SOMAMIHARJA, AGUS (1999) Identifikasi Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Budidaya Udang Tambak Guna Menentukan Prioritas Kegiatan Dalam Rangka Menyukseskan Gema Protekan 2003. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.
![]()
|
PDF
4(E4)-01-Agus_Somamiharja-cover.pdf Download (1MB) |
|
![]()
|
PDF
4(E4)-02-Agus_Somamiharja-ringkasan_eksekutif.pdf Download (1MB) |
|
![]()
|
PDF
4(E4)-03-Agus_Somamiharja-daftar_isi.pdf Download (1MB) |
|
![]()
|
PDF
4(E4)-04-Agus_Somamiharja-pendahuluan.pdf Download (1MB) |
|
![]() |
PDF
4(E4)-05-Agus_Somamiharja.pdf Restricted to Repository staff only Download (34MB) |
Abstract
AGUS SOMAMIHARJA, 1999. Identifikasi Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Budidaya Udang Tambak Guna Menentukan Prioritas Kegiatan Dalam Rangka Menyukseskan Gema Protekan 2003. Di bawah bimbingan M. SYAMSUL MAARIF dan WAHYUDI. Dalam upaya mengatasi krisis ekonomi saat ini, sektor pertanian dianggap sebagai salah satu sektor andalan. Sektor pertanian mampu bertahan bahkan semakin meningkat perannya dalam perolehan devisa negara. Sub sektor perikanan khususnya komoditas udang adalah salah satu andalannya. Komoditas udang dianggap sebagai komoditas unggulan untuk dikembangkan karena telah terbukti dapat menghasilkan devisa negara yang cukup besar. Pada tahun 1993 nilai ekspor komoditas udang baru mencapai US $ 876,7 juta, namun pada tahun 1998 telah mencapai US $ 1,078 miliar. Mengingat potensi yang cukup besar untuk dikembangkan, pemerintah telah menetapkan program pengembangan ekpor hail perikanan (Gema Protekan 2003) dengan target perolehan devisa pada tahun 2003 sebesar US $ 10,19 miliar, US $6,79 miliar diantaranya di ditargetkan dari komoditas udang tambak (Ditjen Perikanan, 1999). Permasalahan utama usaha budidaya udang di Indonesia adalah rendahnya produktivitas tambak. Produktivitas rata-rata udang tambak di Indonesia saat ini sebesar 267 kg / Ha, jauh lebih kecil dibandiig China (538 kg/Ha), India (750 kg/Ha) dan Thailand (2444 kg/Ha) (Rosenbeny, 1995). Rendahnya produktivitas tambak disebabkan rendahnya keberhasilan hidup (survival rate) dan pertumbuhan (Growth rate) serta ketidakstabilan produksi, yang diduga disebabkan karena penurunan kualitas lingkungan sebagai akibat kesalahan penerapan teknologi budidaya dan manajemen lingkungan perairan. Sistem budidaya udang tambak dibangun dari beberapa sub sistem, yakni sub sistem proses produksi, sub sistem sarana produksi, sub sistem faktor pendukung dan sub sistem pemasaran. Masing-masing komponen dari sub sistem mempunyai peranan masing-masing dan bersama-sama menjadi faktor penentu keberhasilan budidaya udang tambak di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk, (1) mengidentifkasi prioritas faktor-faktor dan aktor-aktor penentu keberhasilan budidaya dari setiap komponen sub sistem. (2) menentukan prioritas kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka meningkatkan produktivitas udang tambak, serta (3) menentukan sistim budidaya yang paling cocok untuk diterapkan saat ini sesuai dengan kemarnpuan masyarakat dan kesiapan pemerintah. Penelitian ini difokuskan pada identifikasi faktor-faktor yang berperan pa& upaya peningkatan produktivitas udang tambak. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah kongkrit dalam rangka menyukseskan Gema Protekan 2003. Penelitian ini menggunakan metoda Analitical Hierarchy Process (AHP). Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara dan pengisian kuesioner, serta studi pustaka. Pembuatan kuesioner AHP dilakukan setelah melakukan analisis SWOT budidaya udang di Indonesia. Hasil analisis SWOT dipergunakan untuk menyusun kuesioner AHP yang dilakukan bersama-sama dengan para responden. Pengolahan data dilakukan dengan program komputer dipadukan dengan pengolahan secara manual. Faktor kualitas SDM petambak 1 pelaku budidaya dianggap sebagai faktor penentu utama dalam menentukan keberhasilan budidaya udang di Indonesia dengan nilai prioritas sebesar 22,9 %. Faktor penentu berikutnya bertutut-mt adalah faktor Penegakan regulasi I perahuan pemerintah yang mendukung kelancaran budidaya (15,7%), faktor Ketersediaan sarana I prasarana produksi tambak (14,0%), faktor Kelayakan mutu dan kualitas lingkungan perairan (13,6%), faktor Ketersediaan sarana irigasi dan saluran tambak (11,6%), faktor Kecocokan lokasi dan lahan pertambakan (11,3%), faktor Ketersediaan modal usaha (8,1%) dan faktor Ketersediaan sarana transportasi dan komunikasi (2,8%). Penyuluh Perikanan dianggap sebagai aktor penentu utama dalam menentukan keberhasilan upaya peningkatan produksi udang di Indonesia dengan nilai prioritas sebesar 15,3%. Aktor penentu berikutnya adalah Petanilpengusaha tambak (14,3 %), Pengusaha sarana produksi tambak (12,3%), Litbang Perikanan (12,1%), Lembaga Penelitian BPPT/LIPI dan Perguruan Tinggi (12,0%), Pemda (Bappeda) (11,5%), Departemen PU (Irigasi Tambak) (9,6%), Meneg LWBapedal (8,1%) dan Perbankan (4,8%). Kegiatan di level strategis yang diprioritaskan untuk dilakukan dalam upaya peningkatan produktivitas udang tambak adalah upaya Peningkatan Kualitas SDM petambak melalui penyuluhan perikanan dan pemberdayaan kelembagaan petambak (26,5%). Prioritas berikutnya adalah Meningkatkan Kualitas Lingkungan Perairan melalui Pengadaan Pemanfaatan dan Pengaturan Irigasi dan Saluran tambak (22,8%), Meningkatkan Kerjasama/Koordinasi antar instansi dan pelaku budidaya (17,5%), upaya Meningkatkan Ketersediaan Modal (12,4%), Meningkatkan Sarana Transportasi dan Komunikasi (1 1,6%) dan Meningkatkan Industri Hilir (9,2%) Dalam menentukan penerapan sistem budidaya para ahli berpendapat bahwa Sistem budidaya yang dianggap paling cocok untuk dikembangkan saat ini adalah sistem budidaya semi intensif (41,5%). Prioritas berikutnya berturut-turut adalah sistem budidaya ekstensif (32,6%) dan sistern budidaya intensif (25,9%). Manusia merupakan subjek pada kegiatan budidaya udang tambak, yang menentukan semua kebijakan dan aktivitas dalam upaya peningkatan produktivitas udang tambak. Dengan demikian tidak heran jika para ahli memilih faktor Kualitas SDM Petambak/Pelaku budidaya sebagai faktor penentu utama dalam menunjang keberhasilan budidaya udang di Indonesia. Pennasalahan SDM petambak di Indonesia adalah (I) sebagian besar petambak adalah petambak tradisional dengan pengetahuan dan keterampilan teknis budidaya yang minim serta latar belakang pendidikan yang masih rendah sehingga akses ke infonnasi dan teknologi masih rendah. (2) sikap mental yang belum memadai serta masih rendahnya apresiasi terhadap sistem nilai sosial sehingga bentuk-bentuk aktivitas kejasama ke arah rnernperjuangkan kepentingan bersama masih rendah. Hal ini terlihat dari masih rendahnya kinerja lembaga-lembaga kelompok petambak. Faktor penegakan peraturan pemerintah menempati prioritas kedua untuk diperhatikan. Hal ini berhubungan dengan pengaruhnya terhadap perlindungan dan penyediaan lingkungan yang layak bagi kelancaran dan kesinambungan budidaya udang. Pemeliharaan dan perlindungan lingkungan perairan erat hubungannya dengan penegakan peraturan tentang Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) serta Arndal. Faktor ketersediaan sarana dan prasarana produksi tambak me~pi3kaII prioritas berikutnya ddam menentukan keberhasilan budidaya udang, karena berperan dalam menyediakan semua input dan pendukung kelancaran proses produksi. Dinas Perikanan (dalam ha1 ini penyuluh perikanan) dianggap sebagai aktor yang hams memegang peran utama dalam upaya meningkatkan keberhasilan budidaya udang. Penyuluh perikanan dianggap penting karena (1) memegang peranan dalam upaya peningkatan kualitas petambak bengetahuan, keterampilan teknis dan manajemen usaha), (2) berperan dalam monitoring teknologi budidaya, dan memberikan input kepada peneliti, sehingga memudahkan dalam menemukan solusi terhadap masalah yang te jadi di lapangan, (3) berperan dalam proses transfer teknologi, (4) berperan dalam pemberdayaan kelompok petambak serta (5) menjembatani komunikasi petambak dengan pelaku budidaya lainnya. Kegiatan di level Strategis yang menempati prioritas pertama untuk dilakukan adalah meningkatkan kualitas SDM melalui penyuluhan perikanan dan pemberdayaan kelembagaan petani. Peningkatan kualitas SDM' dianggap penting karena, (1) kualitas SDM dianggap sebagai faktor penentu utama terhadap keberhasilan budidaya udang, (2) faktor penegakan perahran pemerintah hanya dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas SDM dan (3) faktor perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hanya dapat dilakukan apabila SDM petambak mempunyai pengetahuan dan kesadaran tentang peran lingkungan dalam menunjang keberhasilan dan kesinambungan budidaya udang. Peningkatan kualitas lingkungan perairan merupakan prioritas kedua yang perlu dilakukan karena lingkungan yang baik dapat menjadi media yang baik bagi pemeliharaan udang. Prioritas ketiga yang harus dilakukan adalah meningkatkan kejasama koordinasi antar instansi terkait. Kejasamakoordinasi dengan instansi terkait akan mempemudah penyediaan sarana dan prasarana pendukung kelancaran budidaya (transportasi, komunikasi, pembuatan dan pemeliharaan saluran tambak, serta penyediaan modal). Sistim budidaya semi intensif menjadi pilihan utama untuk diterapkan, karena mempertimbangkan kemampuan pemerintah dan masyarakat petambak saat ini. Pertimbangan-pertimbangan itu meliputi antara lain : (1) kemungkinan pencapaian proyeksiJtarget produksi, (2) kemampuan penyediaan modal, (3) ketersediaan sarana dan prasarana produksi tambak, (4) ketersediaan sarana dan prasarana pendukung, (5) pengaruhnya terhadap kualitas lingkungan, (6) kemampuan SDM petambak (penguasaan teknologi) serta (7) tingkat resiko keberhasilan yang dihadapi pada sistim budidaya. Berdasarkan informasi di atas, untuk menyuksekan Gema Protekan 2003 dari komoditas udang tambak, disarankan untuk (1) memberikan perhatian khusus terhadap masalah peningkatan SDM petambak / pelaku budidaya udang termasuk peneliti dan penyuluh tambak , (2) meningkatkan penegakan peraturan pemerintah (RUTR,RTRW, Amdal), (3) meningkatkan aktivitas dan peran lembaga kelompok tambak, (4) menerapkan sistem budidaya semi intensif sesuai dengan kemampuan masyarakat petambak dan kesiapan pemerintah, (5) melakukan monitoring terhadap penerapan teknologi budidaya udang secara berkala dan terns-menerus untuk mengurangi/menurunkan pengaruh internal akibat aktivitas budidaya, serta (6) melakukan penelitian lebih rinci mengenai batasan dan kualifikasi kualitas SDM petambak, mencari model dan strategi yang tepat bagi transfer teknologi budidaya dan upaya pemberdayaan kelompok tambak, mencari bentuk kerjasama dan koordinasi antar pelaku budidaya agar menciptakan keadaan yang kondusif bagi keberhasilan budidaya udang tambak.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Identifikasi Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Budidaya Udang Tambak Guna Menentukan Prioritas Kegiatan Dalam Rangka Menyukseskan Gema Protekan 2003 |
Subjects: | Manajemen Produksi dan Operasi |
Depositing User: | Staff-7 Perpustakaan |
Date Deposited: | 28 Dec 2011 06:11 |
Last Modified: | 20 Feb 2012 07:31 |
URI: | http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/374 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |