Widayati, Sri (2006) Analisis strategik pemberdayaan unit pelaksana teknis peternakan balai pengujian mutu pakan ternak. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.
|
Text
E20-01-Sri-Cover.pdf - Published Version Download (367kB) | Preview |
|
|
Text
E20-02-Sri-Abstract.pdf - Published Version Download (313kB) | Preview |
|
|
Text
E20-04-Sri-Daftarisi.pdf - Published Version Download (322kB) | Preview |
|
|
Text
E20-05-Sri-Pendahuluan.pdf - Published Version Download (328kB) | Preview |
|
|
Text
E20-03-Sri-Ringkasaneksekutif.pdf - Published Version Download (318kB) | Preview |
Abstract
Era persaingan yang sangat ketat dan bersifat global yang terjadi dewasa ini telah memaksa para pelaku usaha melakukan berbagai upaya agar organisasi mampu bertahan hidup atau bahkan kalau memungkinkan dapat terus berkembang dalam situasi yang sulit. Tuntutan perubahan lingkungan yang demikian tidak hanya berlaku dalam dunia bisnis, namun juga bagi unit kerja pemerintah untuk mampu memberikan pelayanan publik sesuai dengan misi yang diembannya. Untuk itu diperlukan pemberdayaan. Pemberdayaan memungkinkan karyawan mempunyai kemampuan menanggulangi situasi dan dapat mengatasi masalah yang muncul, tidak lagi dibatasi oleh peraturan, prosedur, atau anggaran, tetapi lebih memfokuskan pada kebutuhan dan kepuasan pelanggannya. Subsektor peternakan yang merupakan bagian integral dari sektor pertanian juga ditantang untuk dapat memenuhi tuntutan perubahan tersebut. Dari sisi kepemerintahan, di tingkat nasional pembangunan sub sektor peternakan difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Peternakan. Di tingkat pemerintahan pusat, fungsi tersebut secara teknis dilaksanakan oleh direktorat teknis yang didukung oleh sekretariat dan unit-unit pelaksana teknis (UPT) bidang peternakan yang berada di beberapa wilayah Indonesia. Sedangkan di daerah, fungsi teknis tersebut dilaksanakan oleh dinas peternakan atau kelembagaan yang menangani peternakan di propinsi dan di kabupaten/ kota. Salah satu UPT Ditjen Peternakan adalah Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak (BPMPT) menjadi UPT yang dijadikan obyek penelitian oleh penulis. BPMPT ini berlokasi di Bekasi, Jawa Barat, dan merupakan satu-satunya UPT Ditjen Peternakan yang menjalankan fungsi pengujian mutu pakan ternak dengan cakupan kerja berskala nasional meliputi seluruh wilayah Indonesia. BPMPT mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan dan pengujian mutu pakan ternak dan menyelenggarakan fungsi : 1) penyiapan sampel mutu pakan ternak, 2) pemeriksaan keamanan pakan ternak, 3) penyiapan perumusan hasil pengujian mutu pakan ternak, 4) pengembangan teknik dan metode pemeriksaan dan pengujian mutu pakan ternak, 5) pelayanan teknik kegiatan pemeriksaan dan pengujian mutu pakan ternak, 6) pelaksanaan pemantauan dan survei mutu pakan ternak, dan 7) penyelenggaraan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. Ditjen Peternakan (2005), menyatakan bahwa masalah utama yang dihadapi oleh UPT lingkup peternakan, termasuk BPMPT, pada umumnya adalah keterbatasan kemampuan sumberdaya manusia (SDM), jaringan kerja, dan perencanaan jangka panjang yang bersifat strategik maupun perencanaan jangka pendek yang bersifat operasional. Dengan demikian, BPMPT mampu melaksanakan misi organisasi dengan optimal, sehingga peranannya menjadi penting, karena sebelum pakan beredar dan digunakan oleh para peternak telah melalui serangkaian pengujian kualitas. Ditjen Peternakan (1999) dalam laporannya menyebutkan bahwa 70% dari komponen biaya produksi dalam bisnis peternakan adalah untuk pakan. Mempertimbangkan kondisi tersebut, beberapa permasalahan yang diangkat ke permukaan adalah : 1) faktor-faktor sukses kunci (FSK) apa sajakah yang memengaruhi pemberdayaan BPMPT dalam menjalankan misinya?, 2) bagaimana formulasi strategi yang tepat untuk dapat memberdayakan UPT BPMPT?, dan 3) prioritas strategi mana yang dapat diterapkan untuk memberdayakan UPT BPMPT? Tujuan penelitian adalah : 1) mengidentifikasi FSK yang memengaruhi pemberdayaan UPT BPMPT dalam melaksanakan TUPOKSI, 2) memformulasikan alternatif-alternatif strategi pemberdayaan BPMPT, dan 3) Merekomendasikan prioritas strategi untuk memberdayakan UPT BPMPT. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metoda deskriptif melalui studi kasus yang ditunjang studi pustaka, untuk mendapatkan alternatif pemecahan permasalahan yang dihadapi Balai. Analisis kualitatif dilakukan dengan pendekatan wawancara face to face interview untuk mengeksplorasi FSK eksternal dan internal melalui pengisian kuesioner. Pengumpulan data dan informasi primer dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap input, tahap mencocokkan, dan tahap keputusan. Tahap input, terdiri dari empat sub tahapan, yaitu identifikasi, pembobotan, penetapan rating, serta penentuan skor. Tahap pencocokan adalah merumuskan strategi alternatif dengan mencocokkan FSK eksternal dan internal yang diperoleh dari tahap satu, sehingga menghasilkan strategi penyelarasan berganda untuk setiap strategi yang dihasilkan. Alat yang digunakan adalah Matriks TOWS. Ketiga adalah tahap keputusan, yaitu menentukan strategi alternatif prioritas yang layak di antara strategi alternatif yang telah diperoleh pada tahap kedua, sehingga diperoleh strategi terbaik yang dapat dicapai. Untuk menetapkan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang dapat dijalankan menggunakan matriks perencanaan strategik kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix/ QSPM). Total nilai faktor eksternal BPMPT adalah 2,5717. Menurut David (2004) nilai total tersebut menunjukkan bahwa respon BPMPT dalam memanfaatkan peluang maupun menghindari ancaman adalah rata-rata. Dalam arti, BPMPT belum memberikan respon yang memadai terhadap isu-isu eksternal tersebut. Total nilai faktor internal BPMPT sebesar 2,4603. Menurut David (2004) nilai total tersebut menunjukkan bahwa BPMPT berada pada posisi internal yang lemah. Dalam arti BPMPT belum melihat dan memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki dan mengurangi kelemahan-kelemahannya. Respon BPMPT terhadap faktor eksternal maupun internal yang berada pada level rata-rata, kemungkinan besar disebabkan oleh kemampuan SDM yang kurang dalam menjalankan pekerjaannya, baik aspek manajerial maupun teknis yang berkaitan dengan pengujian mutu pakan. Pertama, manajemen BPMPT masih dibatasi oleh peraturan dan prosedur dan tidak memfokuskan pada peningkatan kinerja atau upaya memenuhi kebutuhan pelanggannya dan belum belum dimiliknya dokumen perencanaan, khususnya yang bersifat strategik. Telah teridentifikasi 32 faktor sukses kunci yang memengaruhi pemberdayaan BPMPT, yang terdiri dari 13 faktor eksternal dan 19 faktor internal. FSK eksternal yang menjadi peluang adalah program/kebijakan Ditjen Peternakan/Deptan, perkembangan teknologi informasi, ketersediaan anggaran, struktur organisasi, loyalitas konsumen BPMPT, wilayah kerja pengujian mutu pakan, sikap konsumen pakan terhadap mutu pakan, regulasi atau deregulasi tentang pengujian pakan, dan biaya pengujian pakan. FSK eksternal yang menjadi ancaman adalah jumlah dan sebaran unit kerja lain yang mempunyai fungsi sama/ mirip dengan BPMPT, otonomi daerah, lokasi BPMPT, dan sikap produsen pakan terhadap mutu pakan. Sedangkan FSK internal yang menjadi kekuatan adalah uraian tugas pegawai BPMPT, koordinasi dan integrasi cross functional antar bagian/sub bagian, pelatihan karyawan dan cross training, koordinasi dua arah dengan Ditjen Peternakan, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), jumlah pengujian, penerapan ISO, kecepatan/keakuratan pengujian, sarana/bahan pengujian : reagen dan peralatan pengujian, pemenuhan permintaan dari pengguna jasa uji pakan. FSK internal yang menjadi kelemahan adalah pengembangan teknik dan metode pemeriksaan dan pengujian mutu pakan, pemantuan dan survai mutu pakan, jumlah dan kualitas SDM, iklan, promosi, dan pemasaran, pemutakhiran informasi, customer intimacy relationship, kerjasama dengan penelitian dan pengembangan luar, sinergisme proses perencanaan, dan manajemen penyusunan staf. Berdasarkan hasil pencocokan (matching) FKS eksternal dan internal menggunakan matriks TOWS, dihasilkan empat alternatif strategi. Keempat alternatif strategi tersebut kemudian ditetapkan yang menjadi prioritas menggunakan QSPM. Sehingga secara berurutan didapatkan strategi-strategi : (1) meningkatkan intensitas koordinasi dan komunikasi dengan daerah sentra pengembangan peternakan, (2) menawarkan kerjasama pengujian mutu pakan ternak, (3) memanfaatkan kompetensi BPMPT sebagai unit pengujian rujukan, dan (4) meningkatkan frekuensi penyampaian laporan pengujian mutu pakan.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pemberdayaan, Pengujian Mutu Pakan Ternak, Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak, Analisis Strategik, Identifikasi Faktor-faktor Sukses Kunci, Pembobotan, Rating, Skoring, Matriks TOWS, QSPM, Alternatif Strategi. |
Subjects: | Manajemen Strategi |
Depositing User: | SB-IPB Library |
Date Deposited: | 10 Aug 2016 01:49 |
Last Modified: | 10 Aug 2016 01:49 |
URI: | http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/2540 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |