Siregar, Rianto (1999) Kajian Mutu Proses Produksi Di PT. Horti Nusantara Mojokerto. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.
![]()
|
PDF
r14_01-RiantoSiregar-cover.pdf Download (328kB) |
|
![]()
|
PDF
r14_02-RiantoSiregar-ringkasaneksekutif.pdf Download (363kB) |
|
![]()
|
PDF
r14_03-RiantoSiregar-daftarisi.pdf Download (288kB) |
|
![]()
|
PDF
r14_04-RiantoSiregar-pendahuluan.pdf Download (407kB) |
Abstract
Meningkatnya nilai kurs US$ terhadap Rupiah menguntungkan bagi jenis usaha ekspor yang banyak menggunakan kandungan lokal, seperti usaha di bidang pertanian (agribisnis) khususnya buah-buahan. Dengan demikian adanya peningkatan nilai kurs US$ terhadap Rupiah dapat dijadikan suatu pemicu peningkatan ekspor. Meningkatnya devisa diharapkan dapat meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia dari krisis ekonomi. Pengembangan hortikultura atau buah-buahan pada khususnya merupakan sumber pertumbuhan baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang perlu mendapat perhatian secara khusus. Potensi hortikultura, terutama buah, cukup besar untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan pasar dalam negeri atau ekspor, baik dalam bentuk segar atau olahan. Dalam era global competition saat ini dan yang akan datang akan terjadi kecenderungan proses pengembangan produk yang lebih baik, lebih canggih, lebih berkualitas, dan lebih murah jika dibandingkan dengan produk sebelumnya sebagai akibat perubahan yang cepat dalam bidang teknologi. Terlebih-lebih lagi dengan ditanda tanganinya persejuan General Agreement on Tariff and Trade (GATT), yang menyebabkan arus globalisasi akan semakin kuat, dan mengakibatkan perusahaan yang berorientasi pasar dan beroperasi secara efisien sajalah yang akan mampu hidup terus. PT. Horti Nusantara Mojokerto, sebagai salah satu perusahaan pengolahan buah-buahan khususnya pasta buah seperti pasta pisang (banana puree) dan pasta sirsak (soursop/guanabana puree) yang terbesar di Indonesia, mulai berproduksi secara efektif sejak tahun 1996. Selain itu perusahaan juga memproduksi pasta pepaya (papaya puree), pasta mangga (mango puree), dan lain-lain. Kapasitas produksi perusahaan 6000 ton per tahun, yang dimanfaatkan saat ini baru 30% dari kapasitas yang ada. Produk pasta yang dihasilkan sebagian besar di ekspor ke luar negeri, antara lain : Singapura, Malaysia, Belanda, Amerika Serikat dan Finlandia. Untuk pasaran lokal hanya bagi segmen industri pengolahan pangan yang pada tahun 1997 menyerap 50 ton per tahun sedangkan pada tahun 1998 menyerap 100 ton per tahun. Produksi yang dibuat saat ini berdasarkan pesanan (job order) dari konsumen. Kunci sukses industri pengolahan buah-buahan seperti pasta pisang (banana puree) dan pasta sirsak (soursop/guanabana puree) dalam menembus pasaran ekspor, sangat terletak pada produk yang dihasilkan yaitu mutu, produktivitas yang tinggi, pengiriman yang tepat waktu, dan harga yang bersaing. Untuk mendukung ha1 tersebut dalam menghasilkan suatu produk yang bermutu, tidak cukup hanya mengandalkan mutu bahan baku saja tetapi juga teknologi operasi dan produksi serta peningkatan kualitas sumber daya manusia. Tujuan kegiatan geladikarya ini adalah menentukan model pengendalian mutu pasta buah yang tepat bagi PT Horti Nusantara. Untuk menghasilkan model tersebut perlu dikaji (1) Kesiapan perusahaan dalam rangka penerapan IS0 9002 (2) Sistem pengendalian mutu yang telah dilaksanakan PT. Horti Nusantara (3) Permasalahan dominan penyebab terjadinya produk afkir (4) Standar toleransi kendali produk afkir alternatif perusahaan. (5) Upaya perusahaan untuk mengurangi terjadinya produk afkir. Metode yang digunakan dalam geladikarya ini adalah studi kasus, sehingga diperoleh gambaran yang luas mengenai subjek yang diteliti. Kasus yang diteliti adalah aspek mutu, dalam hal ini pengendalian mutu produk pasta pisang dan pasta sirsak. Mutu pasta buah pisang dan sirsak yang dihasilkan dianalisa dengan metode Statistical Quality Control. Selanjutnya ditelaah faktorfaktor manajemen mutu yang dapat mempengaruhi mutu produk seperti sumberdaya manusia, bahan baku, aliran proses dan peralatan atau mesin yang digunakan. Untuk analisis manajemen dipergunakan analisis SWOT. Geladikarya dilaksanakan di PT. Horti Nusantara, Mojokerto dari bulan Februari sampai dengan Maret 1999. Hasil kajian menunjukkan bahwa sistem pengendalian mutu yang dilaksanakan oleh PT. Horti Nusantara masih perlu diperbaiki terutama pada proses pemeraman (ripening) yang belum memiliki standar tingkat kematangan dan standar prosedur proses pemeraman (ripening) yang ideal. Dari analisis diagram pareto memberikan gambaran bahwa permasalahan pengendalian mutu yang paling dominan dan perlu mendapatkan perhatian dan pemecahan yang serius dari pihak pimpinan PT. Horti Nusantara serta perlu mendapatkan prioritas adalah adanya produk afkir pada bagian pemeraman, disusul dengan proses pengupasan yang masih tidak benar oleh karyawan harian, proses pengisisan (filling) dan fermentasi serta terjadinya kerusakan pada saat transportasi. Dari kajian yang dilakukan serta analisis yang dilaksanakan dengan mempergunakan Diagram Sebab Akibat diperoleh masukan bahwa terjadinya produk afkir pada proses pemeraman adalah (1) Faktor manusia berupa pemberian tanggung jawab proses pemeraman hanya pada satu orang, keletihan dan rendahnya pemahaman tentang mutu. (2) Faktor lingkungan berupa adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur akibat kurangnya kebersihan ruangan pemeraman ataupun wadah (3) Faktor mesin adalah berupa ketiadaan alat untuk mengontrol kelembaban ruangan pemeraman (4) Faktor metode berupa cara penempatan buah yang memiliki kematangan yang tidak sama, cara kerja bidang pemeraman yang tidak sistematis, sering terjadi kesalahan schedule, dan adanya perlakuan pembongkaran yang sering sehingga memungkinkan terjadinya kerusakan fisik (5) Faktor material atau bahan baku adalah tingkat kematangan yang beragam, adanya buah busuk serta karakterisitk buah. Proses yang berada dalam batas kendali yaitu berada dalam batas kendali atas (Upper Control Limit = UCL) dan batas kendali bawah (Lower Control Limit = LCL) pada proses pemeraman sebanyak satu poin, sedangkan yang berada diluar batas kendali bawah sebanyak sepuluh poin dan yang berada diluar batas kendali atas sebanyak delapan poin. Dari hasil disimpulkan bahwa proses pemeraman untuk menghasilkan produk pasta yang baik berlangsung dalam kondisi tidak terkendali secara statistikal. Dari analisis control chart dalam membuat standar untuk proses pemeraman ini rata-rata proporsi cacat 6) = 0.088508277, nilai Upper Control Limit (UCL) = 0.097629529 dan nilai Lower Control Limit (LCL) = 0.079387024. Proses berada dalam batas kendali atas (Upper Control Limit) sebanyak delapan poin, pada pemeriksaan 4, 6, 8, 9, 10, 12, 15 dan 16 yaitu proses pemeraman pada tanggal 5, 7, 9, 11, 13, 16, 21, 22 Februari 1999. Proses berada dalam batas kendali atas (Upper Control Limit) dan batas kendali bawah (Lower Control Limit) sebanyak satu poin, pada pemeriksaan 2 yakni proses pemeraman pada tanggal 2 Februari 1999. Proses berada di bawah batas kendali bawah (Lower Control Limit) sebanyak 10 poin, pada pemeriksaan 1, 3, 5, 7, 11, 13, 14, 17, 18, 19 