Kajian Kompetensi Inti Guna Pengembangan Strategi Bisnis PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

DARWITO, PETER EKO BUDI (2000) Kajian Kompetensi Inti Guna Pengembangan Strategi Bisnis PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.

[img]
Preview
PDF
e5a-01-peter_eko_budi-cover.pdf

Download (286kB)
[img]
Preview
PDF
e5a-01-peter_eko_budi-ringkasan_eksekutif.pdf

Download (446kB)
[img]
Preview
PDF
e5a-02-peter_eko_budi-daftar_isi.pdf

Download (336kB)
[img]
Preview
PDF
e5a-03-peter_eko_budi-pendahuluan.pdf

Download (450kB)
[img] PDF
e5a-05-peter_eko_budi.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

PETER EKO BUDI DARWITO, 2000 Kajian Kompetensi Inti Guna Pengembangan Strategi Bisnis PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). Dibawah bimbingan Setiadi Djohar dan Wahyudi. Bank Rakyat Indonesia merupakan salah satu bank pemerintah yang sejak awal berdiri dan sejarah perkembangan usahanya, disamping berfungsi sebagai financial intermediary juga banyak mengemban tugas pemerintah sebagai agen pembangunan. Tugas tersebut antara lain mendukung usaha kecil, menengah dan koperasi serta masyarakat pedesaan dalam rangka membiayai kegiatan pertanian khususnya mensukseskan program swasembada pangan, kegiatan perdagangan dan jasa serta perindustrian. Kegiatan tersebut didukung dengan jaringan kerja Kantor BRI Cabang dan BRI Unit yang tersebar sampai tingkat kecamatan di selu~whi layah Indonesia. Seiring dengan perkembangan ekonomi dan kebijakan pemerintah di bidang moneter dan perbankan, maka Bank Rakyat Indonesia mengembangkan kegiatan usahanya yang mendasarkan kepada misi Bank Rakyat Indonesia yaitu melayani seluruh lapisan masyarakat. Maka Bank Rakyat Indonesia tidak hanya melayani segmen masyarakat kecil melainkan juga melayani segmen ritel, pelayanan usaha devisa, dan melayani segmen usaha besar I korporasi. Sehingga melalui transformasi organisasi dalam rangka mengembangkan bisnisnya, Bank Rakyat Indonesia mendasarkan kepada Strategic Business Unit (SBU), yang membagi kedalam 4 (empat) SBU yaitu SBU Mikro, SBU Ritel, SBU Menengah/ Korporasi dan SBU Investasi. Krisis ekonomi dan yang berlanjut dengan krisis multidimensi sangat berpengaruh terhadap kinerja perbankan nasional termasuk struktur keuangan dan kesehatan Bank Rakyat Indonesia. Kualitas aktiva produktif tidak sehat, portofolio pinjaman didominasi kredit bermasalah kredit korporasi I menengah dan kredit ritel komersial, suku bunga tinggi menyebabkan negafive spread, Bank Rakyat Indonesia menjadi rugi dan modal menjadi negatif. Akibatnya Bank Rakyat Indonesia hams masuk dalam program rekapitalisasi sehingga pemerintah termasuk IMF menyarankan agar Bank Rakyat Indonesia kembali kedalam fokus bisnis dan kompetensinya selama ini yaitu melayani bisnis mikro dan ritel, masyarakat kecil dan menengah bawah, petani seta koperasi. Fakta menunjukkan bahwa selama krisis multidimensial saat ini, temyata bisnis mikro menunjukkan resistensi dan kinerja yang sangat baik. Kinerja portofolio pinjaman mikro yang dikenal dengan kupedes kredit bermasalahnya relatif kecil yaitu sekitar hanya 2 persen, demikian pula mobilisasi dana pedesaan cukup berhasil, kontribusi laba dan asset bisnis mikro terhadap Bank Rakyat Indonesia menjadi dominan dibanding sebelum terjadinya krisis moneter yang didominasi segmen menengah I korporasi. Dari uraian diatas, permasalahan yang dihadapi oleh Bank Rakyat Indonesia dapat dirumuskan sebagai berikut : Faktor-faktor apa yang mempengaruhi dan menjadi pertimbangan dalam keberhasilan bisnis Bank Rakyat Indonesia, kompetensi inti apa yang dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia, serta bagaimana strategi bisnis dan program kerja yang sebaiknya dilakukan Bank Rakyat lndonseia supaya kinerjanya menjadi baik dan meningkat dan menjadi bank yang sehat. Sedangkan tujuan dari penulisan tesis adalah dimaksudkan untuk mengkaji kompetensi inti dari kegiatan usaha Bank Rakyat Indonesia dan relevansinya dengan kondisi bisnis saat ini serta mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan usaha Bank Rakyat Indonseia. Dari kajian tersebut kemudian dipergunakan untuk memformulasikan strategi bisnis Bank Rakyat Indonesia dalam menghadapi kondisi krisis moneter dan persaingan bisnis perbankan di masa depan. Manfaat dari penulisan ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam menyusun strategi dan perencanaan bisnis Bank Rakyat Indonesia. Sedangkan bagi penulis dapat merupakan sarana pelatihan dan pengembangan wawasan khususnya dalam penerapan teori manajemen strategi dan bekal aplikasi di dalam pengembangan karier dan bekerja. Penelitian ini dibatasi hanya pada kajian kompetensi inti khususnya pada SBU bisnis BRI yaitu Bisnis Kredit Menengah, Bisnis Retail Banking , Bisnis Micro Banking dan Bisnis Investment Banking, yang akan dijadikan dasar untuk penyusunan strategi bisnis. Penelitian dengan tetap mengkaji kondisi intemal Bank Rakyat Indonesia serta memperhatikan kondisi lingkungan ekstemal, sedangkan implementasinya diserahkan kepada perusahaan. Tesis ini merupakan studi kasus pada Bank Rakyat Indonesia, sehingga kesimpulan yang diambil hanya berhubungan dengan kasus yang terjadi di Bank Rakyat Indonesia. Metode pelaksanaanya, terlebih dahulu dilakukan pengamatan terhadap bisnis yang diterapkan. Kemudian melakukan evaluasi dan analisis diskriptif terhadap strategi dan kinerja Bank Rakyat Indonesia dengan jalan wawancara dan diskusi dengan pihak manajemen. Kajian kompetensi inti mnggunakan metode analisis skill mapping dengan memberikan kuisoner kepada manajemen Bank Rakyat Indonesia dengan teknik Purposive Sampling. Selain itu evaluasi juga mempertimbangkan faktor intemal, ekstemal dan analisis lingkungan industri. Dengan bantuan alat analisis matrik SWOT, maka dapat diketahui kondisi bisnis untuk dijadikan dasar dalam penyusunan alternatif formulasi strategi. Berdasarkan analisis lingkungan industri perbankan diperoleh hasil bahwa persaingan diantara industri perbankan saat ini dapat dikelompokkan kedalam dua kategori yaitu pertama segmen mikro dan kedua segmen ritel, komersial dan korporasi. Persaingan sejenis didalam pembiayaan mikro terlihat kurang berimbang karena dinominasi Bank Rakyat Indonesia yang memiliki jaringan distribusi serta kemampuan sumberdaya. Sedangkan persaingan didalam segmen menengah dan besar relatif rendah, karena setelah krisis moneter hampir semua bank cenderung meninggalkan segmen ini dan bergerak ke segmen ritel. Sehingga persaingan di dalam perbankan ritel relatif ketat dan yang mempunyai keunggulan teknologi dan jaringan distribusi dan dukungan sumberdaya akan unggul. Hambatan masuk ke industri pembiayaan mikro saat ini relatif tinggi, sedangkan ke pembiayaan ritel, komersial dan korporasi relatif longgar bahkan perbankan asing dapat leluasa untuk memiliki saham perbankan nasional. Kekuatan tawar menawar pemasok industri perbankan, yaitu untuk dana jangka pendek relatif rendah karena mudah diantisipasi dengan iming-iming hadiah dan kemudahan pelayanan sedangkan untuk pemasok dana jangka panjang relatif tinggi karena disamping membutuhkan biaya yang lebih tinggi juga diperlukan citra dan keamanan dari perbankan. Ancaman produk I jasa ,pengganti untuk pembiayaan mikro akan lebih mudah diantisipasi dengan bunga yang lebih kompetitif dan pelayanan yang mudah dan cepat. Demikian pula untuk pembiayaan kredit ritel, menengah dan korporasi karena kondisi krisis multidimensi di Indonesia masih berkelanjutan maka ancaman pembiayaan produk pengganti seperti modal ventura serta dana dari pasar uang dan saham masih relatif rendah. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa bisnis Bank Rakyat Indonesia setelah era deregulasi perbankan kurang terfokus. Maing-masing Strategi Unit Bisnis berkembang sendiri-sendiri tanpa adanya koordinasi dan pengawasan serta monitoring agar tetap dalam kerangka bisnis yang telah ditetapkan dalam Corporate Plan. Sehingga meskipun Bank Rakyat Indonesia telah ditetapkan lebih menititkberatkan dalam pembiayaan bisnis ritel dan kecil, namun dalam perkembangannya seakan-akan malahan didominasi segmen kredit menengah dan korporasi. Berdasarkan analisis skill mapping diperoleh hasil bahwa kemampuan Bank Rakyat Indonesia yang memperoleh nilai diatas 4 (kemampuan yang lebih unggul dibandingkan dengan pesaing) serta kemampuan yang tingkat kepentingannya tinggi dengan nilai 3 atau mendekati 3 adalah kemampuan dalam memberikan pelayanan jasa perbankan kepada masyarakat menengah bawah, petani dan pengusaha kecil baik di pedesaan maupun perkotaan, kemampuan dalam mendukung pelayanan kredit program dan kredit kepada BULOG serta Kemampuan dalam menyediakan jaringan kerja I distribusi untuk pelayanan di seluruh wilayah Indonesia sampai ke tingkat kecamatan. Dilain pihak kemampuan yang memperoleh nilai 2 (kapabilitas rendah) dan mendekati 1 (tidak mempunyai kapabilitas) adalah Bank Rakyat Indonesia kurang memiliki kemampuan didalam memberikan fasilitas berupa sarana teknologi perbankan yang handal, kemampuan dalam pelayanan produk berkartu, kemampuan dalam pelayanan kredit kepemilikan rumah serta kemampuan jaringan perbankan global/ intemasional. Berdasarkan analisis, Bank Rakyat Indonesia memiliki kelemahan yang mendasar yaitu modal negatif, struktur keuangan yang tidak sehat dan jeleknya kualitas aktiva produktif, teknologi perbankan, sistem dan informasi serta accounting sysfem, bisnis BRI yang tidak terfokus serta rendahnya kualitas pelayanan. Namun demikian Bank Rakyat Indonesia mempunyai kekuatan dalam kemampuan mengelola resiko dalam pelayanan kepada masyarakat kecil, kemampuan dalam pelayanan kredit program dan kredit kepada BULOG, kekuatan jaringan kerja untuk distribusi pelayanan, sistem dan prosedur pelayanan bisnis mikro yang mudah, sederhana dan cepat, kemampuan Bank Rakyat Indonesia dalam penyaluran kredit mikro/ kupedes serta kemampuan mobilisasi dana pedesaan. Disamping itu, sebagai bank milik pemerintah, Bank Rakyat Indonesia mempunyai peluang dalam pengembangan bisnisnya karena kepentingan dan dukungan dari pemerintah dan IMF. Dibentuknya Badan Penyehatan Perbankan Nasional merupakan peluang yang sangat baik bagi Bank Rakyat Indonesia dalam membersihkan pinjaman bermasalah. Sehingga dengan dukungan tersebut dan adanya pendampingan oleh konsultan asing dan Deutch Bank, Bank Rakyat Indonesia dapat memanfaatkan semaksimal mungkin didalam menyusun rencana bisnis, menyusun strategi dan mengembangkan bisnis ke depan. Sehingga Bank Rakyat Indonesia dapat mengantisipasi segala ancaman persaingan perbankan kedepan yang semakin ketat meskipun kondisi sosial politik dan ekonomi yang belum stabil dan Bank Rakyat Indonesia mampu memenuhi ketentuan dan kebijakan kesehatan bank. Berdasarkan analisis kompetensi inti, kajian faktor intemal dan ekstemal dan analisis SWOT serta penentuan prioritas strategi dengan metode Eckenrode, maka formulasi strategi yang dapat direkomendasikan dapat dipisahkan dalam dua kelompok yaitu strategi utama dan strategi pendukung. Strategi utama terdiri atas : I. Pengembangan bisnis mikro BRI Unit; 2. Pengembangan bisnis ritel BRI Cabang; 3. Evaluasi segmentasi bisnis dan nasabah BRI; 4. lnovasi pinjaman mikro / kupedes; 5. Mempertahankan penyaluran kredit program/ BULOG; Sedangkan strategi pendukung adalah : 1. Rekapitalisasi; 2. Restrukturisasi organisasi; 3. Memperbaiki kualitas aktiva produktif; 4. Memperbaiki teknologi, sistem dan informasi serta accounting system; 5. Meningkatkan kualitas pelayanan; 6. Evaluasi dan pengembangan produk tabungan BRI; 7. Meningkatkan monitoring dan pengawasan. Untuk keberhasilan strategi utama, maka BRI hams segera melaksanakan rekapitalisasi. lmpikasi sari rekapitalisasi ini bahwa manajemen puncak Bank Rakyat Indonesia harus melakukan pendekatan ke Departemen Keuangan dan DPR agar biaya rekapitalisasi dan pelaksanaan segera disetujui serta Top Manajemen siap untuk diganti. Dengan melaksanakan rekapitalisasi, maka permodalan Bank Rakyat Indonesia minimal menjadi 4 persen dan menjadi bank yang sehat sehingga dapat mengembangkan bisnis perbankan sebagaimana mestinya. Bahwa rekapitalisasi tidak ada artinya apabila tidak dilakukan langkah lanjutan dan strategi bisnis dimuka sehingga kinerja Bank Rakyat Indonesia usahanya menjadi lebih baik. Dengan melaksanakan restrukturisasi organisasi diharapkan organisasi Bank Rakyat Indonesia dapat menjadi lebih efektif, efisien dan terciptanya koordinasi antar unit kerja secara lebih baik. Kemudian agar struktur keuangan dan kualitas aktiva produktif sehat, maka kepatuhan atas sistem dan prosedur serta ketentuan perbankan yang mendasarkan prinsip kehati-hatian senantiasa harus diperhatikan. Namun demikian dalam peningkatan kualitas pelayanan dan pengembangan bisnis BRI serta peningkatan teknologi perbankan yang handal diperlukan investasi yang cukup besar dan penyiapan SDM yang berkualitas. Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Bank Rakyat Indonesia mempunyai kompetensi inti dalam jaringan kerja dan pengelolaan resiko dalam pelayanan kepada masyarakat kecil, namun demikian strategi dan pengembangan bisnis BRI selama ini belum sesuai dan kurang mendasarkan kepada kompetensi inti yang dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia. Kinerja dan perkembangan bisnis Bank Rakyat Indonesia saat ini mengalami stagnasi kecuali bisnis kecil terutama disebabkan oleh faktor modal negatif dan besamya portofolio pinjaman bermasalah serta rendahnya kualitas pelayanan karena lemahnya teknologi, Sistim lnformasi Manajemen dan accounting system. Dilain pihak dengan dukungan dari