinya dalam persaingan industri mengembangkan strategi teknologi dan strategi bisnis guna meningkatkan daya saing produk teh yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Melakukan kajian kondisi dan perkembangan perusahaan dalam memproduksi teh melalui Road Map Perkebunan (On - Farm, Off - Farm dan Bisnis), (2) Menganalisis komponen transformasi teknologi dan kemampuan teknologi yang diterapkan perusahaan dalam memproduksi teh, (3) Mengkaji alternatif strategi teknologi dan strategi bisnis yang dapat dikembangkan oleh PTPN VI Kebun Kayu Aro sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan. Penelitian difokuskan pada pengkajian Road Map Perkebunan (On - Farm, Off - Farm dan Bisnis) serta penerapan manajemen teknologi pada PTPN VI Kebun Kayu Aro. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan sampel dilakukan secara sengaja (purposive) dengan asumsi responden merupakan pihak yang berkepentingan serta mengetahui teknologi budidaya dan pengolahan teh perusahaan pembanding. Analisis yang dilakukan adalah kajian Road Map Perkebunan (On - Farm, Off - Farm dan Bisnis), kajian rantai produksi serta kajian manajemen teknologi. Data manajemen teknologi dianalisis menggunakan Manual Indicator Technology Industry yang dilanjutkan dengan Uji Mann - Whitney. Pengolahan data indikator transformasi teknologi dan kemampuan teknologi menggunakan Software Minitab ver 13. Hasil pengkajian terhadap Road Map Perkebunan (On-Farm) menunjukkan bahwa Kebun Kayu Aro memiliki persyaratan yang layak secara teknis untuk budidaya tanaman teh. Hal ini terlihat dari kondisi tanah dan agroklimat yang sangat cocok untuk tanaman teh, jenis varietas/klon yang sesuai untuk dikembangkan dapat disediakan perusahaan, sarana produksi dapat diperoleh dari pemasok, pemeliharaan tanaman dapat dilakukan sesuai dengan kultur teknis budidaya teh, sarana dan prasarana transportasi dapat menunjang kegiatan perkebunan serta hasil panen berupa pucuk teh dapat langsung diolah oleh pabrik perusahaan. Begitu pula kajian Road Map Perkebunan (Off- Farm) menunjukkan kemampuan perusahaan memproduksi teh sesuai dengan standar mutu perdagangan teh yang ditetapkan oleh Kantor Pemasaran Bersama PTPN. Kajian Road Map Perkebuan Bisnis menunjukkan bahwa teh hitam (orthodox) produksi Kebun Kayu Aro mampu bersaing dengan teh hitam (orthodox) yang diproduksi oleh perusahaan sejenis dilingkungan PTPN, namun masih berada di bawah keunggulan teh hitam jenis CTC yang diproduksi oleh sebagian besar perusahaan teh dilingkungan PTPN VIII. Melalui analisis rantai produksi diketahui adanya pengaruh idle capacity dan penurunan penyediaan bahan baku pucuk serta pengeluaran biaya tidak sesuai dengan RKAP yang menyebabkan tingginya realisasi harga pokok produksi dibandingkan dengan harga pokok produksi yang ditetapkan RKAP. Untuk meningkatkan produktivitas produksi, maka perusahaan harus melakukan koordinasi yang terpadu antar divisi dalam merencanakan operasional kegiatan di tingkat on-farm sampai ke off - farm. Sehingga pemenuhan kebutuhan bahan baku dan peningkatan kemampuan perangkat teknologi yang tersedia diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksi. Pengkajian manajemen teknologi pada indikator transformasi teknologi menunjukkan perusahaan memiliki perangkat teknologi dengan median 3 yang menunjukkan tingkat kecanggihan perangkat teknologi berkisar dari fasilitas manual, fasiltas bermotor sampai fasilitas untuk tujuan umum. Nilai yang diharapkan pada median 4 yaitu memiliki fasiltas bermotor, fasiltas untuk tujuan umum sampai fasiltas untuk tujuan khusus. Perangkat manusia memiliki kemampuan berkisar pada tingkat kemampuan memperbaiki, mereproduksi dan mengadaptasi teknologi dengan median 5, sedangkan kondisi diharapkan perusahaan yaitu pada tingkat kemampuan mereproduksi, mengadaptasi dan menyempurnakan dengan nilai median 6. Perangkat informasi (infoware) pada Kebun Kayu Aro memiliki nilai median 5, yang berarti memiliki tingkat kecanggihan informasi pada tahap menspesifikasi, menggunakan dan menghayati fakta dengan median 5. Keadaan ini dapat ditingkatkan lagi sesuai dengan harapan perusahaan pada median 7,5 yang menunjukkan tahap menghayati, menggeneralisasi dan pengkajian fakta. Pada perangkat organisasi (orgaware) kemampuan perusahaan berada pada tingkat mencari bentuk pola kerja, menetapkan pola kerja dan menciptakan pola kerja dengan median 3. Sedangkan kondisi yang diharapkan perusahaan adalah mempunyai median 5 yang berarti pada tingkat kemampuan menciptakan pola kerja, melindungi pola kerja dan menstabilkan pola kerja. Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh RKAP, maka perusahaan perlu mengoptimalkan penggunaan perangkat teknologi yang dimiliki dan penambahan beberapa unit conveyor untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksi. Peningkatan kemampuan sumberdaya manusia, peningkatan penggunaan dan pencarian informasi harus menjadi perhatian perusahaan dalam mendukung peningkatan kinerja perangkat organisasi. Hasil penilaian terhadap indikator kemampuan teknologi menunjukkan tingkat kemampuan teknologi Kebun Kayu Aro berada pada tingkat kemampuan terbaik di lingkungan PTPN VI dengan median 3. Nilai yang diharapkan perusahaan adalah dengan median 4,5, yang berarti pada tingkat kemampuan sebanding dengan perusahaan sejenis di PTPN dan menuju yang terbaik di lingkungan PTPN dalam industri teh. Untuk meningkatkan kemampuan teknologi, perusahaan harus dapat meningkatkan kecanggihan indikator transformasi teknologi (technoware, humanware, infoware dan orgaware) sesuai dengan harapan perusahaan. Karena katangguhan komponen transformasi teknologi secara langsung mempengaruhi tingkat kemampuan teknologi yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan kajian manajemen teknologi dengan memperhatikan Road Map Perkebunan (On - Farm, Off - Farm dan Bisnis) pada PTPN VI Kebun Kayu Aro, maka strategi yang telah diterapkan oleh perusahaan selama ini mengarah kepada strategi pemanfaatan teknologi (Technology Eksploiter Strategy) dan strategi unggul mutu (Quality Leadership). Untuk keberlanjutan usaha maka perusahaan harus melakukan perbaikan yang terus menerus pada empat komponen teknologi (technoware, humanware, infoware dan orgaware). Dengan melakukan koordinasi yang baik antar divisi dalam perusahaan diharapkan penyusunan RKAP dan pelaksanaannya dapat terlaksana dengan baik sehingga dapat meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan. Strategi saat ini yang dapat dikembangkan ke depan adalah mempertahankan strategi pemanfataan teknologi (Technology Eksploiter Strategy) yang dintegrasikan dengan strategi unggul harga (Price Leadership). Perusahaan harus memaksimalkan pemanfaatan perangkat teknologi serta melakukan perencanaan anggaran yang proporsional dan meningkatkan efisiensi biaya produksi. Untuk meningkatkan daya saing produk dalam industri teh yang sangat ketat, perusahaan harus mengoptimalkan pemanfaatan perangkat teknologi ditingkat on - farm dan off - farm. Peningkatan dan pencarian informasi sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan teknologi dan melihat peta persaingan dalam industri. Dengan ditetapkannya Kebun Kayu Aro sebagai Strategic Business Unuit (SBU) dilingkungan PTPN VI, maka manajemen perusahaan harus mampu membuat kebijakan - kebijakan strategik dalam pengalokasian dan pemanfaatan sumberdaya perusahaan. Senior Manejer perlu mengusulkan ke Kantor Direksi untuk membentuk Divisi Pemasaran yang belum tercakup dalam struktur SBU untuk memperkuat struktur organisasi dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan dimasa yang akan datang.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Teh, PTPN VI Kebun Kayu Aro, Road Map Perkebunan, Manajemen Teknologi, Manual Indicator Technology Industry, Mann-Whitney, Strategi Teknologi, Strategi Bisnis |
Subjects: | Manajemen Teknologi |
Depositing User: | Staff-1 Perpustakaan |
Date Deposited: | 26 Jul 2012 08:15 |
Last Modified: | 26 Jul 2012 08:15 |
URI: | http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/1501 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |