Optimalisasi produksi teh industristudi kasus pt. perkebunan xii di gunung mas bogor

Boedijanto, Hasto (1995) Optimalisasi produksi teh industristudi kasus pt. perkebunan xii di gunung mas bogor. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.

[img]
Preview
Text
R04-01-Boedijanto-Cover.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
R04-02-Boedijanto-Ringkasan.pdf - Published Version

Download (992kB) | Preview
[img]
Preview
Text
R04-03-Boedijanto-Daftarisi.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
R04-05-Boedijanto-Pendahulaun.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text
Tesis.pdf
Restricted to Registered users only

Download (17MB)

Abstract

Perkebunan Gunung Mas selain mengusahakan tanaman teh juga mengolahnya. Teh tersebut diolah menjadi teh hitam CTC (teh kemasan) dan teh celup. Produksi teh kemasan Perkebunan Gunung Mas cenderung menurun sekitar 0,91 persen per tahun dan produksi teh celup berkembang baik dengan laju pertumbuhan rata-rata 39,41 persen per tahun. Tingkat penjualan teh kemasan dan teh celup baik dengan laju pertumbuhan rata-rata masing-masing 3,71 persen dan 41,28 persen per tahun. Namun demikian terjadi over supply dalam persediaan dengan tingkat laju pertumbuhan rata-rata untuk teh kemasan dan teh celup masing-masing sebesar 25,38 persen dan 129,09 persen per tahun. Masalah utama yang dihadapi oleh manajemen Perkebunan Gunung Mas yaitu: Bagaimana perusahaan mengoptimalkan produksi agar seluruh sasaran yang dikehendaki manajemen dapat tercapai semaksimal mungkin. Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari geladi karya ini yaitu: (1) Mempelajari proses produksi pada industri pengolahan teh dan (2) Menentukan dan analisis kombinasi produksi teh olahan yang optimal dengan memperhatikan beberapa sasaran yang dikehendaki manajemen. Untuk mengetahui produksi optimal digunakan linear programming untuk mengevaluasi produksi tahun 1993, sedangkan goal programming digunakan untuk perencanaan tahun 1994 dan tahun 1995. Selanjutnya dianalisis dengan alat bantu komputer program LINDO. Sebelum melakukan optimalisasi produksi dilakukan metoda peramalan yaitu I Double Exponential Smoothing with Linear Trend (berdasarkan MSE terkecil) , untuk mengetahui proyeksi dimasa yang akan datang. Metoda peramalan tersebut digunakan alat bantu komputer program QSB. Peramalan permintaan pasar mutu BPI untuk tahun 1994 sebesar 180 131 kg kering dan tahun 1995 cenderung naik sebesar 187 742 kg teh kering. Peramalan permintaan pasar untuk setiap jenislmutu hampir semuanya cenderung meningkat dari tahun 1994 ke tahun 1995 kecuali untuk mutu F, D4, dan teh celup Goalpara. Sedangkan mutu yang paling banyak diminati oleh konsumen (permintaan pasar) adalah PF1 baik untuk tahun 1994 maupun tahun 1995 masing-masing sebesar 290 672 kg teh kering dan 292 900 kg teh kering. Hasil peramalan harga jual teh kemasan cenderung naik dari tahun 1994 ke tahun 1995 . Sebagai contoh harga jual BPI tahun 1994 sebesar Rp 2 808/kg dan tahun 1995 sebesar Rp 2 853/kg. Dengan demikian produk teh olahan mempunyai peluang pasar yang baik, karena harga jual teh kemasan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. peramalan bahan baku dari tahun 1994 ke tahun 1995 cenderung meningkat baik untuk teh kemasan maupun teh celup , manajemen perlu menyediakan bahan baku tersebut agar tidak terjadi kekurangan di masa depan khususnya untuk tahun 1994 dan tahun 1995. Sebagai contoh kebutuhan bahan baku teh kemasan tahun 1994 sebes=r Rp 5 614 057 kg pucuk basah dan tahun 1995 sebesar 5 627 782 kg pucuk basah. Produksi teh olahan di Perkebunan Gununq Mas tahun 1993 tidak sesuai dengan permintaan pasar. Keadaan ini setelah dianalisis berdasarkan sumberdaya dan kendala-kendala yang ada ternyata masih belum optimal. Keadaan optimal tercapai apabila kombinasi produksi BPI sebanyak 173 639 Kg, PF1 sebanyak 197 361 Kg , PD sebanyak 84 622 Kg , Dl sebanyak 97 227 Kg, F sebanyak 45 944 , D2 sebanyak 159 223 Kg BM sebanyak 108 898 Kg, D3 sebanyak 7 810 Kg, D4 sebanyak 5 077 Kg, BMII sebanyak 11 842 Kg, RMIT/B sebanyak 1 736 Kg , FLUFF sebanyak 972 Kg, teh celup Gunung Mas sebanyak 24 686 Kg dan teh celup Goalpara sebanyak 14 458 Kg. Hasil dari analisis Linear Programming menunjukkan bahwa produksi optimal pada tahun 1993 keuntungan memberikan sebesar Rp 383 055 900,-

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: 139BOE o
Uncontrolled Keywords: manajemen produksi dan operasi, Perkebunan, Teh Kemasan, linear programming, program QSB.
Subjects: Manajemen Produksi dan Operasi
Depositing User: SB-IPB Library
Date Deposited: 01 Mar 2017 07:23
Last Modified: 05 Mar 2020 10:27
URI: http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/2830

Actions (login required)

View Item View Item