yakni pada proses pemeraman tanggal 1, 4, 6, 8, 15, 17, 20, 23, 24, 25 Februari 1999. Dari hasil analisis manajemen terhadap strategi penerapan sistem manejemen mutu IS0 9002 diperlukan pembenahan kembali terutama pada sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan saat ini. Didalam penyediaan bahan baku sirsak untuk proses pembuatan pasta sirsak ataupun bahan baku pisang untuk pasta pisang hendaknya pihak perusahaan menjalin komunikasi yang lebih efektif lagi pada para petani pengumpul. Jika bahan baku pisang, perusahaan memiliki jalinan kemitraan dengan beberapa pihak sehingga kualitas dari pisang tersebut dapat diandalkan. Hanya saja untuk bahan baku pasta sirsak, perlu pendekatan yang lebih. Tingkat kematangan sirsak yang ideal yaitu 100 hari setelah pembuahan. Hal ini perlu dikomunikasikan dengan baik oleh pihak perusahaan sendiri kepada para petani pengumpul serta para petani pengumpul sendiri kepada para petani sirsak, sehingga apabila usia 100 hari setelah masa pembuahan tersebut dapat diatasi, maka kematangan serempak dari sirsak pada proses pemeraman dapat menjadi kenyataan. Penerapan statistik sistem jaminan mutu sangat perlu sebagai alat untuk mengevaluasi indikator mutu yang diperoleh selama proses produksi terjadi. Diharapkan setiap pihak yang terlibat dalam sistem pengendalian mutu dapat mengerti tentang pentingnya statistik pengolahan. Untuk mendukung ha1 ini perlu adanya pendidikan dan pelatihan dalam ha1 penggunaan serta aplikasi teknik-teknik statistik dan kemampuan untuk menerapkannya terutama pada petugas quality control. Untuk perbaikan sistem pengendalian perlu diterapkan prosedur standar operasi (standard operation procedure), terutama pada bagian proses pemeraman dan pengolahan. Sistem job order yang berlebihan sehingga memaksa semua pihak untuk bekerja ekstra perlu dikaji kembali. Sebab, priorias utama untuk bertahannya perusahaan dalam persaingan bisnis adalah mutu yang baik bukan prioritas pengiriman tepat waktu. Pengiriman tepat waktu adalah masalah teknis, sedangkan mutu yang baik adalah masalah operasional. Spesifikasi terhadap penolakan produk harus benar-benar jelas dalam bentuk tertulis, yang selama ini belum dikerjakan oleh perusahaan. Hendaknya dibuat kriteria yang jelas mengenai kiriteria busuk, kematangan, dan ukuran buah. Yang lebih penting lagi adalah dilakukannya dokumentasi terhadap seluruh proses. Dengan adanya dokumentasi dapat ditelusuri dimana terjadi kesalahan sehingga dapat melakukan perbaikan yang tepat. Dari pengkajian yang dilakukan disarankan perlu adanya penelitian lebih lanjut terutama mengenai biaya mutu (quality costs) untuk mengetahui biaya optimum yang dipergunakan untuk menerapkan sistem jaminan mutu IS0 9002 ataupun untuk membuat suatu sistem pengendalian mutu yang efektif dan efisien. Sehingga dalam pelaksanaan pengendalian mutu mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi yang merupakan prasarat mutlak dalam pencapaian perbaikan secara terus menerus. Penelitian lanjutan juga diperlukan untuk mengetahui perilaku dan sikap karyawan serta staf terhadap visi dan misi serta tujuan perusahaan yang ingin memberikan produk yang berkualitas pada para pelanggannya.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Proses Produksi, PT. Horti Nusantara, Mojokerto |
Subjects: | Manajemen Produksi dan Operasi |
Divisions: | Sekolah Bisnis > Perpustakaan |
Depositing User: | Staff-1 Perpustakaan |
Date Deposited: | 02 Jan 2012 04:11 |
Last Modified: | 02 Jan 2012 04:11 |
URI: | http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/728 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |