Analisis hubungan budaya organisasi kepemimpinan dan kualitas pelayanan biro sumberdaya manusia kementrian negara PPN/Bappenas

Widyastuti, Endah (2009) Analisis hubungan budaya organisasi kepemimpinan dan kualitas pelayanan biro sumberdaya manusia kementrian negara PPN/Bappenas. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.

[img]
Preview
PDF
R40-01-Endah-Cover.pdf - Published Version

Download (358kB)
[img]
Preview
PDF
R40-02-Endah-Abstrak.pdf - Published Version

Download (338kB)
[img]
Preview
PDF
R40-03-Endah-RingkasanEksekutif.pdf - Published Version

Download (327kB)
[img]
Preview
PDF
R40-04-Endah-DaftarIsi.pdf - Published Version

Download (340kB)
[img]
Preview
PDF
R40-05-Endah-Pendahuluan.pdf - Published Version

Download (625kB)
Official URL: http://elibrary.mb.ipb.ac.id

Abstract

Budaya organisasi adalah faktor penting yang menentukan keberhasilan dan keberlangsungan hidup organisasi karena budaya terkait dengan nilai-nilai bersama yang diyakini dan menjadi dasar dalam berperilaku. Faktor penting yang mempengaruhi budaya organisasi adalah kepemimpinan. Dengan kewenangan yang dimiliki, seorang pemimpin dapat menggerakkan dan mempengaruhi anggotanya untuk memperbaiki kinerja. Kinerja bagi organisasi dengan fungsi memberikan pelayanan adalah kualitas pelayanan. Salah satu organisasi publik dengan fungsi memberikan pelayanan adalah Biro SDM Kementerian Negara PPN/Bappenas. Biro SDM pada awalnya bernama Biro Kepegawaian dan Hukum yang mengalami perubahan pada tupoksi, struktur organisasi dan susunan staf. Perubahan tupoksi Biro SDM diikuti dengan perubahan kepemimpinan karena pemimpin sebelumnya memasuki masa pensiun. Hal penting yang dilakukan oleh pemimpin yang baru adalah rotasi jabatan. Selain itu, untuk menguatkan kapasitas Biro SDM dilakukan perekrutan pegawai pada jabatan Staf Perencana. Hal-hal tersebut di atas memberikan pengaruh pada budaya organisasi dan kepemimpinan Kepala Biro SDM yang berarti juga mempengaruhi kinerja Biro SDM berupa kualitas pelayanan. Oleh karena itu, penelitian ini menjadi sangat penting untuk melihat keterkaitan budaya organisasi, kepemimpinan dan kualitas pelayanan Biro SDM. Rumusan masalah adalah sebagai berikut : (1) Bagaimana kondisi budaya organisasi, kepemimpinan dan kualitas pelayanan Biro SDM, (2) Apakah ada hubungan antara budaya organisasi dan kepemimpinan dengan kualitas pelayanan Biro SDM, dan (3) Strategi apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan Biro SDM. Tujuan penelitian adalah : (1) Mengidentifikasi kondisi budaya organisasi, kepemimpinan dan kualitas pelayanan Biro SDM, (2) Menganalisis hubungan antara budaya organisasi, kepemimpinan dan kualitas pelayanan Biro SDM, (3) Merumuskan rekomendasi berupa strategi yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan Biro SDM. Penelitian ini mengkaji hubungan antara Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Kualitas Pelayanan Biro SDM. Kajian dilakukan terhadap komitmen pegawai untuk memegang teguh nilai-nilai budaya organisasi dan prinsip-prinsip pelayanan yang berkualitas serta kemampuan dan komitmen Kepala Biro SDM dalam menjalankan kepemimpinannya. Lingkup penelitian dibatasi pada pelayanan yang diberikan bagi PNS yang bekerja di Kementerian Negara PPN/Bappenas. Pegawai kontrak Bappenas tidak dimasukkan dalam penelitian ini karena intensitas pemberian layanan kepada kelompok ini relatif terbatas. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode survey dengan stratified proportionate sampling. Responden adalah PNS yang bekerja di Bappenas. Kuesioner yang berhasil dikumpulkan selama penelitian adalah sebanyak 118 yang terdiri atas 37 responden dengan Jabatan Struktural, 18 Responden dengan Jabatan Fungsional dan 63 responden dengan Jabatan Fungsional Umum. Variabel yang digunakan adalah budaya organisasi menurut Robbins (2006) dengan indikator innovation and risk taking, attention to detail, outcome orientation, people orientation, team orientation, agressiveness dan stability; Kepemimpinan menurut Kouzes dan Posner (2003) dengan indikator integrity, forward looking, competent dan inspiring; dan Kualitas Pelayanan menurut Berry, Zeitham dan Parasuraman (1997) dengan indikator reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangible. Data dianalisis menggunakan Bivariate Pearson untuk menguji validitas dan Alpha Cronbach untuk menguji reliabilitas pertanyaan dalam kuesioner. Analisis rataan skor untuk mengetahui komitmen pegawai/Kepala Biro SDM dalam melaksanakan nilai-nilai budaya organisasi, kepemimpinan dan kualitas pelayanan berdasarkan penilaian responden. Uji Kruskal Wallis untuk meneliti apakah terdapat perbedaan persepsi diantara kelompok jabatan tertentu dalam menilai komitmen pegawai Biro SDM untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Ada tiga kelompok jabatan, yaitu struktural, fungsional dan fungsional umum. Uji Mann Whitney untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi diantara unit kerja dalam menilai komitmen pegawai Biro SDM untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Ada dua unit kerja yang disandingkan, yaitu Biro SDM dengan non Biro SDM. Analisa hubungan menggunakan Korelasi Rank Kendall untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara budaya organisasi dengan kualitas pelayanan; dan kepemimpinan dengan kualitas pelayanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan valid dan reliabel. Analisis rataan skor menunjukkan penilaian responden mengenai budaya organisasi, kepemimpinan dan kualitas pelayanan Biro SDM untuk setiap indikator adalah baik. Indikator dengan nilai terendah pada masing-masing variabel adalah stability, competent dan responsiveness. Hasil Analisis Kruskal Wallis menunjukkan tidak ada perbedaan persepsi antar pegawai pada setiap jenis jabatan dalam menilai kualitas pelayanan Biro SDM. Demikian pula dengan hasil analisis Mann Whitney antara pegawai Biro SDM dengan non Biro SDM. Dalam praktek pemberian layanan, pegawai Biro SDM berupaya memberikan pelayanan yang sama sesuai dengan hak dari setiap pegawai sebagaimana diatur dalam perundang-undangan. Analisis korelasi Rank Kendall memperlihatkan ada hubungan yang kuat dan sangat signifikan antara budaya organisasi dengan kualitas pelayanan Biro SDM. Arah hubungan adalah positif, artinya jika budaya organisasi Biro SDM lebih baik maka kualitas pelayanan yang diberikan juga lebih baik. Analisis korelasi juga menunjukkan adanya hubungan antara kepemimpinan dengan kualitas pelayanan dengan arah hubungan adalah positif. Ini berarti bahwa semakin baik kepemimpinan Kepala Biro SDM maka akan semakin baik pula pelayanan yang diberikan. Pada implikasi manajerial, Penelitian Dasril (2008), budaya organisasi Biro SDM adalah tipe Clan, sementara kepemimpinan Kepala Biro SDM adalah tipe Market. Kedua tipe budaya tersebut memiliki asumsi dasar yang bertentangan sehingga sulit untuk dijadikan budaya dominan sekaligus dalam suatu organisasi. Disinilah pentingnya peran pemimpin sebagai agent of change. Dari analisis rataan skor dapat teridentifikasi budaya dominan Biro SDM adalah Innovation and Risk Taking sehingga dapat dikatakan bahwa tumbuhnya budaya inovasi dan berani mengambil resiko merupakan dampak dari kepemimpinan Kepala Biro SDM yang membawa organisasi pada berbagai perubahan sesuai dengan tuntutan tupoksi. Prioritas perbaikan berdasarkan rataan skor adalah pada keterbukaan informasi dan mengubah pola kerja menjadi lebih mudah diikuti. Untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan informasi perlu disampaikan pada pegawai perihal jenis-jenis informasi apa saja yang bersifat terbuka dan dapat diakses secara langsung. Penggunaan sistem on-line sejak tahun 2008 memberikan kesempatan lebih pada pegawai untuk mengakses secara langsung informasi (data-data kepegawaian dan tingkat kehadiran) maupun pelayanan yang dibutuhkan. Terkait dengan kualitas pelayanan, pengembangan sistem pelayanan on line menunjukkan adanya ketersediaan sarana dan prasarana kerja (tangible). Sistem on line juga membuka peluang pada pegawai Biro SDM untuk dapat merespon dengan cepat (responsiveness) kebutuhan pegawai Bappenas sehingga pegawai juga merasa lebih diperhatikan (emphaty). Dalam jangka panjang diharapkan akan tercapai peningkatan kualitas pelayanan. Prioritas kedua yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan Biro SDM adalah perubahan pola kerja. Sebagaimana sistem birokrasi yang menunjukkan adanya urutan kewenangan, sebagian pegawai menganggap hal tersebut sebagai faktor yang menghambat pemberian layanan secara cepat dan mengharapkan adanya fleksibilitas dalam layanan. Untuk mendapatkan perubahan yang optimal maka harus diperhatikan juga perkembangan sub-sub budaya, khususnya sub budaya dengan penilaian terendah yaitu pada indikator stability. Hal ini terkait dengan kemampuan pegawai Biro SDM dalam menjaga stabilitas organisasi dan mengelola konflik. Dalam lingkup internal, perlu dibangun komunikasi yang baik antar pegawai dan antar bagian agar tidak terjadi kesalahan informasi dan perlu adanya pembagian tugas yang lebih rinci, khususnya untuk pekerjaan-pekerjaan yang bersifat lintas bagian. Penting bagi pegawai untuk memahami pekerjaan pokok, namun akan lebih baik jika pegawai juga tahu pekerjaan yang dilakukan pegawai lainnya agar dapat mengisi kekosongan saat pegawai yang bersangkutan berhalangan hadir. Selanjutnya pada variabel kepemimpinan dengan variabel kualitas pelayanan menunjukkan tingkat hubungan yang sedang antara indikator integrity dengan empathy dan tangible dan tingkat hubungan yang lemah dengan ketiga indikator lainnya. Tingkat hubungan yang lemah antara indikator forward looking dengan reliability dan assurance dan tingkat hubungan yang sedang dengan ketiga indikator lainnya. Tingkat hubungan yang kuat antara indikator competent dengan indikator tangible dan tingkat hubungan yang sedang antara indikator competent dengan indikator kualitas pelayanan lainnya. Tingkat hubungan yang lemah antara indikator inspiring dengan indikator tangible dan tingkat hubungan yang sedang dengan indikator kualitas pelayanan lainnya. Strategi Biro SDM untuk meningkatkan kualitas pelayanan adalah mengembangkan budaya inovasi dan berani mengambil resiko dengan memberi pelayanan terbaik serta membuat standar pelayanan minimal untuk masing-masing proses kerja. Kepala Biro SDM harus memberikan perhatian lebih tinggi pada koordinasi.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: organization culture, leadership, and quality of services Budaya Organisasi, Kepemimpinan, Kualitas Pelayanan.
Subjects: Manajemen Sumber Daya Manusia
Depositing User: SB-IPB Library
Date Deposited: 07 Apr 2014 09:10
Last Modified: 30 Oct 2014 06:11
URI: http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/1821

Actions (login required)

View Item View Item