Analisis pengaruh variabel makroekonomi terhadap return dan volatilitas saham sektor pertambangan di bursa efek indonesia

Naditia, Junita (2013) Analisis pengaruh variabel makroekonomi terhadap return dan volatilitas saham sektor pertambangan di bursa efek indonesia. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.

[img]
Preview
Text
R47-01-Junita-Cover.pdf - Published Version

Download (317kB)
[img]
Preview
Text
R47-02-Junita-Abstrak.pdf - Published Version

Download (314kB)
[img]
Preview
Text
R47-03-Junita-Ringkasan.pdf - Published Version

Download (314kB)
[img]
Preview
Text
R47-04-Junita-Daftarisi.pdf - Published Version

Download (331kB)
[img]
Preview
Text
R47-05-Junita-Pendahuluan.pdf - Published Version

Download (414kB)
[img] Text
Tesis.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
Official URL: http://lib.sb.ipb.ac.id/

Abstract

Volatilitas mengacu pada kondisi yang tidak stabil, cenderung bervariasi dan sulit diperkirakan (Juanda dan Junaidi, 2012). Tingginya suatu volatilitas diikuti dengan semakin tingginya risiko atau ketidakpastian return dari suatu saham. IHSG memiliki volatilitas yang tinggi sehingga sangat sensitif terhadap perubahan situasi yang terjadi dari waktu ke waktu. IHSG merupakan indeks saham yang fluktuatif yang terpengaruh oleh perekonomian dunia. Selain IHSG, terdapat beberapa jenis indeks yang ada di pasar modal Indonesia, salah satunya indeks sektoral. Berdasarkan perkembangan IHSG dan indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia, IHSG mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2008 sampai dengan 2012. Diantara sembilan sektor industri di BEI, sektor pertambangan mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar 22,66% tahun 2011, dilanjutkan penurunan sebesar 26,41% tahun 2012. Dibandingkan sektor lainnya sektor pertambangan mencata penurunan yang paling besar. Pada perhitungan diperoleh tingkat risiko yang dilihat dari standar deviasi dan annualised return dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, sektor pertambangan memiliki risiko yang paling tinggi sebesar 42,28% dengan annualised return paling rendah sebesar -184,69% dibandingkan dengan sektor lainnya. Perolehan return dan tingkat risiko tidak relevan, seharusnya dengan risiko yang tinggi maka return yang diperoleh juga akan tinggi. Nilai tukar merupakan salah satu variabel makroekonomi yang mempengaruhi volatilitas saham yang dapat mempengaruhi keputusan investor dan berdampak pada keuangan perusahaan. Perusahaan sektor pertambangan sebagian besar berorientasi pada kegiatan ekspor, terdepresiasinya nilai tukar akan meningkatkan pendapatan perusahaan yang berakibat pada peningkatan permintaan dan juga return saham. Variabel makroekonomi harga minyak dunia juga mempengaruhi volatilitas saham. Kenaikan harga minyak dunia menjadi fenomena yang mempengaruhi seluruh negara di dunia. Bagi setiap negara pengaruh kenaikan harga minyak dunia tidak selalu sama. Apabila harga minyak dunia mengalami kenaikan, maka harga saham sektor pertambangan justru mengalami kenaikan Efek asimetris juga mempengaruhi pasar modal di Indonesia. Efek asimetris merupakan efek yang terjadi ketika informasi negatif memberikan dampak yang lebih besar dibandingkan dengan informasi positif. Selain itu, adanya asymmetric information berupa perbedaan informasi yang diperoleh oleh investor menyebabkan perbedaan perolehan return. Investor dengan informasi yang sempurna memperoleh keuntungan yang lebih besar dibandingkan investor dengan informasi yang terbatas. Model ARCH-GARCH merupakan model yang dapat mengukur perilaku dari volatilitas akan tetapi model tersebut memiliki keterbatasan tidak dapat mengukur efek asimetris dari volatilitas, untuk itu digunakan pengembangan berupa model EGARCH, TARCH dan GJR. Penelitian ini terdiri dari empat tujuan. (1) mengetahui karakteristik dari return saham perusahaan dalam sektor pertambangan; (2) mengetahui model volatilitas saham perusahaan dalam sektor pertambangan; (3) mengetahui pengaruh nilai tukar rupiah terhadap US dollar dan harga minyak dunia terhadap return dan volatilitas saham sektor pertambangan; (4) mengetahui risiko investasi saham perusahaan dalam sektor pertambangan. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data deret waktu harian harga saham, nilai tukar rupiah terhadap US dollar, dan harga minyak dunia WTI. Perusahaan yang dijadikan objek dalam penelitian berjumlah 13 perusahaan yang merupakan perusahaan dalam sektor pertambangan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, perusahaan tercatat sebagai emiten pada periode secara continue atau tidak pernah delisting. Pengolahan data terdiri dari analisis deskriptif dari karakteristik return saham, pemodelan return dan volatilitas saham serta menentukan model terbaik, mengetahui pengaruh nilai tukar rupiah terhadap US dollar dan harga minyak dunia terhadap return dan volatilitas saham serta mengukur besarnya nilai risiko dari masing-masing saham. Penelitian ini menggunakan alat analisis, yaitu ARIMA, EGARCH, data panel, dan value at risk. Return saham dari 13 perusahaan sektor pertambangan menunjukkan fluktuasi selama periode pengamatan harian dari tahun 2008 hingga 2012. Sebanyak 12 perusahaan memiliki nilai skewness besar dari nol yang berarti data return menumpuk pada nilai yang rendah, sedangkan satu perusahaan memiliki nilai skewness kecil dari nol yang berarti data return menumpuk pada nilai yang tinggi. Nilai kurtosis seluruh perusahaan cenderung tinggi dengan koefisien besar dari 3 disebut dengan distribusi leptokurtis yang menunjukkan data tidak terdistristribusi normal. Selain itu, nilai kurtosis yang jauh lebih besar dari 3 merupakan gejala awal adanya heteroskedastisitas (Firdaus 2011). Nilai Jarque-Bera seluruh perusahaan besar dari nol yang menunjukkan bahwa return tidak terdistribusi normal dengan probabilitas sebesar 0,0000 kecil dari selang kepercayaan (critical value) 5%. Seluruh perusahaan memiliki model return yang dimodelkan dengan ARIMA tetapi model volatilitas saham menggunakan model EGARCH terdapat 11 perusahaan yang dapat dimodelkan, yaitu : BUMI, ITMG, PKPK, PTBA, ENRG, ANTM, TINS, CTTH, PTRO, KKGI, dan RUIS. Model volatilitas saham dari 11 perusahaan memiliki leverage effect yang menunjukkan adanya volatilitas asimetris. Dilihat dari pengaruh variabel makroekonomi nilai tukar dan harga minyak dunia terhadap return saham sektor pertambangan, diperoleh bahwa nilai tukar berpengaruh signifikan negatif terhadap return saham sektor pertambangan sedangkan harga minyak dunia berpengaruh signifikan positif terhadap return saham sektor pertambangan. Pengaruh variabel makroekonomi nilai tukar dan harga minyak dunia terhadap volatilitas saham diperoleh bahwa nilai tukar tidak signifikan terhadap volatilitas saham sektor pertambangan sedangkan harga minyak dunia berpengaruh signifikan negatif terhadap volatilitas saham sektor pertambangan. Saham PTRO memiliki risiko investasi paling tinggi dibandingkan dengan saham perusahaan lainnya, saham PTRO sesuai untuk investor yang menyukai risiko atau risk taker. Saham ANTM memiliki risiko investasi paling rendah sehingga saham ini sesuai bagi investor dengan tipe risk averse.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: sektor pertambangan, nilai tukar, harga minyak dunia, volatilitas, EGARCH, value at risk mining sector, exchange rate, crude oil price, volatility, EGARCH, value at risk
Subjects: Manajemen Keuangan
Depositing User: SB-IPB Library
Date Deposited: 17 May 2014 02:49
Last Modified: 23 Dec 2019 06:22
URI: http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/1888

Actions (login required)

View Item View Item