Analisis kebutuhan tenaga teknis stasiun karantina hewan sukarno-hatta balai karantina kehewanan wilayah ii pusat karantina pertanian jakarta

Hardiman, . (1994) Analisis kebutuhan tenaga teknis stasiun karantina hewan sukarno-hatta balai karantina kehewanan wilayah ii pusat karantina pertanian jakarta. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.

[img]
Preview
Text
R02-01-Hardiman-Cover.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
R02-02-Hardiman-Ringkasan.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
R02-03-Hardiman-Daftarisi.pdf - Published Version

Download (941kB) | Preview
[img]
Preview
Text
R02-01-Hardiman-Pendahuluan.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text
Tesis.pdf
Restricted to Registered users only

Download (12MB)

Abstract

Permasalahan yang dihadapi Balai Karantina adalah Tenaga Teknis yang ada di Stasiun Karantina Hewan Soekarno-Hatta dirasakan kurang bisa mendukung operasional yang optimal dilihat dari beban kegiatan. Hal tersebut ditunjukkan dari jumlah Tenaga Teknis dengan beban/volume kerja yang ada, maka perlu untuk menganalisis kebutuhan Tenaga Teknis yang ideal sehingga memadai sesuai dan efisien dalam pelaksanaan tugas karantina. Analisis tersebut berdasarkan tingkat frekuensi lalulintas atau jumlah komoditi wajib periksa karantina kehewanan, mencari alternatif yang tersedia dalam rangka memenuhi kebijaksanaan organisasi, sehingga penggunaan tenaga teknis karantina hewan lebih berdaya guna dan berhasil guna. Metode yang digunakan dalam analisis ini yaitu kaji managemen (management audit) atas dasar terjadi ketidak seimbangan antara beban/volume kerja dan jumlah tenaga teknis. Dalam pengumpulan datalinformasi menggunakan metode pengamatan dan wawancara (interview). Metoda pengamatan data dilakukan dengan studi literatur, petunjuk teknis, Undang Undang, Peraturan Pemerintah dan laporan, sedangkan metode wawancara dilakukan dengan tanya jawab kepada pengambil keputusan. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data, alternatif pemecahan masalah yang disarankan untuk Balai Karantina adalah dengan melakukan penambahan tenaga teknis sesuai dengan beban/volume kerja yang ada untuk Stasiun Karantina Hewan Soekarno-Hatta. Dilihat perkembangan totalljumlah beban/volume kerja selama 5 (lima) tahun terakhir yaitu dari tahun 198811989 sampai dengan tahun 199211993, maka terjadi kenaikan beban/volume kerja setiap tahun rata-rata sebesar 12,22% sesuai dengan banyaknya frekuensi lalulintas unggas bibit, atau 18,08% sesuai dengan jumlah unggas bibit wajib periksa karantina hewan, sedangkan penambahan tenaga teknis hanya terjadi tahun 139211993 sebanyak 1 (satu) orang. Penambahan tenaga teknis tidak sebanding dengan kenaikanlpertumbuhan banyaknya frekuensi lalulintas atau jumlah unggas bibit wajib periksa karantina hewan selama 5 (lima) tahun terakhir, sehingga kebutuhan tenaga teknis semakin besar. Pada kondisi saat ini terjadi kekurangan tenaga teknis untuk dapat mengantisipasi kegiatan operasional karantina agar tujuan tindakan karantina dapat tercapai dengan sebaik-baiknya, maka penambahan pegawai khususnya tenaga teknis dibutuhkan untuk mengisi yang masih dirasakan kurang bisa mendukung operasional yang optimal dilihat dari beban/volume kerja yang ada. Penambahan pegawai untuk mengisi kekurangan tenaga teknis sangat penting, hal ini karena tenaga teknis diperlukan dalam melaksanakan tindakan karantina agar tujuan pokok karantina tercapai yaitu : - mencegah masuknya penyakit hewan karantina dari luar negeri ke wilayah negara Republik Indonesia. - mencegah tersebarnya penyakit hewan karantina antar wilayah (dari suatu area ke area lain) didalam wilayah negara Republik Indonesia. - mencegah keluarnya penyakit hewan karantina dari wilayah negara Republik Indonesia. Jika belum dapat memenuhi hal tersebut, maka perlu alokasi tenaga teknis dari tempat lain yang sudah tersedia atau minta bantuan dari instansi terkait, atau dengan tugas rangkap sebagai tenaga teknis dan struktural dalam upaya untuk memenuhi kekurangan/kebutuhan tenaga teknis agar mencukupi sejumlah tenaga tersebut. Dalam penerapannya harus tetap memperhatikan prosedur tindakan karantina hewan, penempatan dan pemanfaatan yang tepat bagi para tenaga teknis karantina hewan. Secara lebih operasional penetapan kebutuhan tenaga teknis disesuaikan dengan luas wilayah dan beban kerja sehinqqa bisa mendukung operasional yang optimal, maka perlu penambahan tenaqa teknis yang memadai sebanyak 29 orang sesuai dengan banyaknya frekuensi lalulintas unggas bibit atau 55 orang sesuai dengan jumlah unggas bibit wajib periksa karantina hewan pada tahun 1992/1993. Sistem karantina hewan harus dilaksanakan secara utuh untuk mencapai tujuan pokok karantina. Untuk mendapatkan hasil optimal karantina hewan memerlukan kerjasama dan dukungan serta membina hubungan yang erat dari instansi terkait, pihak swasta dan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya karantina hewan untuk ikut membantu kelancaran tugas dalam melaksanakan tindakan karantina hewan di lapangan. Perlu struktur organisasi yang sesuai dan mantap untuk tingkat Stasiun yang akan dapat menampung beban tugas administratif dan operasional karantina hewan sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi, sehingga struktur organisasi tersebut hendaknya memisahkan secara tegas untuk masing-masing tugas yaitu struktural dan fungsional sebagai tenaga teknis.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: 132HAR a
Uncontrolled Keywords: manajemen sumber daya manusia, Komoditas, manajemen Audit.
Subjects: Manajemen Sumber Daya Manusia
Depositing User: SB-IPB Library
Date Deposited: 14 Feb 2017 07:24
Last Modified: 03 Apr 2023 07:13
URI: http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/2822

Actions (login required)

View Item View Item