Perencanaan optimalisasi jasa angkutan perum bulog (studi kasus pada unit bisnis jasa angkutan divisi regional Sulawesi Selatan)

Adisiwi, Retnaning (2011) Perencanaan optimalisasi jasa angkutan perum bulog (studi kasus pada unit bisnis jasa angkutan divisi regional Sulawesi Selatan). Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.

[img] Text
8EK-01-Renaning-Cover.pdf - Published Version

Download (617kB)
[img] Text
8EK-02-Retnaning-Abstrak.pdf - Published Version

Download (313kB)
[img] Text
8Ek-03-Retnaning-RingkasanEksekutif.pdf - Published Version

Download (325kB)
[img] Text
8EK-04-Retnaning-Daftarisi.pdf - Published Version

Download (843kB)
[img] Text
8EK-05-Retnaning-BabIPendahuluan.pdf - Published Version

Download (76kB)
[img] Text
Tesis Full.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)
Official URL: http://elibrary.mb.ipb.ac.id

Abstract

Selama lebih dari 30 tahun Bulog telah melaksanakan penugasan dari pemerintah untuk menangani bahan pangan pokok khususnya beras dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional. Namun, sejak krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 timbul tekanan yang sangat kuat agar peran pemerintah dipangkas sehingga semua kepentingan nasional termasuk pangan harus diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Pada akhirnya tahun 2003 LPND Bulog secara resmi berubah menjadi Perum Bulog. Dengan bentuk Perum, dan memiliki visi dan misi yang baru, Bulog tidak hanya dituntut untuk melaksanakan tugas publik tetapi juga diharapkan mampu untuk melakukan bisnis logistik secara professional. Oleh karena itu Perum Bulog membentuk Unit Bisnis Jasa Angkutan tahun 2004. Namun demikian, secara garis besar kegiatan unit jasa angkutan yang dilakukan oleh Bulog selama enam tahun tersebut diduga belum optimal dan belum mampu memberikan keuntungan terbesarnya bagi Bulog. Dengan permasalahan yang timbul, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja unit bisnis jasa angkutan selama ini dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi kinerja pada unit bisnis jasa angkutan dan bagaimana formulasi pengelolaan angkutan agar memberikan keuntungan yang maksimal bagi unit bisnis tersebut. Berdasarkan pada rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan teridentifikasinya kinerja jasa angkutan dan berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja pada unit bisnis jasa angkutan dan dihasilkannya rencana jasa angkutan untuk memenuhi kebutuhan distribusi yang memberikan keuntungan maksimum. Penelitian dilakukan terhadap aktifitas angkutan nasional (movement nasional), angkutan regional (movement regional), dan angkutan raskin (movement raskin) yang dilakukan oleh unit bisnis jasa angkutan Divre Sulsel. Rencana jasa angkutan dibatasi pada kombinasi volume angkutan yang ditangani dengan menggunakan sumber daya angkutan internal dan eksternal dan hanya untuk komoditi beras. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan berencana dengan jenis penelitian studi kasus. Data yang diperlukan meliputi data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif meliputi data volume angkutan, tarif angkutan, biaya angkutan, dan data lainnya yang diperlukan untuk analisis. Data kualitatif meliputi kebijakan-kebijakan dari Perum Bulog dan informasi lainnya yag terkait dengan operasional kegiatan angkutan. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara dan dengan kuisioner kepada para ahli angkutan. Pengumpulan data sekunder dilakukan terhadap unit bisnis, laporan manajerial dan dari divisi-divisi di Kantor Pusat Perum Bulog, Divre Sulsel, dan dari studi pustaka. Teknik pengolahan dan analisis data untuk menganalisis berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja unit bisnis dilakukan dengan menggunakan metode AHP. Pengolahan matriks data dilakukan dengan menggunakan software Expert Choice 2000. Teknik pengolahan dan analisis data untuk menganalisis volume angkutan yang optimal dilakukan dengan menggunakan metode Linear Programming. Pengolahan data Linear Programming menggunakan software LINDO (Linear Interactive Discrete Optimizer). Model matematika linear programming untuk kegiatan angkutan nasional (movenas) dan angkutan regional (movereg) dirumuskan dengan fungsi tujuan minimisasi biaya angkutan dengan kendala volume angkutan yang diminta oleh Divre/Subdivre penerima, kapasitas volume angkutan yang tersedia, dan jumlah persediaan beras di Subdivre pengirim, sementara untuk kegiatan angkutan raskin (moveraskin) dirumuskan dengan fungsi tujuan minimisasi biaya angkutan dengan kendala volume angkutan yang diminta oleh titik distribusi dan kapasitas volume angkutan yang tersedia. Hasil penelitian menunjukkan pencapaian target penerimaan UB Jasang sebesar 100,39% tetapi pencapain target laba kotor yang diperoleh baru mencapai 63,12%. Urutan faktor dan bobot hasil analisis yang mempengaruhi kinerja UB Jasang berturut-turut adalah