Adiatmojo , Gatot Dwi (1999) Kajian Pengadaan Kapur Pertanian Untuk Menunjang Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pada Permukiman Lahan Gambut di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.
![]()
|
PDF
E4-01-Gatot_Adiatmojo-cover.pdf Download (1MB) |
|
![]()
|
PDF
E4-02-Gatot_Adiatmo-ringkasan_eksekutif.pdf Download (988kB) |
|
![]()
|
PDF
E4-03-Gatot_Adiatmojo-daftar_isi.pdf Download (1MB) |
|
![]()
|
PDF
E4-04-Gatot_Adiatmojo-pendahuluan.pdf Download (1MB) |
|
![]() |
PDF
E4-05-Gatot_Adiatmo.pdf Restricted to Repository staff only Download (30MB) |
Abstract
GATOT DWI ADIATMOJO (1999) Kajian Pengadaan Kapur Pertanian Untuk Menunjang Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pada Permukiman Lahan Gambut di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (di bawah bimbingan Harianto dan Abdul Basith). Kebijaksanaan pembangunan transmigrasi dari tahun ke tahun bersifat dinamis yang dicirikan dengan berkembangnya pola-pola kebijaksanaan baru. Kesemuanya itu untuk menciptakan layanan pemerintah bagi kesejahteraan warga masyarakat transmigran. bijaksanaan penetapan sentra-sentra produksi pertanian menjadi suatu produk unggulan dengan menetapkan suatu konsep pengembangan wilayah dengan program transmigrasi yang berbasiskan pada pertanian. Salah satu konsep pengembangan wilayah yang dikaitkan dengan program transmigrasi yang direncanakan sebagai sentra-sentra produksi pertanian adalah pengembangan lahan gambut di Kabupaten Kapuas Propinsi Kalimantan Tengah. Dari konsep pengembangan wilayah tersebut, Rencana Pengembangan Lahan Gambut dan Rawa di Kalimantan Tengah, mempunyai tujuan mempertahankan swasembada pangan khususnya beras dengan mengantisipasi sedini mungkin terjadinya alih fungsi lahan-lahan pertanian menjadi lahan non pertanian akibat pembangunan. Disamping itu juga memeratakan pembangunan khususnya pembangunan pertanian yang berwawasan agroindustri dengan sistem agribisnis melalui peran aktif dari petani, swasta dan aparat pemerintah. Perencanaan program pemanfaatan lahan gambut di Kalimantan Tengah, akan mencetak sawah seluas 632.000 hektar. Dalam pengelolaan sawah tersebut Departemen Transmigrasi dan PPH akan menempatkan 316.000 kepala keluarga (kk), masing-masing kepala keluarga akan mendapatkan 0,25 ha lahan pekarangan dan 2 ha lahan usaha. Program tersebut akan diselesaikan dalam waktu lima tahun dan di mulai dari tahun 1996/1997 hingga tahun 2000/2001. Agar pekerjaan besar ini dapat diselesaikan tepat waktu, maka pelaksanaan pengembangan lahan gambut tersebut terutama pada kegiatan pembangunan lahan melibatkan beberapa instansi, diantaranya, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Transmigrasi dan PPH dan Departemen Pertanian. Lahan pasang suruffgambut di Kabupaten Kapuas merupakan alternatif sumber daya alam yang tersedia, potensial dan juga mempunyai kaitan erat dengan kesatuan ekonomi. Kedudukan, potensi dan arti lahan pasang suruffgambut merupakan aset strategis yang perlu digali, dikembangkan, dan di manfaatkan. Meskipun secara biofisik, lahan gambut mempunyai tingkat keasaman tanah dan marginalitas yang relatif tinggi namun dengan teknologi, budidaya dan pengelolaan yang terencana dan terus menerus, maka kendala tersebut dapat dikurangi. Dalam upaya untuk menanggulangi keasaman lahan yang cukup tinggi, maka diberikan kapur pertanian di lahan pekarangan dan lahan usaha dengan dosis 3 ton/ha, untuk bercocok tanam. Pada pembangunan lahan yang terdiri dari penyiapan lahan, pengadaan kapur pertanian dan pengolahan lahanlbajak garu ini terlibat tiga institusi yang rnernpunyai kegiatan saling terkait dan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berurutan serta masing-masing institusi mernpunyai jadwal kegiatan. Dalam pelaksanaan pembangunan lahan yang kegiatannya saling berurutan tersebut diperlukan penyelarasan jadwal kegiatan dan volume kegiatan. Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan pada jadwal masing-masing masing kegiatan, terutarna pada kegiatan pengadaan kapur pertanian pada lokasi penelitian Proyek Pengembangan Lahan Gambut Dadahup B-1 dan B-2 di Kabupaten Kapuas. Pengolahan data yang di pergunakan untuk analisis dengan mernpergunakan analisis lintasan kritis, analisis teknik peninjauan evaluasi program, diagram jaringan kerja serta analisis kebutuhaan kapur pertanian. Dari analisis lintasan kritis didapatkan kegiatan - kegiatan kritis yang pelaksanaannya harus dilaksanakan sesuai jadwal, apabila ditunda tertunda akan menyebabkan kegiatan berikutnya terganggu dan pada akhirnya penyelesaian kegiatan akan tertunda dari jadwal yang telah ditentukan. Adapun kegiatan - kegiatan kritis adalah sernua kegiatan penyiapan lahan yang terdiri dari : tebas tebang, pilah kurnpul dan pernbersihan akhir. Pengadaan kapur pertanian terdapat kegiatan kritis adalah : penaburan kapur pertanian dilahan usaha yang siap olah, dan pada kegiatan pengolahan lahan 1 bajak garu juga rnerupakan kegiatan kritis. Dari analisis teknik peninjauan evaluasi didapatkan peluang probabilitas penyelesaian pelaksanaan kegiatan pernbangunan lahan sebesar 94,06 % apabila dilaksanakan selarna waktu 330 hari kalender. Indikasi adanya besaran peluang rnenunjukan bahwa jadwal yang ada telah tepat waktu. Dengan diagram jaringan kerja, didapatkan urut-urutan kegiatan dalam pernbangunan lahan. Urut-urutan kegiatan tersebut terdapat kegiatan-kegiatan kritis yang ditandai dengan garis tebal. Pada urutan kegiatan dapat di ketahui jenis kegiatan, awal dimulai kegiatan, waktu kegiatan dan saat akhir kegiatan, sehingga pihak proyek dapat melakukan pengendalian pelaksanaan kegiatan terutarna pada kegiatan - kegiatan kritis. Dari perhitungan kebutuhan kapur pertanian terhadap lahan yang sudah siap olah, terdapat ketidak sesuaian jumlah kapur pertanian yang seharusnya di tabur di lahan usaha ( belurn tepat jurnlah ). Setelah dilakukan perhitungan penyesuaian jurnlah kaptan dengan luasan lahan yang siap olah yang pada awalnya rnernerlukan waktu penaburan selama 255 hari kalender berubah menjadi 240 hari kalender. Dengan demikian jadwal baru yang waktu penaburannya sudah disesuaikan telah rnernenuhi harapan, yaitu tepat waktu dan tepat jurnlah. Perubahan waktu penaburan kaptan di lahan usaha tidak rnernpengaruhi perhitungan analisis lintasan kritis dan analisis teknik peninjauan evaluasi program. Dengan adanya penyesuaianl perubahan jadwal pada kegiatan penaburan, pihak proyek disarankan untuk rnenyesuaikan jumlah tenaga kerja penaburan setiap bulan. Disamping itu juga penyesuaian jumlah kapal Melihat hasil analisis lintasan kritis dan analisis teknik peninjauan evaluasi program yang pada pelaksanaannya harus dilakukan pengendalian jadwal secara optimal dikarenakan banyak terdapat kegiatan kritis, maka disarankan adanya satu institusi yang rnenangani pelaksanaan pembangunan lahan dalam lingkup yang besar. Untuk dapat melaksanakan kegiatan pembangunan lahan dalam satu tahun anggaran, disarankan proses administrasi yang meliputi pelelangan dan pembuatan dokumen kontrak dapat dilaksanakan lebih awal sebelum turunnya anggaran proyek atau lebih dikenal dengan pelelangan pra DIP (Daftar isian Proyek).
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kajian Pengadaan Kapur Pertanian Untuk Menunjang Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pada Permukiman Lahan Gambut di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah |
Subjects: | Manajemen Produksi dan Operasi |
Divisions: | Sekolah Bisnis > Perpustakaan |
Depositing User: | Staff-7 Perpustakaan |
Date Deposited: | 28 Dec 2011 06:11 |
Last Modified: | 20 Feb 2012 07:30 |
URI: | http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/369 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |