Farida, . (2006) Analisis pengembangan usaha pengolahan sampah organik di pt. godang tua jaya farming bekasi. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.
|
Text
R29-01-Farida-Cover.pdf - Published Version Download (393kB) | Preview |
|
|
Text
R29-02-Farida-Abstact.pdf - Published Version Download (322kB) | Preview |
|
|
Text
R29-04-Farida-Daftarisi.pdf - Published Version Download (397kB) | Preview |
|
|
Text
R29-03-Farida-Ringkasaneksekutif.pdf - Published Version Download (401kB) | Preview |
|
|
Text
R29-05-Farida-Pendahuluan.pdf - Published Version Download (494kB) | Preview |
Abstract
Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktivitas kehidupan manusia baik individu maupun kelompok maupun proses-proses alam yang tidak mernpunyai nilai ekonomi, atau sudah tidak bermanfaat. Bahkan sarnpah dapat mempunyai nilai ekonorni yang negatif karena dalam penanganannya baik untuk membuang atau membersihkannya mernerlukan biaya yang cukup besar. Pengelolaan sarnpah rnenjadi masalah yang sangat mendesak terutama di daerah daerah perkotaan, karena apabila tidak dilakukan penanganan yang baik akan mengakibatkan terjadinya perubahan keseirnbangan lingkungan yang merugikan atau tidak diharapkan sehingga dapat rnencemari lingkungan. Masalah yang sering muncul dalam penanganan sampah kota adalah masalah biaya operasional yang tinggi dan semakin sulitnya ruang yang pantas untuk tempat pembuangan sampah Salah satu upaya untuk rnembantu mengatasi permasalahan sampah kota adalah melakukan upaya daur ulang sarnpah dengan penekanan pada proses pengomposan. Pengomposan merupakan suatu proses yang mengubah atau memanfaatkan sampah sebagai bahan baku untuk rnemproduksi kompos. Proses pengornposan sampah menjadi penting karena lebih kurang 70 - 80 persen sampah kota merupakan bahan organik yang dapat dijadikan kompos (BPPT,2004). Proses pengomposan sampah kota ini sangat menarik untuk dikaji dan dievaluasi karena sampah organik yang tadinya merupakan bahan yang tidak berharga, sulit dan mahal untuk dikelola, serta menjadi sumber masalah lingkungan sosial dan ekonomi, ternyata dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku suatu proses produksi. Sehingga sampah organik berubah fungsinya menjadi surnberdaya yang berharga. Salah satu perusahaan yang memanfaatkan sampah organik yang dibuang di TPA Bantar Gebang Bekasi menjadi produk yang lebih bernilai ekonornis adalah PT Godang Tua Jaya Farming (PT. GTJF). Tujuan Penelitian ini adalah rnengetahui prospek pengembangan usaha industri pembuatan kompos berbahan baku sampah pasar sewilayah DKI Jakarta dan aktivitas-aktivitas dalam proses produksi kompos sehingga dapat mencapai biaya yang ditargetkan oleh perusahaan. Selain itu juga untuk mengetahui kemampuan teknis dan teknologis proses pengolahan sampah organik untuk produksi kompos dengan mengkaji aspek finansial pengembangan usaha pengolahan sampah organik menjadi kompos. Untuk mencapai tujuan tersebut penelitian ini menggunakan metoda deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Pengolahan data dilakukan dengan analisis biaya untuk mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan pada proses pengolahan sampah organik menjadi kompos, cash flow dilakukan untuk mengetahui berapa uang tunai yang bisa diperoleh dengan cara mengurangkan penerimaan dengan biaya yang sudah dikeluarkan, NPV untuk menghitung nilai sekarang investasi dengan nilai penerimaan kas bersih, IRR untuk menilai tingkat pengembalian investasi dengan dengan suku bunga yang berlaku, B/C Ratio untuk mengetahui berapa manfaat yang akan didapatkan oleh perusahaan, dan Payback period untuk mengetahui berapa lama investasi yang telah ditanam dapat kembali. Analisis kelayakan aspek bisnis yang mengkaji melalui pendekatan aspek pasar dan pemasaran. Total produksi pupuk kompos di lndonesia saat ini baru mencapai sekitar 10 % dari potensi kebutuhan pertanian dalam negeri yang mencapai 11 juta tonltahun (Kompas, 2005). Namun demikian produsen kompos sampai saat ini masih kesulitan dalam memasarkan produknya. Hal ini karena mayoritas petani lndonesia masih mengandalkan pupuk urea sebagai media penyubur tanah dan pemanfaatan pupuk organik untuk pertanian belum tersosialisai secara optimal. Selain itu pemakaian pupuk kompos dalam jumlah besar lebih kurang 2 ton per hektar yang membutuhkan biaya angkut dan biaya tenaga kerja lebih tinggi dibanding menggunakan pupuk anorganik. Saat ini peruntukan kompos tidak saja untuk lahan pertanian, akan tetapi juga telah dimanfaatkan untuk reboisasi hutan, reklamasi lahan-lahan marginal, pengurukan tambak udang dan untuk pemupukan tanaman hortikultura dan perkebunan. Hal ini menunjukkan bahwa potensi pasar kompos di lndonesia sangat besar. Kelayakan semua aspek terlihat pada semua skenario baik yang tidak mendapat dukungan tipping fee atau yang mendapat dukungan tipping fee ,sebesar Rp42.800,- per ton sampah organik yang diolah dan yang mendapat subsidi sebesar Rp200,- perkilogram kompos yang dihasilkan. Pada skenario yang tidak mendapat fee atau subsidi terlihat bahwa nilai NPV yang diperoleh minus Rp 1.178.658.228,- atau negatif menunjukkan proyek ini tidak layak dan ketidak mampuan proyek yang dibangun untuk mengembalikan dana investasi beserta bunganya. Sedangkan untuk yang mendapat fee dan subsidi diperoleh nilai NPV positif dan nilai IRR sebesar 22 % dan 57 % berarti proyek ini layak, begitu juga nilai B/C ratio lebih besar dari 1 yaitu masing-masing 2,21 dan 4,97. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa proyek tanpa dukungan fee tidak layak untuk dilaksanakan sedangkan untuk yang mendapat dukungan fee dan subsidi masih layak walaupun terjadi penurunan harga jual sebesar 10 % atau kenaikan biaya operasional sebesar 10 %. Selanjutnya dari hasil perhitungan target costing dimana untuk proyek tanpa dukungan fee atau subsidi maka biaya target yang diinginkan perusahaan tidak tercapai sehingga kemungkinan perlunya desain ulang produk atau mengganti teknologi pengolahan sampah organik dengan yang lebih murah dan sederhana. Sedangkan untuk proyek yang mendapat dukungan fee atau subsidi biaya target yang didapat lebih tinggi dari biaya yang diprediksi oleh perusahaan. Sehingga kalau dari aspek biaya target maka pengembangan usaha ini layak dilakukan jika proyek ini mendapatkan fee atau subsidi minimal sebesar Rp20,80 untuk setiap kilogram kompos yang dihasilkan.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Sampah Organik, PT Godang Tua Jaya Farming, Kompos, Deskriptif dan Studi Kasus, Analisis Biaya, Cash Flow, B/C Rafio, NPV, IRR,dan Payback Period. |
Subjects: | Manajemen Keuangan |
Depositing User: | SB-IPB Library |
Date Deposited: | 10 Aug 2016 01:57 |
Last Modified: | 10 Aug 2016 01:57 |
URI: | http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/2541 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |