Prima Perwira, Tidar (2001) Kajian Kebutuhan Bahan Baku dalam Memenuhi Kapasitas Produksi Teh pads PT. Cibuniwangi Tasikmalaya. Dibawah bimbingan SYAMSUL MA'ARIF dan WATl HERMAWATI. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.
![]()
|
PDF
E5B_01-Tidar-Prima-Perwira-cover.pdf Download (297kB) |
|
![]()
|
PDF
E5B_02-Tidar-Prima-Perwira-ringkasaneksekutif.pdf Download (338kB) |
|
![]()
|
PDF
E5B_03-Tidar-Prima-Perwira-daftarisi.pdf Download (81kB) |
|
![]()
|
PDF
E5B_04-Tidar-Prima-Perwira-pendahuluan.pdf Download (366kB) |
Abstract
Sektor agribisnis merupakan salah satu sektor unggulan dalam masa krisis ekonomi dewasa ini. Sektor ini membawa dampak positif ganda. Pertama, peningkatan subsitusi impor melalui pengembangan intensif untuk penghela produktivitas petani sekaligus akan menghemat devisa, mendorong pertuinbuhan yang lebih merata, dan membantu pengendalian harga pangan dalam negeri. Kedua, melalui peningkatan pangsa ekspor agribisnis, negara akan dapat meraih devisa dalam jumlah banyak. Salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran yang strategis dalam pembangunan sektor pertanian dalam perekonomian nasional adalah teh (Camelia Sinensis). Teh merupakan salah satu jenis minuman tradisional bangsa Indonesia di semua kalangan. Teh diproduksi tidak hanya oleh perkebunan yang besar tetapi banyak pula dikelola pleh rakyat dalam luasan lahan yang kecil. Oleh karena itu, produk olahan teh dikenal sebagai hasil olahan pabrik dan olahan keluarga atau home industri. Memperhatikan keadaan yang demikian, maka dalam memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat PT. Cibuniwangi merencanakan peningkatan produksinya. Ditinjau dari segi teknologi, PT. Cibuniwangi telah memiliki kapasitas mesin terpasang yang cukup memadai dengan ditunjang tenaga SDM yang cakap. Manajemen dalam ha1 ini sudah cukup menjalankan sistem produksinya secara baik, disamping keinginan mereka dalam menginvestasi terutama dalam bidang perkebunan seperti pembukaan lahan perkebunan teh baru. Akan tetapi, kapasitas mesin terpasang tadi belum dapat dijalankan secara optimal diakibatkan pasokan bahan baku yang belum memadai. Guna memenuhi kebutuhan bahan baku dalam tujuannya untuk meningkatkan produksi, maka peningkatan pasokan bahan baku berupa pucuk daun teh perlu ditingkatkan. Untuk pemenuhan pasokan bahan baku tersebut PT. Cibuniwangi terus berupaya meningkatkan pemberdayaan lahan pertanian yang ada. Guna meningkatkan bahan baku tersebut PT. Cibuniwangi memiliki dua sumber perkebunan, yaitu Perkebunan Besar (PB) dan Perkebunan Rakyat (PR). Pendekatan yang dilakukan dengan pemilik perkebunan rakyat (petani teh setempat) adalah dengan menjalin suatu pola kemitraan. PT. Cibuniwangi hanya memproduksi has11 lahan olahan teh kering setengah jadi tanpa merk dan proses selanjutnya dipasarkan sebagian besar (89%) ke PT. Sosro untuk dijadikan teh siap saji yang dipasarkan dengan merk Sosro dengan berbagai bentuk jenisnya. Sedangkan sisanya (11%) dipasarkan atas permintaan ekspor. Jadi, selama ini PT. Cibuniwangi tidak pernah kurang memenuhi permintaan diluar PT. Sosro sebagai pasar terbesar hasil teh kering olahan PT Cibuniwangi, dan belum pernah menghasilkan produk jadi yang siap dipasarkan dengan merk sendiri. Oleh karena itu, rumusan masalah yang dilakukan adalah yang mempermudah di dalam menganalisis penambahan kapasitas produksi pada PT. Cibuniwangi, yaitu diformulasikan antara lain sebagai herikut : 1. Bagaimana meningkatkan kapasitas hasil produksi teh olahan dengan pasokan kebutuhan bahan baku teh yang optimal, agar memenuhi kapasitas mesin terpasang ? 2. Berapa besar bahan baku optimum yang dibutuhkan untuk mencapai produksi dengan target yang ditetapkan ? 3. Seberapa besar permintaan pasar yang dapat dipenuhi dengan kapasitas yang ada? 4. Bagaimana perencanaan produksi perusahaan ke depan ? Berdasarkan perurnusan masalah di atas, maka tujuan geladikarya ini antara lain adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis kemampuan produksi akibat dari kapasitas keterdediaan pasokan bahan baku. 2. Menganalisis seberapa besar kebutuhan bahan baku yang optimal dalam memenuhi kapasitas produksi perusahaan. 3. Menganalisis seberapa besar permintaan pasar yang dapat dipenuhi dendan kondisi kemampuan kapasitas produksi perusahaan. 4. Merumuskan perencanaan produksi perusahaan. Selanjutnya, hasil pengolahan data kualitatif dan kuantitatif yang telah didapatkan baik secara internal maupun eksternal akan dianalisa dengan alat analisis riset operasi Quantitative Method Fcr Window (QM4W) berupa Penerapan Linear Programming (LP). Pemrograman linier dalam tahap ini menggunakan suatu model matematis yang dilakukan untuk menggambarkan masalah optimasi bahan baku pucuk segar teh yang sedang dihadapi terhadap maksimasi keuntungan perusahaan. Analisis program ini memberikan solusi junilah bahan baku yang optimal dilakukan oleh pabrik dalam usaha mendapatkan keuntungan maksimum dengan biaya minimum pula, dan dengan kapasitas maupun target produksi pabrik yang ada. Model dalam pemrograman linier dinyatakan dalam bentuk fungsi tujuan dan kendalanya. Fungsi tujuan digambarkan dari pengurangan total nilai revenue permintaan teh kering hasil dari pucuk basah teh perusahaan (XI) dan pucuk basah teh perkebunan rakyat (X2) (dalam satuan kg) dengan asumsi harga rata-rata bahan jadi teh per kilogram yang digunakan perusahaan adalah sebesar Rp. 5500,- terhadap jumlah total nilai pengeluaran biaya produksi di pabrik dari semua elemen yang dibutuhkan dan terkait dalam proses produksi teh (modal). Optimasi kebutuhan bahan baku pucuk segar merupakan masalah utama dalam produksi teh kering di PT Cibuniwangi. Hal ini terbukti dengan peningkatan bahan baku yang dikelola oleh pabrik, maka akan terus meningkatkan keuntungan penjualan. Bahan Baku pucuk segar teh yang digunakan dalam pengelolaan teh berasal dari dua sumber, yaitu perkebunan milik PT. Cibuniwangi dan dari perkebunan milik rakyat setempat. Pada tahun 2000, pasokan bahan baku yang dipergunakan dari perkebunan perusahaan adalah sebanyak 3.240.000 kg dan 900.000 kg dari perkebunan rakyat untuk menghasilkan produksi teh kering sebanyak 920.000 kg. Berdasarkan analisis LP, maka pada produksi teh kering pada tahun 2000 dapat diketahui antara lain, yaitu: 1. Keuntungan penjualan maksimum yang akan didapatkan adalah sebesar Rp. 570.737.664,- per tahun. 2. Besarnya harga pokok produksi (modal minimal) yang dibutuhkan untuk menghasilkan 920.000 kg teh kering pada tahun 2000 adalah sekitar Rp. 4.489.262.080,-. 3. Untuk mencapai keuntungan maksimum maka semua bahan baku baik yang berasal dari perkebunan perusahaan dipergunakan semuanya, begitu pula dengan bahan baku pucuk basah yang berasal dari perkebunan rakyat dipergunakan semua pula. 4. Jika pihak manajemen ingin meningkatkan jumlah keuntungan penjualan, pada tahun berikutnya, rnaka peningkatan penggunaan pasokan bahan baku pucuk segar yang berasal dari perkebunan teh milik rakyat akan sangat lebih rnenguntungkan dibandingkan dengan menggunakan pasokar! bahan baku pucuk segar yang berasal dari perkebunan teh milik perusahaan. Pada tahun 2001, pihak manajemen PT Cibuniwangi merencanakan produksi teh kering sebesar 1.000.000 kg untuk memenuhi permintaan pasar yang masih belum semua dicapai. Pabrik PT Cibuniwangi akan mengelola sekitar 4.500.000 kg bahan baku pucuk basah teh. Jika, peningkatan kebutuhan bahan baku tersebut dipenuhi dengan peningkatan pembelian bahan baku pucuk segar asal perkeburlan teh rakyat (X2), misalnya sebanyak 1.000.000 kg per tahun (sedangkan bahan baku pucuk segar asal perkebunan teh perusahaan sebesar 3.500.000 kg), maka berdasarkan hasil analisis LP didapatkan antara lain: 1. Produksi teh kering asal bahan baku pucuk segar perkebunan rakyat meningkat menjadi sebesar 222.222,3 kg per tahun. 2. Meningkatkan keuntungan penjualan pula menjadi Rp. 603.874.800,-. 3. Tetapi, menurunkan hasil teh kering asal bahan baku pucuk segar perkebunan perusahaan, yaitu hanya sebesar 705.170,3 kg. Hal ini ditunjukkan dengan masih adanya sisa pada kendala store pucuk (merupakan kendala besarnya jumlah bahan baku yang berasal dari perkebunan teh milik perusahaan) (slack 14) sebesar 326.733,8125 kg yang tidak terpakai. Jadi, meningkatnya penggunaan pasokan bahan baku pucuk segar yang berasal dari perkebunan teh rakyat hingga sebanyak 5.331.094 kg akan meningkan keuntungan, semakin menurunkan harga pokok produksi.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Optimasi Bahan Baku Teh |
Subjects: | Manajemen Produksi dan Operasi |
Divisions: | Sekolah Bisnis > Perpustakaan |
Depositing User: | Staff-1 Perpustakaan |
Date Deposited: | 28 Dec 2011 06:12 |
Last Modified: | 28 Dec 2011 06:12 |
URI: | http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/543 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |