Model pengembangan kewirausahaan pemuda melalui perguruan tinggi untuk bisnis pemula

Rathoyo, Rasdan (2014) Model pengembangan kewirausahaan pemuda melalui perguruan tinggi untuk bisnis pemula. Doctoral thesis, Institut Pertanian Bogor.

[img]
Preview
Text
5DM-01-Rathoyo-Cover.pdf - Published Version

Download (534kB)
[img]
Preview
Text
5DM-02-Rathoyo-Summary.pdf - Published Version

Download (424kB)
[img]
Preview
Text
5DM-03-Rathoyo-Ringkasan.pdf - Published Version

Download (345kB)
[img]
Preview
Text
5DM-04-Rathoyo-Daftarisi.pdf - Published Version

Download (621kB)
[img]
Preview
Text
5DM-04-Rathoyo-Pendahuluan.pdf - Published Version

Download (833kB)
[img] Text
Disertasi.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)
Official URL: http://elibrary.mb.ipb.ac.id

Abstract

Proyeksi penduduk Indonesia 2010-2035 menunjukkan kecenderungan yang menggembirakan. Jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) mengalami peningkatan, sedangkan usia yang tidak produktif (0-14 dan di atas 65 tahun) mengalami penurunan. Bahkan mulai tahun 2012 sudah memasuki periode bonus demografi, yang didefinisikan sebagai turunnya angka ketergantungn yang lebih kecil dari 50%. Jumlah penduduk usia tidak produktif yang ditanggung oleh penduduk usia produktif secara berangsur turun di bawah 50%. Namun demikian, perlu disadari bahwa bonus demografi tersebut hanya mencerminkan ukuran kuantitas. Padahal untuk mengukur potensi sumber daya manusia lebih dipentingkan ukuran kualitas, yaitu integritas, pengetahuan, keterampilan maupun kesehatan. Potensi SDM yang berkualitaspun belum tentu dapat dimanfatkan secara optimal, jika ketersediaan lapangan pekerjaan kurang memadai. Dengan demikian, adanya bonus demografi harus diikuti dengan peningkatan kualitas dan terpenting adalah penyediaan lapangan pekerjaan. Permasalahan utamanya adalah kesenjangan jumlah angkatan kerja dengan lapangan kerja semakin melebar. Untuk mengurangi kesenjangan tersebut, maka harus ada sebagian usia produktif yang keluar dari statusnya sebagai pencari kerja menjadi pencipta pekerjaan. Kedua alternatif solusi tersebut hanya dapat dilakukan oleh seorang wirausaha. Kegiatan kewirausahaan pada dasarnya dapat dilakukan oleh siapa saja. Namun demikian, ada sekelompok masyarakat yang secara sosiologis mempunyai potensi produktivitas yang tinggi, yaitu pemuda. Selanjutnya di antara para pemuda ada segmen yang mempunyai leverage tinggi yaitu pemuda terdidik terutama yang sedang menempuh pendidikan tinggi. Dengan demikian, pengembangan kewirausahaan melalui perguruan tinggi mempunyai peran yang strategis. Dukungan terhadap upaya tersebut harus difokuskan pada fase bisnis pemula karena pada fase ini sangat rentan terhadap ketidak-berlanjutan usaha. Untuk menjawab permasalahan tersebut, kajian ini dilaksanakan dengan tujuan: (1) menganalisis perihal kritis pengembangan kewirausahaan pemuda sebagai antisipasi pengelolaan bonus demografi, (2) menganalisis sistem transformasi bisnis pemula menuju UKM yang berkelanjutan dengan memperhatikan faktor kesesuaian kewirausahaan baik individu wirausaha, lingkungan keluarga maupun kesempatan yang ada; (3) menganalisis struktur, elemen kunci serta asumsi strategis program penguatan bisnis pemula; dan (4) merancang model kelembagaan dan model pembiayaan untuk penguatan bisnis pemula. Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem melalui proses observasi lapang, analisis situasional dan analisis sistem dengan in-depth interview (IDI) dan focused group discussion (FGD); pemodelan sistem dengan soft system methodology (SSM), analisis asumsi strategis dengan strategic assumption surfacing and testing (SAST), serta analisis struktur model dengan interpretive structural modeling (ISM). Perancangan model konseptual didasarkan pada purposeful activity model (PAM) dan intermediate objective map (IOM). Rancangan model konseptual diuji dengan face validity dan terakhir disusun implikasinya. Hasil penelitian menemukenali permasalahan dalam pengembangan kewirausahaan yaitu ada budaya yang belum kondusif bagi tumbuh-kembangnya kewirausahaan. Oleh karena itu diperlukan pengendalian input sistem transformasi bisnis pemula melalui dukungan keluarga, pemantapan tujuan wirausaha muda pemula, pembiayaan khusus, pendampingan, dukungan promosi dan pemasaran, advokasi teknologi dan kurikulum. Namun demikian, transformasi bisnis pemula tersebut dapat menimbulkan dampak konflik internal keluarga, terganggunya waktu kuliah dan persaingan usaha yang tidak sehat. Asumsi strategis sebagai pendorong keberhasilan program penguatan bisnis pemula yaitu adanya dukungan keluarga dan ketersediaan dana dengan pola modal ventura. Disamping itu, ada asumsi strategis yang perlu diwaspadai yaitu komitmen perguruan tinggi dan komitmen lembaga pembiayaan. Elemen dan sub-elemen kunci yang teridentifikasi adalah (1) tujuannya menumbuhkan unit pelayanan bisnis pemula di perguruan tinggi, (2) kendalanya kebijakan kewirausahaan yang tumpang-tindih, (3) lembaga sebagai leading sector Kementerian Pemuda dan Olahraga, (4) tolok ukur keberhasilannya adalah jumlah wirausaha muda pemula dan kemampuan manajemen bisnis, (5) kebutuhan programnya pendampingan dan pelatihan inkubator bisnis, sistem insentif bagi pelaku dan penggeraknya, dan (6) perubahan yang dimungkinkan adalah perlunya peninjauan kembali kurikulum yang ramah terhadap pengembangan kewirausahaan di Perguruan Tinggi. Berdasarkan pendekatan sistem, dihasilkan model kelembagaan dan model pembiayaan. Model kelembagaan menekankan pentingnya koordinasi antar lembaga pemerintah dan kemitraan dengan perguruan tinggi serta keterlibatan masyarakat/keluarga. Model pembiayaan bagi bisnis pemula lebih ditekankan pada pembiayaan dengan pola modal ventura dan tetap memperhatikan kemungkinan pembiayaan dari perbankan bagi wirausaha yang sudah bankable maupun bantuan pembiayaan untuk insentif awal. Implikasi dari temuan penelitian ini mencakup dua hal penting bagi penguatan bisnis pemula yaitu perihal pengembangan kapasitas wirausaha dan pengembangan skema pembiayaan khusus. Dalam pengembangan kapasitas wirausaha, Kementerian Pemuda dan Olahraga sebagai leading sector yang mempunyai daya gerak terkuat dan merupakan elemen kunci lembaga yang terlibat serta secara nyata sebagai pemrakarsa Undang-undang tentang Kepemudaan dan Peraturan Pemerintah tentang Pengembangan Kewirausahaan Pemuda melakukan langkah-langkah strategis untuk membangun koordinasi dan kemitraan dengan stakeholders. Sedangkan dalam konteks pengembangan skema pembiayaan khusus, Kementerian Pemuda dan Olahraga sebagai pemrakarsa Peraturan Pemerintah tentang Lembaga Permodalan Kewirausahaan Pemuda juga ditemukenali mempunyai peranan yang strategis untuk membangun sinergi dengan stakeholders dalam mentransformasi wirausaha muda pemula untuk menjadi UKM yang berdaya saing dan berkelanjutan.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Uncontrolled Keywords: bisnis pemula, kewirausahaan, pendekatan sistem, sistem transformasi entrepreneurship, start-up business, systems approach, transformation system
Subjects: Manajemen Sumber Daya Manusia
Depositing User: SB-IPB Library
Date Deposited: 22 Aug 2014 07:57
Last Modified: 19 Nov 2019 08:17
URI: http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/1977

Actions (login required)

View Item View Item