Strategi peningkatan nilai tambah bumn perkebunan melalui pembentukan holding company dalam rangka peningkatan efisiensi

Rizal, Yosef (2007) Strategi peningkatan nilai tambah bumn perkebunan melalui pembentukan holding company dalam rangka peningkatan efisiensi. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.

Preview	Text R34-01-Yosef-Cover.pdf - Published Version Download (333kB) | Preview
Preview	Text R34-02-Yosef-Abstract.pdf - Published Version Download (313kB) | Preview
Preview	Text R34-03-Yosef-Ringkasaneksekutif.pdf - Published Version Download (323kB) | Preview
Preview	Text R34-05-Yosef-Pendahuluan.pdf - Published Version Download (433kB) | Preview
Preview	Text R34-04-Yosef-Daftarisi.pdf - Published Version Download (320kB) | Preview

Abstract

Untuk dapat menjawab tantangan bisnis saat ini, maka baik perusahaan maupun para pebisnis diharapkan untuk dapat mengembangkan usahanya sesuai dengan tuntutannya maka keberhasilan hanya dapat dicapai apabila memiliki keterampilan berpikir dan berperilaku strategis secara efektif yang berbasis pasar dan sumber daya. Salah satu strategi peningkatan nilai tambah BUMN Perkebunan, maka pemerintah membuat suatu wacana yaitu dengan membentuk holding company. Manfaat pembentukan holding, adalah (i) mendorong proses penciptaan nilai (market value creation) dan value enhancement, (ii) mensubstitusi defisiensi manajemen pada anak-anak perusahaan, (iii) mengkoordinasikan langkah agar dapat akses ke pasar internasional, (iv) mencari sumber pendanaan yang lebih murah, (v) mengalokasikan kapital dan melakukan investasi yang strategis, dan (vi) mengembangkan kemampuan manajemen puncak melalui cross-fertilization. Perumusan masalahnya dalam penelitian ini dieksplorasi melalui kuesioner berdasarkan aspek manajemen dengan menggunakan proses hierarki analitis (AHP, Analytical Hierarchy Process) yang bertujuan untuk membuat investigasi empiris yaitu: (i) Apakah keberhasilan holding tergantung pada kepercayaan (trust), tata kelola, manfaat ekonomi atau budaya organisasi?; (ii) Apakah pelaku yang memberikan dorongan kepada efektifitas holding adalah pemerintah, BUMN, pasar, atau masyarakat?; (iii) Apakah tujuan pelaku tersebut berorientasi pada minimumkan biaya transaksi, perilaku strategis atau pembelajaran organisasi?; dan (iv) Apakah alternatif yang dipilih dalam menjalan holding tersebut sekedar melaksanakan kebijakan, sumberdaya, efisiensi, posisi strategis, atau nilai tambah? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk eksplorasi peluang terbentuknya suatu holding company apabila terjadinya keputusan pemerintah agar BUMN Perkebunan memiliki daya saing dan berdaya cipta nilai tinggi adalah: (i) Menentukan faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan pembentukan holding; (ii) Mengetahui pelaku utama yang memberikan dorongan terhadap pembentukan holding; (iii) Mengetahui tujuan pelaku dalam holding; dan (iv) Menentukan strategi dalam holding. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi pemerintah baik Kementerian Negara BUMN, Departemen Keuangan maupun Departemen Pertanian untuk mengambil keputusan dalam melakukan reformasi dan strategi peningkatan nilai dan daya saing BUMN melalui regrouping dan holding BUMN dalam rangka peningkatan efisiensi. Proses hierarki holding BUMN agribisnis merupakan dekomposisi hierarki berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan hambatan dalam pembentukan holding berdasarkan konsep strategi manajemen dan penelitian terdahulu dan divalidasi oleh beberapa pakar melalui hasil kelompok diskusi yang dirancang dengan menggunakan lima strata sebagai acuan. Kerangka pemikiran konseptual penelitian ini menggunakan proses hierarki analitis (analytical hierarchy process, AHP) untuk menentukan strategi pembentukan holding. Proses dekomposisi hierarki dilakukan agar diperoleh hasil yang lebih akurat terhadap unsur-unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga diperoleh beberapa tingkatannya untuk penilaian kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya dan pengolahan matriks dilakukan dengan priranti lunak Expert Choice 2000. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk matriks (pairwise comparison). Keberhasilan pembentukan holding BUMN ditentukan oleh faktor kepercayaan - trust (39,34%), manfaat ekonomi (31,08%), budaya organisasi (20,02%), dan tata kelola (9,55%). Sedangkan pelaku untuk keberhasilan holding BUMN ditentukan oleh faktor masyarakat (36,97%), pasar (32,23%), pemerintah (19,70%), dan BUMN (11,10%). Tujuan pelaku atas keberhasilan holding BUMN ditentukan oleh faktor biaya transaksi (52,15%), perilaku strategis (32,16%), dan pembelajaran organisasi (15,69%). Alternatif strategi yang dipilih atas keberhasilan holding BUMN ditentukan oleh faktor nilai tambah (30,89%), posisi strategis (28,49%), efisiensi biaya (23,65%), sumber daya (12,16%), dan kebijakan (4,81%). Lima alternatif dari dekomposisi hirarki pada tingkat 5 dalam hierarki keputusan yang dianalisa dengan menggunakan metode AHP dalam pembentukan holding company BUMN Perkebunan memperlihatkan strategi yang paling utama adalah Nilai Tambah yang memberikan dampak yang tertinggi akan keberhasilan pembentukan Holding. Akhirnya, demi kesempurnaan dan untuk memperkaya hasil penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan strategi peningkatan nilai tambah BUMN melalui pembentukan holding untuk meningkatkan efisiensi terdapat beberapa saran yang dapat disampaikan, yaitu perlunya pengkajian lebih lanjut mengenai: (i) pengelompokan holding tersebut berdasarkan geografi atau produk, (ii) jenis holding yang akan dibentuk yaitu operating holding, strategic holding holding, atau investment holding, (iii) strategi rightsizing yang optimal selain pembentukan holding termasuk privatisasi, dan (iv) pra-syarat BUMN Perkebunan memiliki Information Communication Technology (ICT) untuk menunjang jaringan informasi.

Actions (login required)

View Item