Analisis tingkat kesehatan bank xyz

Purnamawati, Dyah Anisa (2011) Analisis tingkat kesehatan bank xyz. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.

[img]
Preview
Text
E31-01-Dyah-Cover.pdf - Published Version

Download (341kB)
[img]
Preview
Text
E31-02-Dyah-Abstrak.pdf - Published Version

Download (327kB)
[img]
Preview
Text
E31-03-Dyah-RingkasanEksekutif.pdf - Published Version

Download (329kB)
[img]
Preview
Text
E31-04-Dyah-DaftarIsi.pdf - Published Version

Download (353kB)
[img]
Preview
Text
E31-05-Dyah-Pendahuluan.pdf - Published Version

Download (637kB)
[img] Text
Tesis.pdf
Restricted to Registered users only

Download (887kB)
Official URL: http://elibrary.mb.ipb.ac.id

Abstract

Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peranan pokok sebagai intermediary, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman. Selain itu, bank juga berfungsi sebagai fasilitator bagi setiap transaksi dalam masyarakat melalui jasa pelayanan lainnya. Dalam menjalankan bisnis perbankan, faktor kepercayaan dari masyarakat atau nasabah merupakan faktor yang paling utama. Tanpa kepercayaan masyarakat, bank akan kesulitan dalam menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan sebagai lembaga intermediasi akan menimbulkan tekanan-tekanan dalam sektor keuangan (financial distress). Untuk mendapatkan dan mempertahankan kepercayaan masyarakat, industri perbankan harus diatur dan diawasi dengan ketat melalui berbagai regulasi. Berbagai paket kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah. Kebijakan ini memberikan arahan dalam pengelolaan perbankan. Sejak dikeluarkannya berbagai paket deregulasi bidang perbankan, terutama PAKTO 88 telah menyebabkan industri perbankan menjadi industri yang turbulance. Jumlah bank berkembang dengan sangat pesat. Di sisi lain, arus globalisasi semakin meningkat, bank-bank yang diijinkan beroperasi di Indonesia tidak hanya berasal dari bank-bank lokal tetapi bank-bank yang berasal dari seluruh dunia berhak untuk masuk dan beroperasi di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat persaingan di industri perbankan semakin ketat. Kinerja bank yang sehat dan solid menjadi suatu keharusan agar bank-bank dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat. Tingkat kesehatan suatu bank merupakan indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pengelolaan suatu bank dalam suatu periode tertentu. Kemajuan dunia perbankan dimulai sejak tahun 1980-an ketika dikeluarkannya serangkaian paket-paket deregulasi. Kemudian terjadi kemunduran total akibat krisis ekonomi pada tahun 1997. Krisis ini telah menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat dalam dan luar negeri terhadap perbankan Indonesia menurun drastis, sebagian besar bank dalam keadaan tidak sehat. Setelah krisis ekonomi tahun 1997, perbankan dihadapkan kembali dengan krisis finansial global. Krisis ini terjadi pada semester kedua tahun 2008 yang ditandai oleh bangkrutnya Lehman Brothers, bank investasi terbesar keempat di Amerika Serikat. Krisis tersebut menimbulkan kekacauan dan kepanikan di pasar keuangan global, termasuk Indonesia. Perbankan Indonesia menderita capital outflow yang menyebabkan dana pihak ketiga mengalami penurunan dan dana antar bank atau Pasar Uang Antar Bank terhenti atau mengalami kemacetan, sehingga tingkat likuiditas perbankan terganggu. Dalam situasi likuiditas yang ketat, industri perbankan berusaha untuk mempertahankan dana-dana yang dimiliki guna mengantisipasi terjadi penarikan dana oleh nasabah. Bank-bank saling bersaing merebut dana masyarakat dengan menawarkan suku bunga simpanan yang tinggi, sehingga biaya dana (cost of fund) semakin mahal dan berdampak terhadap penurunan laba. Berdasarkan data statistik Bank Indonesia per Desember 2008, laba bank-bank umum setelah pajak diperkirakan turun sebesar Rp. 3,86 triliun dari posisi bulan sebelumnya. Penurunan laba ini tidak hanya disebabkan oleh biaya dana (cost of fund) yang semakin tinggi, tetapi juga adanya beban yang meningkat akibat kerugian transaksi valuta asing. Selain itu, krisis finansial global telah menyebabkan kualitas asset yang dimiliki oleh bank pun mengalami penurunan. Penurunan kualitas asset ini disebabkan oleh nilai surat berharga yang dipegang oleh bank mengalami kemerosotan dan kemampuan debitur membayar kewajiban kepada bank berkurang akibat kinerja usaha yang menurun. Penurunan kualitas asset ini berdampak pula terhadap permodalan bank. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini meliputi: (1) Bagaimana tingkat kesehatan Bank XYZ? (2) Upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh Bank XYZ untuk memperbaiki atau meningkatkan tingkat kesehatan bank? (3) Bagaimana sensitivitas Bank XYZ terhadap risiko pasar? Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesehatan Bank XYZ, merumuskan tindakan atau kebijakan yang perlu dilakukan oleh Bank XYZ untuk meningkatkan tingkat kesehatannya, dan menganalisis sensitivitas Bank XYZ terhadap risiko pasar. Ruang lingkup penelitian adalah penilaian kesehatan Bank XYZ menggunakan metode CAMELS. Penelitian menganalisis kinerja Bank XYZ dalam periode tahun 2008 dan 2009 dengan menggunakan data triwulanan. Seluruh data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari publikasi Bank XYZ, Bank Indonesia, literatur lainnya, serta wawancara dengan pihak manajemen. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus pada salah satu bank go public, yaitu Bank XYZ. Studi kasus dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan triwulanan Bank XYZ tahun 2008 dan 2009 dan data publikasi lainnya. Proses pengumpulan, pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dimulai sejak Bulan Agustus 2010 sampai dengan Februari 2011. Data dianalisis secara deskriptif, kualitatif dan kuantitatif untuk menentukan kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMELS (Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Kesehatan Bank Umum). Dari hasil analisis kesehatan bank tersebut dilakukan analisis secara deskriptif untuk menentukan upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh Bank XYZ dalam mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya. Penilaian kesehatan bank dilakukan melalui pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank, yaitu faktor Permodalan (Capital), Kualitas Asset (Assets Quality), Manajemen (Management), Rentabilitas (Earning), Likuiditas (Liquidity) dan Sensitivitas terhadap Risiko Pasar (Sensitivity to Market Risk) yang disebut sebagai konsep CAMELS. Penilaian ini mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari setiap komponen dan faktor penilaian. Sebagai pembanding judgement dalam proses penetapan peringkat setiap faktor dan komposit bank digunakan metode rata-rata sebagai upaya mengkuantifikasikan unsur subjektivitas dalam judgement tersebut. Metode tersebut dilakukan dengan merata-ratakan setiap peringkat komponen untuk menentukan peringkat faktor dan merata-ratakan setiap peringkat faktor untuk menentukan peringkat komposit kesehatan bank. Peringkat komposit yang dihasilkan mencerminkan kondisi kesehatan bank tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kesehatan Bank XYZ untuk setiap periode triwulanan tahun 2008 dan 2008 mendapatkan peringkat 2 (sehat). Ini mengindikasikan bahwa bank tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan, namun bank masih memiliki kelemahan-kelemahan minor yang dapat segera diatasi dengan tindakan rutin. Perkembangan tingkat kesehatan Bank XYZ secara keseluruhan dari tahun ke tahun menunjukkan kondisi yang baik. Walaupun secara keseluruhan Bank XYZ dinyatakan sehat, namun masih terdapat beberapa komponen yang kinerjanya perlu ditingkatkan. Komponen-komponen tersebut meliputi Trend ke Depan KPMM, Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan (APYD) dibandingkan dengan Modal Bank, Rencana Permodalan untuk Mendukung Pertumbuhan Usaha, Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan dibandingkan dengan Total Aktiva Produktif, Rasio Debitur Inti Kredit di luar Pihak Terkait dibandingkan dengan Total Kredit, Kinerja Penanganan Aktiva Produktif Bermasalah, ROA, ROE, BOPO dan Rasio Deposan Inti Terhadap Total Dana Pihak Ketiga. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk memperbaiki kinerja komponen-komponen tersebut. Dilihat dari sensitivitas terhadap risiko pasar tampak bahwa setiap periode triwulanan tahun 2008 dan 2009 menunjukkan kinerja yang sehat. Ini mengindikasikan bahwa risiko pasar yang dihadapi Bank XYZ relatif rendah. Modal atau cadangan yang dibentuk mampu men-cover risiko pasar, baik resiko suku bunga maupun nilai tukar. Bank XYZ telah membentuk modal atau cadangan sesuai dengan potential loss yang mungkin terjadi akibat portofolio yang dibentuk. Sehingga jika kerugian tersebut terjadi, hal tersebut tidak akan menggerus modal yang diperuntukkan bagi operasional bank dan bank masih dapat beroperasi dengan baik. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi masukan bagi bank XYZ dalam menjalankan operasional usahanya, antara lain: (1) Penghimpunan modal dapat dilakukan dengan cara right issue, kapitalisasi dividen, penerbitan obligasi, dan pinjaman subordinasi, (2) Untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah, Bank XYZ perlu mengutamakan prinsip kehati-hatian (prudential banking) dalam memberikan kredit, setiap analis perlu diberikan pelatihan secara berkala untuk meningkatkan kemampuan analisanya dan Divisi Resiko Kredit dilibatkan sebagai pihak yang ikut memberikan persetujuan atau penolakan kredit, (3) Meningkatkan monitoring, memfokuskan pemasaran kredit bagi debitur baru pada wilayah sekitar sebelum meluas ke wilayah lainnya, serta pihak SDM dapat mengatur komposisi tenaga kerja sesuai dengan kebutuhannya untuk meningkatkan kualitas aktiva produktif, (4) Bank XYZ sebaiknya mulai melirik segmen kredit mikro untuk mendiversifikasi kreditnya, (5) menghimpun dana murah, meningkatkan fee based income, serta efisiensi biaya operasional di luar gaji karyawan untuk meningkatkan kemampuan menghasilkan laba, (6) Menggali penghimpunan dana yang bersifat ritel untuk mengurangi ketergantungan terhadap deposan inti.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Bank heath, CAMELS, Bank Health Analysis, bank’s Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity, Bank Sensitivity to Market Risk Kesehatan bank, CAMELS, Analisis Kesehatan Bank, Permodalan, Kualitas Asset, Manajemen, Rentabilitas, Likuiditas, Sensitivitas terhadap Risiko Pasar.
Subjects: Manajemen Keuangan
Depositing User: SB-IPB Library
Date Deposited: 24 Mar 2014 07:01
Last Modified: 09 Mar 2023 06:43
URI: http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/1739

Actions (login required)

View Item View Item