Analisis loss produksi dengan pendekatan total quality management (studi kasus di pt. metiska farma)

Sari, Yulinda Ria (2010) Analisis loss produksi dengan pendekatan total quality management (studi kasus di pt. metiska farma). Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.

[img]
Preview
Text
R40-01-Ria-Cover.pdf - Published Version

Download (370kB)
[img]
Preview
Text
R40-02-Ria-Abstrak.pdf - Published Version

Download (325kB)
[img]
Preview
Text
R40-03-Ria-RingkasanEksektif.pdf - Published Version

Download (325kB)
[img]
Preview
Text
R40-04-Ria-DaftarIsi.pdf - Published Version

Download (342kB)
[img]
Preview
Text
R40-05-Ria-Pendahuluan.pdf - Published Version

Download (664kB)
[img] Text
Tesis.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
Official URL: http://elibrary.mb.ipb.ac.id

Abstract

Perubahan yang sangat cepat yang terjadi di dunia bisnis menyebabkan kompetisi di antara pemain-pemain bisnis menjadi semakin nyata. Peningkatan tingkat kompetisi tersebut ditandai dengan permintaan yang berfluktuasi, penurunan tingkat loyalitas konsumen, dan semakin singkatnya siklus hidup produk. Semakin tinggi tingkat persaingan, konsumen semakin diuntungkan karena banyaknya pilihan produk atau jasa yang ada. Oleh karena itu konsumen semakin kritis terhadap kualitas dari produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Perhatian penuh terhadap kualitas menjadi persyaratan mutlak, karena pada umumnya pelanggan menginginkan produk yang lebih cepat (faster), lebih murah (cheaper), dan lebih baik (better). Kualitas pada defenisi strategik adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan. Kualitas juga sering diartikan sebagai kepuasan pelanggan atau dikonformasi terhadap kebutuhan atau persyaratan. Dalam industri farmasi, pengendalian mutu merupakan bagian esensial dari Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Keterlibatan dan komitmen semua pihak yang berkepentingan pada semua tahap merupakan keharusan untuk mencapai sasaran mutu mulai dari awal pembuatan sampai kepada distribusi produk jadi. Pengendalian mutu tidak terbatas pada kegiatan laboratorium. Tapi juga harus terlibat dalam semua keputusan yang terkait dengan mutu produk. Ketidaktergantungan pengendalian mutu dari produksi dianggap hal yang fundamental agar pengendalian mutu dapat melakukan kegiatan dengan memuaskan. Pengawasan mutu dalam industri farmasi menjadi lebih terdorong lagi kearah Pengendalian Mutu Total. Kebijakan produsen farmasi untuk mengembangkan dan mengoptimalkan jumlah produksi dapat dilakukan dengan cara memperhatikan dan memperbaiki seluruh proses dari awal produksi sampai dengan produk tiba ke tangan konsumen. PT. Metiska Farma adalah salah satu industri farmasi yang telah memperoleh CPOB untuk produknya dalam bentuk tablet, kapsul, dan suspensi. Pengawasan mutu di PT. Metiska Farma dalam menjaga kualitas mutu dilapangan dilakukan oleh Quality Control. Permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut : (1) Bagaimana sistem produksi pada PT. Metiska Farma, (2) Bagaimana loss produksi yang terjadi pada proses produksi, (3) Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya loss produksi pada proses produksi, (4) Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya loss produksi pada proses produksi. Tujuan penelitian adalah : (1) Menganalisis sistem produksi di PT. Metiska Farma, (2) Mengidentifikasi jenis loss produksi yang terjadi pada proses produksi, (3) Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya loss produksi pada proses produksi, (4) Merumuskan upaya-upaya yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengurangi loss produksi yang terjadi. Penelitian ini dibatasi pada identifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya loss produksi dan alternatif solusi untuk mengurangi loss produksi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode statistik pengendalian mutu yang bersifat studi kasus, sehingga akan diperoleh gambaran yang luas mengenai subyek yang diteliti. Pengamatan dilaksanakan selama proses produksi berlangsung untuk memahami permasalahan dan penyimpangan yang terjadi. Selain pengamatan, wawancara dan diskusi juga dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor sebab akibat terjadinya loss produksi dan mencari alternatif solusi permasalahan. Teknik pengambilan contoh dilakukan setiap kali proses produksi berlangsung selama 3 bulan. Banyaknya contoh atau sampel (subgrup) yang diambil adalah 40 sampel untuk setiap batch . Sampel yang diambil adalah sampel kemasan strip untuk sediaan padat. Data yang tersedia adalah data variabel, maka setiap contoh dapat dilakukan pengamatan sebanyak 5 kali pengamatan. Data dianalisis menggunakan alat analisis diagram pareto, analisis diagram sebab akibat yang diverifikasi dengan analisis peta kontrol dan analisis index kapabilitas proses, solution tree, dan diagram matrix atau QFD solution. Data laporan pemeriksaan yang telah