Budiasa, I Wayan (1994) Manajemen produksi agribisnis hortikultura pada pola keterkaitan usahaproduksi dan pemasaran melon (studi kasus pt moenaputra nusantara cabang bali). Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.
|
Text
R04-01-Budiasa-Cover.pdf - Published Version Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
R04-02-Budiasa-Ringkasan.pdf - Published Version Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
R04-03-Budiasa-Daftarisi.pdf - Published Version Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
R04-04-Budiasa-Pendahuluan.pdf - Published Version Download (2MB) | Preview |
|
![]() |
Text
Tesis.pdf Restricted to Registered users only Download (17MB) |
Abstract
PT Moenaputra Nusantara adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang distributor buah melon . Sebagai pelaku subsistem tataniaga perusahaan mengharapkan agar buah melon dapat tersedia secara kontinyu sesuai dengan kuantitas, kualitas serta waktu yang dibutuhkan. Untuk mengantisipasi keinginan tersebut perusahaan harus mampu mengendalikan kegiatan usahatani melon walaupun perusahaan tidak melaksanakan kegiatan usahatani. Untuk itu perusahaan mengupayakan pelaksanaan pola keterkaitan (pola kemitraan) dengan para petani melon. Khusus untuk kantor cabang Bali data menunjukkan bahwa pasokan buah melon dari petani mitra selalu lebih kecil dari kebutuhan perusahaan. Memperhatikan ha1 di atas, maka masalah pokok yang perlu dipecahkan adalah bagaimana menyesuaikan manajemen pemasaran dengan manajemen produksi, di mana fungsi ini dilakukan oleh unit yang berbeda, sehingga pasokan dari sisi produksi dapat sesuai dengaan kebutuhan pemasaran. Tujuan geladikarya ini untuk mengetahui sistem produksi dengan banyak petani untuk memenuhi kebutuhan pemasaran tertentu, serta mengevaluasi pola keterkaitan usaha yang sudah ada dan memformulasikan pola keterkaitan usaha baru sebagai alternatif bagi PT Moenaputra Nusantara untuk meningkatkan penyelenggaraan produksi seperti yang diharapkan. Studi ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : (1) identifikasi pols kemitraan; (2) analisis identifikasi pola kemitraan dan manajemen produksinya; (3) memformulasikan alternatif pola kemitraan dan (4) perencanaan produksi. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif dan metode peramalan/prakiraan. Pola kemitraan yang dikembangkan adalah pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR) informal. Dari pola kemitraan yang diinformasikan perusahaan terdapat sejumlah 7 butir kegiatan kerjasama , hanya 4 butir kegiatan yang terealisasi atau dilaksanakan di lapangan, di antaranya ( 1 ) memberikan bantuan penyuluhan; ( 2 ) menjamin pasar hasil produksi; (3) penetapan harga sesuai dengan harga pasar yang berlaku; ( 4 ) keikutsertaan kegiatan sosial di desa petani mitra. Sedangkan 3 butir kegiatan lainnya tidak terdapat di lapangan, yaitu ( 1 ) memberikan bantuan saprodi kepada petani mitra; (2) penetapan jadual tanam bagi para petani mitra dan ( 3 ) memberikan sumbangan di desa petani mitra. Keseluruhan responden menyatakan bahwa dalam kegiatan produksi/usahatani melon mulai kegiatan pengolahan lahan sampai dengan kegiatan pemanenan pihak perusahaan tidak ada keterlibatannya, kecuali hanya memberikan penyuluhan-penyuluhan teknis tentang usahatani melon. Berarti dalam kegiatan produksi/usahatani sepenuhnya diputuskan oleh petani. Sebagai konsekuensi di atas, maka kelebihan yang dimiliki oleh perusahaan antara lain (1) pihak perusahaan tidak menanggung resiko kegagalan dalam kegiatan produksi; ( 2 ) perusahaan mendapatkan pasokan yang sesuai dengan kebutuhannya sewaktu petani mitra panen bersamaan, sehingga kecenderungan harga dapat ditekan serendah mungkin. Kelebihan bagi petani mitra, hasil produksi dapat dijual kepada siapa saja. Kekurangannya : kontinyuitas kebutuhan perusahaan tidak akan terjamin dan seluruh resiko yang timbul sebagai akibat kegiatan produksi ditanggung oleh petani. Untuk mengantisipasi kekurangan tersebut, maka formulasi alternatif pola keterkaitan usaha yang dapat ditempuh adalah pola keterkaitan usaha yang mengikat petani mitra atau pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR) formal. Hal ini dapat dilakukan dengan : ( 1 ) melalui pemberian modal kerja kepada petani mitra (untuk meminimumkan pembiayaan modal kerja tersebut perusahaan dapat memanfaatkan fasilitas kredit pegelkop dari BUMN) . (2) Melakukan pembayaran kepada petani mitra lebih cepat dari sebelumnya (3 minggu) dengan cara fakturing, yaitu menjual faktur penjualan perusahaan kepada bank yang merupakan banker's perusahaan. Setelah terwujudnya pola keterkaitan usaha yang mengikat di atas, maka perlu dirumuskan perencanaan produksi yang bertitik tolak pada kebutuhan perusahaan. Langkahlangkahnya antara lain : (1) menentukan prakiraan kebutuhan perusahaan; (2) menentukan prakiraan kebutuhan lahan; (3) menentukan jadual tanam bagi para petani mitra. Prakiraan kebutuhan Melon untuk tahun 1995 dengan menggunakan metode single exponential smoothing dengan tingkat alpha 0,40. Berdasarkan prakiraan tersebut, kemudian dapat ditentukan kebeutuhan lahan dengan pertimbangan produktivitas lahan dan tingkat kegagalan. Berdasarkan kebutuhan lahan tersebut, kemudian dapat ditentukan pembagian jadual tanam bagi petani.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Additional Information: | 123BUD m |
Uncontrolled Keywords: | manajemen produksi dan operasi, Strategi pemasaran, Melon, Hortikultura. |
Subjects: | Manajemen Produksi dan Operasi |
Depositing User: | SB-IPB Library |
Date Deposited: | 21 Jan 2017 02:56 |
Last Modified: | 03 Mar 2020 02:40 |
URI: | http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/2781 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |