Andrida, Rini (2010) Analisis efektivitas program raskin dan kepuasan rumah tangga penerima manfaat di dki jakarta. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.
![]()
|
Text
8EK-01-Rini-Cover.pdf - Published Version Download (352kB) |
|
![]()
|
Text
8EK-02-Rini-Abstrak.pdf - Published Version Download (375kB) |
|
![]()
|
Text
8EK-03-Rini-RingkasanEksekutif.pdf - Published Version Download (325kB) |
|
![]()
|
Text
8EK-04-Rini-DaftarIsi.pdf - Published Version Download (337kB) |
|
![]()
|
Text
8EK-05-Rini-Pendahuluan.pdf - Published Version Download (654kB) |
|
![]() |
Text
Tesis.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan 1997 menyebabkan ketahanan pangan berada pada posisi yang sangat rawan. Mulai Juli 1998 pemerintah menerapkan kebijakan targeted price subsidy atau Operasi Pasar Khusus (OPK). Keluarga miskin yang rawan pangan diberikan jatah beras murah dengan harga Rp 1.000,- per kg atau 54 persen dari harga beras di pasar umum saat itu. Program ini kemudian dikenal sebagai Program Raskin (Beras Bersubsidi Untuk Rumah Tangga Miskin) yang bertujuan untuk memberikan perlindungan sosial dan menjamin akses rakyat miskin terhadap pangan. Keberhasilan pelaksanaan program Raskin didasarkan pada enam indikator ketepatan yang terdiri dari tepat sasaran, jumlah, harga, waktu, administrasi dan kualitas. Penelitian ini mendalami permasalahan yang berkaitan dengan efektivitas pelaksanaan Raskin dan tingkat kepuasan Rumah Tangga Sasaran (RTS) terhadap pelayanan Program Raskin. Efektivitas dinilai dari ketepatan sasaran penerima manfaat, jumlah beras yang dibagikan, harga tebus Raskin di titik distribusi, ketepatan waktu pendistribusian dan ketepatan kualitas berasnya. Kepuasan RTS dinilai dari perbandingan kinerja Raskin yang diterima selama ini dengan harapan terhadap Raskin. Perbedaan antara kinerja dan harapan RTS menyebabkan terjadinya gap atau kesenjangan. Aspek-aspek permasalahan dalam penelitian ini terkait dengan (1) Bagaimana tingkat efektivitas dan kepuasan pelaksanaan Raskin di DKI Jakarta, (2) Tingkat kinerja dan harapan RTS terhadap pelaksanaan Program Raskin selama ini, (3) Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan RTS secara umum, (4) Strategi peningkatan efektivitas Raskin. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis tingkat efektivitas dan kepuasan pelaksanaan Raskin di DKI Jakarta, (2) Menganalisis tingkat kinerja dan harapan RTS terhadap pelaksanaan Program Raskin selama ini, (3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan RTS terhadap Program Raskin, (4) Merumuskan strategi peningkatan efektivitas Raskin. Penelitian dilakukan di DKI Jakarta dengan sampel lima kelurahan yang melibatkan RTS dan Tim Koordinasi Raskin selama dua bulan yaitu bulan Mei – Juni 2010. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan survei. Data yang dihimpun dalam penelitian ini meliputi data sekunder dan data primer. Penentuan responden dilakukan dengan non probability sampling. Pengambilan ukuran sampel dilakukan dengan menggunakan rule of thumb dari Structural Equation Modeling (SEM). Jumlah variabel indikator yang menyusun model SEM pada penelitian adalah sebanyak 25 variabel indikator sehingga penelitian ini menggunakan jumlah sampel sebanyak 125 orang. Pada penelitian ini variabel kepuasan RTS dikembangkan dengan model SERVQUAL. Model dibangun dengan dua variabel, yaitu variabel laten dan variabel indikator. Variabel laten terdiri dari lima variabel laten eksogen yakni tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy serta dua variabel laten endogen yakni efektivitas dan kepuasan. Masing-masing variabel laten ini disusun oleh komponen variabel pembentuknya yang disebut sebagai indikator eksogen untuk variabel laten eksogen dan indikator endogen untuk variabel laten endogen. Metode pengolahan dan analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, structural equation modeling, Gap analysis dan customer satisfaction index. Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai karakteristik umum RTS Penerima Raskin dan proses pendistribusian beras. Structural equation modeling (SEM) memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas dan kepuasan. Analisis kesenjangan/ Analisis Gap digunakan untuk mengetahui dan mengukur kinerja yang diberikan petugas dengan harapan RTS terhadap atribut tersebut. Customer satisfaction index (CSI) untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan. Berdasarkan hasil analisis, umumnya penerima manfaat berjenis kelamin perempuan dan berada pada usia produktif atau berumur antara 30 – 50 tahun, artinya penerima manfaat adalah rumah tangga yang masih potensial untuk berkarya dan bekerja sesuai dengan kemampuannya, namun tidak tertampung dalam lapangan kerja formal akibat berbagai faktor penyebab. Lebih dari setengah responden hanya mengenyam pendidikan dasar dan menengah pertama. Hal ini menyebabkan responden kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan di sektor formal yang mensyaratkan tingkat pendidikan yang baik. Sebagian besar responden adalah rumah tangga dengan penghasilan di sekitar batas garis kemiskinan. Berbagai pendekatan ketepatan Raskin (Indikator Enam Tepat) akan sangat berpengaruh terhadap efektivitas dan kepuasan konsumen serta penilaian terhadap Program Raskin secara keseluruhan. Responden secara umum telah memiliki tingkat kepuasan yang tinggi yaitu sebesar 85,60 persen. Sebagian besar RTS (72,80 persen) menganggap bahwa sasaran penerima Raskin sudah tepat; sedangkan terhadap jumlah beras yang dibagikan, sebanyak 65,60 persen RTS menyatakan sudah tepat. Ketepatan Harga Raskin menurut 58,40 persen responden sudah tepat; sedangkan menurut 83,2 persen responden, kedatangan beras Raskin sudah sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Lebih dari setengah responden (53,60 persen) menyatakan puas terhadap beras Raskin, meskipun kualitasnya tidak sesegar beras yang ada di pasar umum, namun masih dapat diterima untuk dikonsumsi. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis gap menunjukkan bahwa umumnya kinerja atribut pelayanan Raskin masih berada di bawah harapan RTS. Namun demikian, terdapat lima atribut yang bernilai positif dan satu atribut bernilai nol. Nilai kesenjangan tertinggi terjadi pada atribut Jumlah beras yang dibagikan sesuai dengan kebutuhan RTS (X7) sebesar -1,54. Artinya, harapan RTS terhadap jumlah beras yang sesuai dengan kebutuhan keluarga masih belum terpenuhi oleh alokasi Raskin yang dibagikan setiap bulan. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa seluruh dimensi memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan. Dimensi reliability memiliki pengaruh terkuat terhadap efektivitas/kepuasan yaitu sebesar 0,69. Secara berurutan, dimensi empathy memiliki pengaruh terkuat kedua yaitu 0,62, dimensi tangible memiliki besar pengaruh 0,60, dimensi responsiveness memiliki besar pengaruh 0,56 dan dimensi assurance memiliki besar pengaruh 0,54. Variabel indikator eksogen X1 sampai dengan X25 mempunyai nilai uji-t lebih besar dari 1,96, sehingga variabel-variabel indikator tersebut memiliki hubungan yang signifikan terhadap masing-masing variabel latennya. Hal yang sama juga terjadi untuk variabel indikator Y1 sampai dengan Y6. Berdasarkan analisis CSI diketahui bahwa nilai indeks kepuasan pelanggan secara keseluruhan sebesar 82,79 persen. Strategi peningkatan efektivitas Raskin dan peningkatan kepuasan RTS adalah dengan memperbaiki indikator-indikator prioritas yang tersebar di seluruh dimensi pembentuk kepuasan. Untuk dimensi tangible adalah penentuan alokasi beras bagi RTS oleh pemerintah harus sesuai dengan kebutuhan, agar kepuasan terhadap program lebih meningkat. Selain itu, disarankan untuk lebih mengaktifkan upaya pengecekan kualitas dan kuantitas beras yang diterima oleh petugas di kelurahan. Pemantauan oleh Tim Raskin kecamatan dan kelurahan dalam dimensi reliability perlu dilakukan secara rutin dan terjadwal. Dengan monitoring apabila terjadi permasalahan di lapangan lebih cepat terdeteksi dan ditemukan solusinya. Diperoleh informasi bahwa di DKI Jakarta pemantauan tidak rutin dilakukan oleh Tim Raskin. Dalam dimensi responsiveness indikator prioritas tertinggi adalah petugas siap mengganti beras berkualitas jelek atau beratnya kurang (X16); Petugas menanggapi keluhan dari RTS dan masyarakat secara umum (X14); dan Petugas menanggapi saran dari RTS dan masyarakat luas (X15). Dalam hal ini, pihak pengelola Raskin perlu lebih tegas menerapkan pengecekan beras pada saat penyerahan Pada dimensi assurance, indikator prioritas yang perlu diperbaiki adalah Pelaksana memastikan harga Raskin Rp. 1.600/kg di Kelurahan (X19) dan Pelayanan yang diberikan petugas di tempat pembagian beras sesuai dengan keinginan RTS (X10) serta RTS yakin keamanan pada saat pendistribusian Raskin dijamin petugas (X20). Strategi peningkatan efektivitas Raskin yang dapat diberikan kepada pengelola Raskin untuk dimensi ini adalah mengintensifkan sosialisasi, monitoring dan evaluasi terhadap para pelaksana Raskin di berbagai tingkat.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Raskin, Household beneficiaries Satisfaction, Effectiveness, Structural Equation Modeling, Gap Analysis, and Customer Satisfaction Index. Raskin, Efektivitas, Indikator enam Tepat, Rumah Tangga Sasaran (RTS), Tingkat Kepuasan RTS, Structural Equation Modeling, Analisis Gap. Raskin, Household beneficiaries Satisfaction, Effectiveness, Structural Equation Modeling, Gap Analysis, and Customer Satisfaction Index. |
Subjects: | Manajemen Strategi |
Depositing User: | SB-IPB Library |
Date Deposited: | 13 Mar 2014 04:41 |
Last Modified: | 10 Mar 2023 07:17 |
URI: | http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/1713 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |