Strategi pengembangan pembibitan sapi potong pada balai pembibitan ternak (bpt) sei kelampai di kabupaten lamandau propinsi kalimantan tengah

Kuderon, Tiryan (2009) Strategi pengembangan pembibitan sapi potong pada balai pembibitan ternak (bpt) sei kelampai di kabupaten lamandau propinsi kalimantan tengah. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.

[img]
Preview
PDF
R38-01-Triyan-Cover.pdf - Published Version

Download (477kB)
[img]
Preview
PDF
R38-02-Triyan-Abstract.pdf - Published Version

Download (312kB)
[img]
Preview
PDF
R38-03-Triyan-Ringkasan.pdf - Published Version

Download (327kB)
[img]
Preview
PDF
R38-05-Triyan-Pendahuluan.pdf - Published Version

Download (681kB)
[img]
Preview
PDF
R38-04-Triyan-Daftarisi.pdf - Published Version

Download (321kB)
Official URL: http://elibrary.mb.ipb.ac.id

Abstract

Kebutuhan daging sapi di Indonesia dipenuhi dari tiga sumber, yaitu : peternakan rakyat, industri peternakan rakyat (hasil penggemukan sapi ex-import), dan impor daging dari luar negeri. Secara nasional pasokan daging berasal dari sapi lokal 60%, dan impor bakalan sekitar 30% serta sisanya 10% dipenuhi dari impor daging beku. Daging sapi segar dan sapi bakalan yang akan digemukkan sebagian besar diimpor dari Amerika Serikat, Kanada, Selandia Baru dan Australia. Untuk menanggulangi kekurangan daging sapi tersebut, pemerintah telah berupaya memenuhi kebutuhan daging dalam negeri melalui program swasembada daging sapi (P2SDS) 2010. Dalam upaya mendukung mencapai program swasembada daging 2010, ketersediaan bibit ternak sapi dibutuhkan 1,8 juta ekor bibit, populasi nasional pada tahun 2007 baru mencapai 11,36 juta ekor. Untuk itu populasi harus bertumbuh sekitar 2,5 juta ekor dalam 2-3 tahun kedepan. Selanjutnya posisi bibit sapi nasional sampai bulan juni 2008 baru tersedia 1 juta ekor, diprediksi kemampuan produksi bibit dalam negeri pada tahun 2010 baru mencapai 1,2 juta ekor sehingga masih kekurangan lebih dari 600 ribu ekor bibit sapi. Perkembangan konsumsi daging Kabupaten Lamandau dari tahun 2003-2007 masih terjadi kekurangan (defisit) antara realisasi produksi daging dengan kebutuhan atau permintaan daging. Konsumsi produk pangan asal hewan di Kabupaten Lamandau untuk tahun 2007 berupa daging konsumsi sebesar 123,12 ton, sedangkan produksi daging sebanyak 75,06 ton, berarti masih kekurangan daging sebesar 48,05 ton. Apabila kondisi ini tidak berubah maka akan terjadi dua kemungkinan yaitu: ketergantungan pasokan dari luar daerah atau pengurasan populasi sapi betina produktif yang ada. Untuk mengatasi ketersediaan daging diperlukan bibit sapi untuk usaha penggemukan guna menyediakan pasokan daging. Permasalahannya sekarang sangat terbatasnya ketersediaan bibit sapi didalam negeri sehingga pengembangan penggemukan kurang berkembang. Untuk mempercepat penyediaan bibit sapi pemerintah mendorong tumbuhnya pusat perbibitan sapi potong di daerah seperti membangun Village Breeding Center (VBC). Selanjutnya VBC yang berfungsi sebagai sentra pembibitan ternak sapi potong berubah menjadi Balai Pembibitan Ternak (BPT). Pada BPT saat ini, terdapat induk sapi sebanyak 24 ekor dengan sasaran kelahiran anak sapi sebanyak 50% dari jumlah induk, namun pada kenyataannya anak sapi yang berhasil diproduksi hanya sebanyak 5 ekor. Kondisi ini berarti sasaran produksi bibit sapi belum terpenuhi sehingga kebutuhan bibit sapi (sapi bakalan) masih dipasok dari luar daerah. Penelitian ini bertujuan : (a) mengidentifikasi dan mengkaji faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi pembibitan ternak sapi potong; (b) merumuskan dan menyusun alternatif strategi pengembangan yang dapat diterapkan pada BPT; (c) memilih strategi utama pengembangan pembibitan sapi potong serta merekomendasikan strategi prioritas bagi BPT. Lingkup kajian penelitian dibatasi pada aspek perumusan atau formulasi strategi pengembangan pembibitan ternak sapi potong pada BPT di Kabupaten Lamandau Propinsi Kalimantan Tengah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dalam bentuk studi kasus. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode tanpa peluang (non probability sampling) secara sengaja (purposive sampling). Jenis data yang digunakan terdiri dari data primer dan sekunder, dari berbagai sumber yang berasal dari internal dan eksternal BPT dan diperoleh melalui observasi, wawancara, kuesioner dan studi pustaka. Tahapan yang dilakukan dalam analisis data adalah: (1) tahap pertama : mengidentifikasi dan evaluasi terhadap faktor-faktor-faktor strategis internal dan eksternal dengan menggunakan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation); (2) tahap kedua : merumuskan alternatif strategi menggunakan matriks TOWS; dan (3) tahap ketiga : menentukan prioritas strategi menggunakan matriks QSPM (Quantitative Strategies Planning Matrix). Berdasarkan identifikasi faktor internal strategis yang menjadi kekuatan meliputi : (1) tersedianya sarana dan prasarana penunjang pembibitan; (3) tersedianya pakan hijauan, pakan murah dari limbah pertanian dan perkebunan; (3) lokasi dekat kawasan pertanian dan perkebunan sawit dan kemudahan akses transportasi dan informasi; (4) rencana strategis dinas yang mendukung kegiatan pembibitan. Sedangkan faktor internal strategis yang menjadi kelemahan meliputi: (1) terbatasnya jumlah induk sapi berkualitas; (2) terbatasnya tenaga teknis dibidang peternakan dan keterampilan petugas; (3) terbatasnya alokasi APBD untuk penyediaan induk sapi; (4) terbatasnya pasokan straw, N2 Cair dan pakan konsentrat; (5) rendahnya tingkat kebuntingan ternak sapi. Berdasarkan evaluasi matriks IFE, faktor yang menjadi kekuatan utama adalah tersedianya sarana dan prasarana penunjang pembibitan, dengan bobot 0,122 dan nilai peringkat 4, skor terbobot (rata-rata tertimbang) 0,486. Faktor internal yang menjadi kelemahan utama adalah terbatasnya jumlah induk sapi berkualitas, dengan bobot 0,122 dan nilai peringkat 1, skor terbobot 0,122. Berdasarkan total nilai yang diperoleh dari matriks IFE sebesar 2,228, berarti bahwa kondisi internal BPT yang lemah. Berdasarkan identifikasi faktor eksternal strategis yang menjadi peluang adalah : (1) kebijakan program swasembada daging 2014; (2) berkembangnya teknologi dalam pembibitan ternak sapi; (3) dukungan pemerintah berupa alokasi dana perbibitan dan kerjasama pengembangan dengan Balitbang; (4) berdirinya pasar ternak; (5) berkembangnya usaha penggemukan sapi potong. Sedangkan faktor-faktor lingkungan eksternal yang menjadi ancaman adalah : (1) resiko penularan penyakit dari luar daerah; (2) terbatasnya ketersediaan induk betina dari luar daerah; (3) kenaikan harga pakan konsentrat; (4) Bibit sapi potong berkualitas diwilayah lain yang lebih murah; (5) pemotongan induk betina produktif. Berdasarkan evaluasi matriks EFE, faktor yang menjadi peluang utama adalah kebijakan program swasembada daging 2014, dengan bobot 0,131 dan peringkat 3, skor terbobot 0,394. Faktor internal yang menjadi ancaman utama adalah terbatasnya ketersediaan induk betina dari luar daerah, dengan bobot 0,128 dan peringkat 3, skor terbobot 0,383. Berdasarkan total nilai yang diperoleh dari matriks EFE sebesar 2,748 berarti bahwa BPT merespon cukup baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam pengembangan pembibitan sapi potong. Berdasarkan hasil matriks TOWS diperoleh rumusan alternatif strategi yaitu: (1) Strategi pengembangan pusat pembibitan sapi potong terintegrasi dengan kawasan pertanian dan perkebunan; (2) Strategi peningkatan kualitas SDM melalui kerjasama dengan Balitbang dan BIB; (3) Strategi pengembangan inovasi pakan murah berbasis sumberdaya lokal dan penanganan penyakit menular; (4) Strategi penerapan kebijakan proteksi terhadap induk betina produktif. Dari empat alternatif strategi dianalisis dengan QSPM untuk penentuan prioritas strategi. Hasil matriks QSPM diperoleh strategi yang memiliki TAS tertinggi yaitu : (1) Strategi peningkatan kualitas SDM melalui kerjasama dengan Balitbang dan BIB; (3) Strategi pengembangan inovasi pakan murah berbasis sumberdaya lokal dan penanganan penyakit menular; (4) Strategi penerapan kebijakan proteksi terhadap induk betina produktif; (4) Strategi pengembangan pusat pembibitan sapi potong terintegrasi dengan kawasan pertanian dan perkebunan. Beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai saran bagi Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan adalah sebagai berikut : 1. Untuk pengembangan pembibitan sapi potong diperlukan komitmen dan kemauan politik yang kuat (political will) dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang konsisten dan berkelanjutan dalam alokasi dana untuk investasi pengembangan SDM, pengadan induk sapi, sarana dan prasarana penunjang pembibitan. 2. Balai Pembibitan Ternak (BPT) Sei Kelampai perlu melakukan benchmarking kepada Balai Pembibitan Sapi Potong atau Loka Penelitian Sapi Potong Grati Pasuruan yang telah berhasil melakukan pengelolaan dan mengembangkan pembibitan sapi potong. 3. Menetapkan status kelembagaan Balai Pembibitan Ternak (BPT) yaitu : (a) pada 5 (lima) tahun pertama ditetapkan menjadi Pusat Pembibitan Ternak (VBC) yang berfungsi sebagai fasilitator dan transfer bibit bermutu, teknologi dan informasi serta tenaga teknis pendamping dalam pengembangan pembibitan peternakan rakyat; (b) pada 5 (lima) tahun kedua ditetapkan menjadi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pembibitan Ternak sesuai standar UPTD yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian sebagai tempat pemurnian genetik ternak sapi potong lokal; (c) guna pengembangan karier dan motivasi pegawai di BPT, perlu dilakukan penataan jenjang karier yang menarik bagi karyawan antara lain untuk jabatan kepala UPTD setingkat kepala bidang atau eselon IIIb sedangkan struktur dibawahnya setingkat kepala seksi atau eselon IVa dan tidak boleh rangkap jabatan dengan jabatan struktural di dinas. 4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji aspek kelayakan kombinasi usaha pembibitan dan penggemukan ternak sapi potong secara skala ekonomis supaya memberikan keuntungan yang optimal.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Balai Pembibitan Ternak, Sapi Potong matriks IFE-EFE, matriks TOWS, QSPM, Kabupaten Lamandau
Subjects: Manajemen Strategi
Depositing User: SB-IPB Library
Date Deposited: 08 Apr 2014 08:49
Last Modified: 21 Oct 2014 08:55
URI: http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/1834

Actions (login required)

View Item View Item