Perencanaan Pengembangan Pabrik pengolahan Kelapa Sawit di Areal Kebun Plasma Binaan PT AGL

Agus, Wibowo (1997) Perencanaan Pengembangan Pabrik pengolahan Kelapa Sawit di Areal Kebun Plasma Binaan PT AGL. Masters thesis, IPB.

[img]
Preview
PDF
2-01-Agus-cover.pdf

Download (1MB)
[img]
Preview
PDF
2-02-Agus-RingkasanEksekutif.pdf

Download (786kB)
[img]
Preview
PDF
2-03-Agus-daftarIsi.pdf

Download (766kB)
[img]
Preview
PDF
2-04-Agus-pendahuluan.pdf

Download (1MB)

Abstract

PT AGL adalah salah satu perusahaan Swasta Nasional yang memperoleh fasilitas kredit dari Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN) untuk membangun kebun kelapa sawit seluas 6.000 ha di desa Pasar Sebelat, -alang Arah, Suka Negara, Suka Medan, Suka Merindu dan Suka Maju, Cecamatan Ketahun/Sebelat, Kabupaten Bengkulu Utara, Propinsi Bengkulu. Sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan pendapatan dan pengembangan wilayah dengan pengembangan kebun kelapa sawit, PT AGL juga melakukan pembinaan terhadap petani di sekitar lokasi proyek untuk ikut ,erta menanam kelapa sawit dengan membentuk Proyek Pembinaan penduduk Berkebun Sawit (F3BS). Pola pembinaan dimaksud mengambil contoh pola PIR-TRANS yan9 telah berjalan selama ini, namun terdapat perbedaan dalam sumber pembiayaan dalam pembangunan kebun rakyat. Dalam P3BS sumber pembiayaan pembangunan kebun petani berasal dari fasilitas Kredit Usaha Kecil (KUK) dengan tingkat suku bunga pasar (Iebih tinggi dari fasilitas kredit pola PIR-TRANS) dan jangka waktu pengembaliannya lebih pendek. Diharapkan P3BS ini nantinya dapat memperoleh fasilitas CKPA dengan tingkat suku bunga rendah dan jangka waktu yang lebih panjang. P3BS dikelompokkan menurut wilayah yaitu kelompok Utara dan elompok Selatan dengClf) luas masing-masing 1.505,25 ha dan 1.114,84 ha total 2.620,09 ha). Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat pada waktu yang akan datang karena minat petani sangat besar, adanya dukungan dari pemerintah Daerah (Pemda) dan potensi lahan masih memungkinkan. Lokasi kebun P3BS tersebut terpencar dan jaraknya cukup jauh dengan kebun milik PT AGL khususnya kelompok wilayah Selatan. Kendala yang dialami P3BS karena lokasi yang terpencar dan jarak kebun milik petani dengan lokasi pabrik yang jauh ini antara lain adalah ; (a) Biaya pengangkutan TBS (Tandan Buah Segar) dari kebun petani kelompok Selatan ke pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) milik PT AGL menjadi tinggi, (b) Dapat terjadi penurunan kualitas TBS, (e) Saat ini kapasitas pabrik PKS yang dimiliki PT AGL sebesar 30 ton TBS/jam tidak mencukupi apabila seluruh kebun mencapai produksi puncak. Akibat yang ditimbulkan dari kendala-kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan P3BS tersebut adalah ; (a) Ongkos angkut tinggi, (b) Kualitas menurun, (e) Kemungkinan para petani binaan akan menjual hasil produksi TBS kebunnya kepada pabrik lain terdekat. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dikaji kemungkinan pengembangan pabrik PKS di areal kebun petani binaan PT AGL yang dapat memberikan biaya transportasi minimum. Untuk itu dalam penelitian ini bertujuan untuk : 1 Menentukan kapasitas pabrik PKS yang diperlukan. 2. Menentukan waktu yang tepat untuk mendirikan pabrik PKS di areal kebun binaan PT AGL. 3. Menentukan lokasi yang tepat ditinjau dari minimisasi biaya transportasi dari kebun (TPH) ke pabrik. Untuk menghitung kapasitas pabrik digunakan rumus yang lazim dipergunakan dalam perhitungan kapasitas pabrik sebagaimana dikemukakan oleh Lubis (1992). Demikian juga dalam menentukan waktu pendirian pabrik, mengacu pada pendapat Lubis (1992), yaitu pembangunan pabrik memerlukan waktu 18 sampai 24 bulan. Sedangkan pemilihan lokasi pengembangan pabrik dengan biaya transportasi terendah, menggunakan program linear model transportasi. Dari analisis yang dilakulkan diperoleh hasil bahwa PT AGL perlu melakukan pengembangan pabrik dengan kapasitas 10 ton TBS/jam, di lokasi Kuro Tidur. Pembangunan pabrik sudah harus dilaksanakan pada pertengahan tahun 1998. Dari kesimpulan Ilasil penelitian disarankan beberapa hal sebagai berikut : 1 Pengembangan pabrik harus dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan hasil penelitian ini, yaitu pada pertengahan tahun 1998. Apabila pengembangan pabrik dilakukan sebelum pertengahan 1998, maka akan terjadi kelebihan kapasita! pada pabrik yang dibangun tersebut (idle capacity). Sebaliknya apalJlla pengembangan pabrik dilaksanakan setelah pertengahan tahun 1998, maka penghematan biaya yang cukup besar tidak akan dapat diperoleh. Dengan demikian petani binaan akan dirugikan, karena pengolahan TBS masih dilakukan pada pabrik lama dengan jarak yang lebih jauh, sehingga biaya transportasi mahal. 2. Untuk mengantisipasi kebijaksanaan yang diberlakukan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dalam pengembangan pabrik, yaitu kapasitas pabrik minimum sebesar 30 Ton TBS/Jam, maka kapasitas pengembangan pabrik direncanakan sebl'sar 10 Ton TBS/Jam dengan bangunan infrastruktur pabrik unluk kapasitas sebesar 30 ton TBS/Jam. 3. Dalam perencanaan peflgembangan pabrik, selain menggunakan pendekatan bahan baku (TBS), juga perlu mempertimbangkan pendekatan pasar (CPO). Untuk mendukung hasil penelitian ini dalam penentuan lokasi pengembangan pabrik yang paling layak baik dari segi bahan baku maupun pasar, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang biaya transportasi dan manajemen angkutan CPO dari pabrik ke pasar.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Perencanaan Pengembangan Pabrik pengolahan Kelapa Sawit di Areal Kebun Plasma Binaan PT AGL
Subjects: Manajemen Produksi dan Operasi
Divisions: Sekolah Bisnis > Perpustakaan
Depositing User: Staff-4 Perpustakaan
Date Deposited: 28 Dec 2011 06:21
Last Modified: 28 Dec 2011 06:21
URI: http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/432

Actions (login required)

View Item View Item