kebijakan manajemen Perum Bulog (0,288); volume angkutan (0,181); sumber daya manusia (0,140); biaya angkutan (0,136); jumlah armada (0,110); modal yang digunakan (0,084); dan terakhir adalah kapasitas gudang (0,060). Hasil optimasi menunjukkan bahwa biaya angkutan per ton pada kegiatan angkutan nasional (movenas) dan angkutan regional (movereg) adalah sebesar Rp. 272.148,- lebih kecil daripada biaya aktual (Rp. 334.958,-) dan terjadi perubahan jalur angkutan. Pada kegiatan angkutan raskin (moveraskin) hasil optimasi menunjukkan bahwa besarnya biaya angkutan per ton adalah Rp. 84.269,- lebih kecil daripada biaya aktual (Rp 85.010),- dan tidak terjadi perubahan jalur angkutan. Dalam rangka pengembangan usaha untuk mencapai keuntungan yang maksimal sesuai dengan hasil optimasi, maka UB Jasang harus menyediakan armada angkutan berupa 3 unit kapal yang masing-masingnya berkapasitas angkut 5000 ton dan 10 unit truk yang masing-masingnya berkapasitas angkut 8 ton. Hasil penelitian memberikan implikasi kepada manajerial bahwa (1) Manajemen Perum Bulog dapat meningkatkan kinerja UB Jasang dengan cara peningkatan volume angkutan yang dikelola UB Jasang melalui penetapan jalur dan jumlah beras yang dialokasikan pada setiap jalur dan penyediaan sarana angkutan milik sendiri, (2) Pihak manajemen Perum Bulog dapat membuat kontrak penetapan jalur distribusi beras untuk UB Jasang Divre Sulawesi Selatan (3) Manajemen Perum Bulog dapat memperoleh laba yang lebih besar dari kegiatan komersil angkutan bila dilakukan model optimasi pada perencanaan angkutan nasional (movenas), angkutan regional (movereg), dan angkutan raskin (moveraskin). Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) Kinerja UB Jasang Divre Sulsel tahun 2009 ditandaia dengan pencapaian target penerimaan UB Jasang sebesar 100,39% tetapi pencapaian target laba kotor baru mencapai 63,12%. `(2) Urutan faktor yang mempengaruhi kinerja UB Jasang berturut-turut adalah kebijakan manajemen Perum Bulog dengan bobot hasil penilaian sebesar 0,288; volume angkutan dengan bobot hasil penilaian sebesar 0,181; sumber daya manusia dengan bobot hasil penilaian sebesar 0,140; biaya angkutan dengan bobot hasil penilaian sebesar 0,136; jumlah armada dengan bobot hasil penilaian sebesar 0,110; modal yang digunakan dengan bobot hasil penilaian sebesar 0,084; dan terakhir adalah kapasitas gudang dengan bobot hasil penilaian sebesar 0,060, (3) Kendala-kendala yang membatasi optimalisasi volume angkutan pada angkutan nasional (movenas) dan angkutan regional (movereg) adalah jumlah beras yang dibutuhkan oleh Subdivre/Divre penerima, kapasitas angkutan yang tersedia, dan persediaan beras yang ada di Subdivre pengirim (4) Kendala-kendala yang membatasi optimalisasi volume angkutan pada angkutan raskin (moveraskin) adalah jumlah beras yang dibutuhkan oleh titik distribusi dan kapasitas angkutan yang tersedia, (5) Hasil optimalisasi pada angkutan nasional (movenas) dan angkutan regional (movereg) menunjukkan bahwa biaya angkutan per ton adalah RP 272.148,- lebih kecil daripada biaya aktual (Rp. 334.958,- per ton), (6) Hasil optimalisasi pada angkutan raskin (moveraskin) menunjukkan bahwa biaya angkutan raskin per ton adalah Rp. 84.269,- lebih kecil daripada biaya aktual (Rp.85.010,- per ton). (7) Dengan menggunakan model optimasi linear programming, jalur angkutan nasional (movenas) dan angkutan regional (movereg) UB Jasang Divre Sulsel mengalami perubahan, sementara pada angkutan raskin jalur angkutan tidak mengalami perubahan dan (8) Untuk pengembangan usaha, UB Jasang diharapkan diharapkan dapat menyediakan armada angkutan berupa 3 unit kapal yang masing-masing berkapasitas 5000 ton dan 10 unit truk yang masing-masing berkapasitas 8 ton guna memperoleh keuntungan yang maksimal. Beberapa saran yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen Perum Bulog untuk meningkatkan kinerja UB Jasang adalah :(1) Perlu kebijakan dari manajemen Perum Bulog dalam hal pengaturan porsi angkutan yang dikelola UB Jasang dan penyediaan sarana angkutan, (2) Penerapan model optimasi pada angkutan nasional, angkutan regional, dan angkutan raskin diharapkan dapat meningkatkan efisiensi biaya angkutan, (3) Hasil penelitian merupakan verifikasi model dengan menggunakan kondisi permintaan dan persediaan tahun 2009, tetapi untuk perencanaan angkutan kedepan dapat dikembangkan melalui model optimasi ini, dan (4) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk pengembangan usaha UB Jasang Perum Bulog dimasa yang akan datang.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Beras, UB Jasang Divre Sulsel, Managemen Logistik, Transportasi, AHP, Linear Programming, Studi kasus.
Subjects: Manajemen Produksi dan Operasi
Depositing User: SB-IPB Library
Date Deposited: 17 Jul 2014 06:51
Last Modified: 04 Aug 2020 04:12
URI: http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/1967

Actions (login required)

View Item View Item