pemerintah dan IMF, BRI mempunyai peluang untuk memperbaiki kinerjanya melalui penerapan strategi dan program kerja sebagaimana dikemukakan diatas. Untuk mendayagunakan kompetensi inti jaringan kerja dan meningkatkan kualitas pelayanan sebaiknya Bank Rakyat Indonesia melakukan penyempumaan teknologi, sistim dan informasi manajemen serta accounting system sehingga kompetensi inti jaringan kerja Bank Rakyat Indonesia yang tersebar luas dapat bermanfaat maksimal dan beroperasi secara on line banking system. Untuk mendukung jaringan teknologi dan kualitas pelayanan maka kualitas SDM perlu ditingkatkan dengan pendidikan dan pelatihan. Bank Rakyat Indonesia dalam pengembangan bisnisnya sebaiknya lebih berkonsentrasi pada kompetensi inti yang dimilikinya yaitu kemampuan pelayanan kepada masyarakat kecil dan petani di pedesaan dan mengoptimalkan jaringan kerja Bank Rakyat Indonesia yang luas untuk dapat meningkatkan jumlah simpanan dan meningkatkan jumlah pinjaman. Dalam mengembangkan bisnis kecil, sebaiknya Bank Rakyat Indonesia melakukan pembukaan BRI Unit baru bagi desa-desa yang potensi pasamya memungkinkan, serta pembukaan BRI Unit yang operasinya berdasarkan Bank Syariah, inovasi dan pengembangan kredit mikro I kupedes dengan meningkatkan maksimum plafond saat ini sebesar Rp. 25 juta dan perhitungan bunga yang tidak hanya secara flate rate yaitu berdasarkan pokok pinjaman mula-mula tetapi juga berdasarkan atas sisa pinjaman. Sedangkan dalam mengembangkan bisnis ritel, sebaiknya Bank Rakyat Indonesia mengoptimalkan jaringan kerja BRI Cabang. Kegiatan tersebut diantaranya dengan meningkatkan simpanan, meningkatkan pinjaman kredit konsumen dengan pelayanan yang lebih luas tidak hanya kredit kepada pegawai berpenghasilan tetap/ pensiunan, memperbaiki kualitas portofolio pinjaman ritel dan meningkatkan pinjaman ritel dan pinjaman agribisnis secara lebih hati-hati. Hal yang tidak kalah pentingnya juga meningkatkan kualitas pelayanan kredit program dan kredit kepada BULOG sehingga memberikan manfaat kepada semua pihak yang terlibat dan terkait. Sedangkan dalam bisnis kredit menengah/ korporasi, prioritas utama yang sebaiknya dilakukan Bank Rakyat Indonesia adalah memperbaiki kualitas pinjaman bermasalah Kredit Menengah I Korporasi. Upaya tersebut dapat dilaksanakan melalui restrukturisasi dan penyelesaian ataupun penyerahan pinjaman bermasalah ke BPPN atau BUPLN. Kemudian mempertahankan pinjaman korporasi (pinjaman diatas Rp. 50 milyar) maksimal sebesar 20 persen dari total portofolio pinjaman Bank Rakyat Indonesia dan meningkatkan pinjaman agribisnis secara lebih berhati-hati. Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah memonitor dan mengawasi perjalanan dan kinerja bisnis Bank Rakyat Indonesia. Monitoring dan pengawasan ini penting agar senantiasa sesuai dengan rencana bisnis yang telah ditetapkan. Untuk tugas tersebut maka peran-dan tugas Satuan Pengawasan Intem serta Compliance Director menjadi sangat berarti dan perlu ditingkatkan.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Kajian Kompetensi Inti, Pengembangan Strategi Bisnis, manajemen strategi
Subjects: Manajemen Strategi
Divisions: Sekolah Bisnis > Perpustakaan
Depositing User: Staff-7 Perpustakaan
Date Deposited: 12 Jan 2012 09:26
Last Modified: 20 Feb 2012 13:46
URI: http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/553

Actions (login required)

View Item View Item