diperoleh, diolah dan dianalisis dengan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui permasalahan loss produksi yang paling dominan. Analisis mengenai faktor-faktor penyebab permasalahan loss produksi yang terjadi dilakukan dengan menggunakan diagram sebab-akibat. Analisis peta kontrol digunakan untuk mengetahui apakah proses berada dalam batas kendali atau tidak sedangkan analisis indeks kapabilitas proses dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan proses dalam memenuhi spesifikasi yang diperlukan. Dari analisis sistem produksi yang berlangsung di PT. Metiska Farma menjelaskan bahwa proses produksi yang dilaksanakan adalah proses produksi terus-menerus sehingga pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan ini merupakan pelaksanaan proses produksi dengan cara dan urutan yang sama dari waktu ke waktu. Dalam kegiatan operasionalnya, divisi produksi selalu berpedoman pada forecast (peramalan) produksi yang dibuat oleh asisten manajer produksi. Data forecast tersebut didapat dari data perencanaan produksi dan stock minim obat dari bagian PPIC dan order dari bagian marketing. Rencana produksi yang telah dibuat dituangkan dalam surat perintah produksi yang disebut Prosedur Tetap (Protap) yang berisi semua catatan yang berhubungan dengan proses produksi. Keberhasilan perencanaan produksi dapat tercapai jika adanya koordinasi dari berbagai unit dalam perusahaan tersebut, misalnya dengan bagian teknik dan pengolahan. Obat-obatan yang diutamakan untuk diproduksi adalah permintaan obat dari bagian marketing, hal ini dikarenakan obat yang dibutuhkan harus segera disalurkan oleh pihak distributor. Analisis diagram sebab akibat memperlihatkan bahwa faktor yang menyebabkan loss produksi adalah faktor mesin, faktor manusia, faktor pengukuran dan faktor bahan baku. Faktor personil yang turut mempengaruhi loss produksi adalah kurangnya disiplin operator dan asisten operator mesin dalam menjalankan prosedur yang ada. Masalah lain yang timbul adalah kurang adanya pengawasan dari atasan baik secara berkala ataupun inspeksi mendadak dan tidak adanya pemberian sanksi yang tegas pada operator yang membuat kesalahan sehingga operator bekerja tidak disiplin dan tidak hati-hati yang akhirnya prosedur yang ada tidak dilaksanakan dengan baik serta mengakibatkan waktu yang ada terbuang secara percuma. Faktor mesin yang mempengaruhi loss produksi adalah mesin yang sudah tergolong tua serta kurangnya preventive maintenance. Faktor pengukuran yang mempengaruhi yaitu terjadinya kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh alat ukur yang digunakan sudah harus dikalibrasi. Faktor bahan baku yang mempengaruhi yaitu kerusakan bahan baku pengemas. Dari keempat faktor tersebut, faktor mesin, pengukuran dan personil dianggap memberikan kontribusi utama dalam loss produksi. Berdasarkan analisa diagram Pareto, diketahui bahwa pada proses stripping dan packing menghasilkan persentase loss yang paling tinggi, seperti pada proses forming, draw off, sealing dan labelling. Hal ini disebabkan karena mesin yang dipakai pada proses tersebut tergolong mesin tua. Preventive maintanance juga kurang dijalankan karena keterbatasan personil dan tingginya aktivitas produksi. Sementara itu dari hasil pemantauan dengan menggunakan peta X dan R, terdapat beberapa titik yang berada diluar batas kendali. Dengan demikian proses tidak berada dalam keadaan terkendali secara statistikal dengan kata lain proses tidak stabil, sedangkan dari analisis kapabilitas proses diketahui bahwa terjadi variasi proses yang cukup tinggi dan proses dianggap tidak mampu memenuhi spesifikasi yang ditargetkan, proses tersebut yaitu pada saat pemotongan polycello dan PVC, pembentukan buletan atau lubang lingkaran yang tidak sama pada kemasan strip, serta proses perekatan antara PVC dan polycello yang mengindikasikan sebagian besar kemasan strip yang diproduksi tidak mengalami perekatan yang sempurna atau kemasan mengalami kebocoran. Lebar pemotongan yang lebih besar, kebocoran kemasan serta pembentukan buletan yang terlalu kecil dianggap menyimpang dari spesifikasi atau target yang telah ditetapkan. Dari analisis diagram matrix didapat prioritas alternatif solusi yang dapat dilakukan manajemen yaitu pelatihan terhadap operator mesin, melakukan validasi dan kalibrasi alat, pembuatan checklist kondisi mesin, pembelian atau penggantian dan perbaikan suku cadang, membuat prosedur penanganan masalah produksi pada mesin, dan melakukan peningkatan disiplin karyawan.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Total Quality Management, Quality Control, Process Capability Index TQM, Pengendalian Kualitas, Indeks Kapabilitas Proses.
Subjects: Manajemen Produksi dan Operasi
Depositing User: SB-IPB Library
Date Deposited: 10 Mar 2014 09:09
Last Modified: 17 Mar 2023 04:35
URI: http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/1696

Actions (login required)

View Item View Item