Kajian strategi penentuan struktur modal yang optimal untuk memaksimumkan nilai perusahaanStudi kasus pada pt. ricky putra globalindo, terbaik

Prasetyo, Harsanto (2000) Kajian strategi penentuan struktur modal yang optimal untuk memaksimumkan nilai perusahaanStudi kasus pada pt. ricky putra globalindo, terbaik. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.

[img]
Preview
PDF
17B-01-prasetyo-cover.pdf

Download (336kB)
[img]
Preview
PDF
17B-02-prasetyo-Ringkasaneksekutif.pdf

Download (353kB)
[img]
Preview
PDF
17B-03-prasetyo-daftarisi.pdf

Download (321kB)
[img]
Preview
PDF
17B-04-prasetyo-pendahuluan.pdf

Download (429kB)

Abstract

Pakaian dalam merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dan pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat akan mendorong peningkatan permintaan pakaian dalam. Permintaan pakaian dalam pria dalam sepuluh tahun menunjukkan trend yang semakin meningkat, demikian halnya dengan permintaan pakaian dalam dari luar negeri. Tingkat konsumsi per kapita dari pakaian dalam pria Indonesia pada tahun 1990 adalah 1,24 potong, sedangkan pada tahun 2000 tingkat konsumsi perkapita pakaian dalam pria Indonesia sudah mencapai 3,22 potong. Salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak disektor garmen dalam ha1 ini pakaian dalam pria adalah PT Ricky Putra Globalindo Tbk. Visi perusahaan adalah menjadi pemain utama dibidang pakaian dalam pria di Indonesia, sedangkan misinya adalah menyediakan produk budaya bernilai tinggi untuk meningkatkan nilai investasi melalui kesejahteraan karyawan don memberikan manfaat bagi masyarakat. krisis moneter yang melanda Indonesia, yang ditandai dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, menyebabkan kinerja perusahaan menjadi terganggu. Sebagaimana diketahui pada laporan keuangan perusahaan tahun 1999, bahwa 80% pinjaman perusahaan merupakan pinjaman jangka pendek dan dibiayai dengan valuta asing, sehingga perusahaan mengalami kerugian kurs dan biaya bunga menjadi membengkak. Hal tersebut akan mempengaruhi performa dari laporan keuangan perusahaan dan dikuatirkan akan mendirpat penilaian buruk dari investor maupun kreditor. Bersamaan adanya krisis moneter menyebabkan daya beli masyarakat menjadi lemah dan sector perbankan mengalami kesulitan likuiditas sebagai akibat tingginya Sertifikat Bank Indonesia guna meredam rendahnya nilai tukar rupiah. Untuk menjaga agar nilai perusahaan tidak jatuh, manajer keuangan dituntut menentukan struktur modal perusahaan yang optimal agar nilai perusahaan menjadi maksimum. Nilai pemsahaan yang maksimum tercermin dari tingginya harga saham dan tingkat pengembalian yang didapat oleh investor. Simulasi struktur modal dengan menambahan komposisi hutang dalam struktur modal, menyebabkan biaya bunga menjadi semakin meningkat dan laba sesudah pajak menjadi turun. Pada komposisi hutang dalam struktur modal mencapai SO%, 60%, 70%, dan 80% laba sesudah pajak berturut turut adalah Rp 34 milyar, Rp 31 milyar, Rp 29 milyar dan Rp 26 milyar, sedangkan total yang dibayarkan kepada pemegang surat berharga dalam ha1 ini bunga ditambah laba sesudah pajak mengalami peningkatan yaitu Rp 48 milyar, Rp 50 milyar, Rp 51 milyar, dan Rp 52 milyar. Peningkatan tersebut lebih dikarenakan penghematan pajak akibat pembiayaan menggunakan hutang, sehingga dapat disimpulkan dengan semakin menggunakan pembiayaan yang berasal dari hutang, akan meningkatkan return kepada para pemilik surat berharga perusahaan. Biaya hutang dan biaya modal eksternal merupakan komponen yang digunakan untuk tingkat pengembalian yang ditawarkan kepada para pemegang saham dan obligasi. Semakin tinggi komponen hutang dalam struktur modal maka semakin tinggi pula resiko yang dimiliki perusahaan. Resiko tersebut dapat berupa resiko tidak mampu membayar bunga dan cicilan pokok (default), resiko banget, dan resiko berfluktuasinya tingkat pengembalian tahunan. Semakin tinggi tingkat resiko, maka semakin tinggi tingkat pengembalian (required return) yang diminta para pemegang surat berharga (staki holder). Tingginya tingkat pengembalian tersebut digunakan investor sebagai kompensasi atas peningkatan resiko yang mereka terima, sehingga biaya modal yang dikeluarkan perusahaan semakin tinggi. Pada komposisi hutang terhadap modal sebesar 50%, 60%, 70%, dan 80% biaya hutang yang hams dikeluarkan perusahaan semakin meningkat, yaitu 10,64%; 11,00%; 11,25% dan 11,44%, sedangkan biaya modal eksternal yang hams dikeluarkan Perusahaan pada komposisi tersebut adalah 32,71%; 35,73%; 40,49% dan 49,06%. Nilai pasar dari saham dapat diestimasikan dengan tnenghitung nilai sekarang arus kas dimasa yang akan datang dari saham yang dimilikinya. Arus kas tersebut adalah deviden yang bersumber dari laba bersih yang dihasilkan perusahaan dalam satu periode tertentu yang di discount rate-kan dengan tingkat pengembalian saham yang diharapkan oleh para pemegang saham. Pada komposisi hutang mencapai 60% dalam struktur modal terlihat bahwa nilai pasar dari ekuitas adalah Rp 88 milyar, sedangkan pada komposisi hutang 80% nilai pasar ekuitas mencapai Rp 54 milyar. Sehingga semakin tinggi komposisi hutang dalam struktur modal perusahaan, maka nilai pasar dari ekuitas semakin menurun Hal tersebut mengindikasikan bahawa penerbitan saham guna membiayai permodalan kurang menguntungkan bagi para pemilik saham. Dengan demikian perlu dirumuskan suatu strategi keuangan agar perusahaan dalam pembiayaan dapat menggunakan pinjaman jangka panjang. Beberapa faktor kritis internal dan eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam memformulasikan strategi keuangan perusahaan adalah 1. Perusahaan memiliki modal kerja yang sangat baik, kebijakan keuangan perusahaan sangat moderat, dan tidak memiliki hubungan sama sekali dengan BPPN, sebab perusahaan sangat kooperatif dengan kreditur dan memiliki jaminan hutang yang sangat baik dan memiliki aset yang cukup besar untuk dijadikan agunan guna memperoleh sumber permodalan yang berasal dari hutang (obligasi), sehingga rating perusahaan telah mendapat peringkat A- (Single A Minus) dan laba per saham yang dirniliki para pemilik saham adalah positif. Pertumbuhan penjualan bersih selama sepuluh tahun selalu positif dan pada tahun 1999 ROI dan ROE perusahaan mengalami pertumbuhan yang positif dan tingkat perubahan harga saham terhadap perubahan harga saham di BEJ tidak terlalu besar (0,98 kali) dan kemampuan perusahaan dalam memperoleh pinjaman modal kerja sangat baik dan berdasarkan laporan arus kas konsolidasi perusahaan pada tahun 1999, kas dan setara kas mengalami peningkatan sebesar Rp 13,9 milyar, serta adanya revisi Undang-Undang Pajak yang baru, yang maria pemerintah mendorong peningkatan tarif pajak hingga mencapai 35% dan pengendalian manajemen dalam perusahaan sangat besar. 2. Hutang perusahaan umumnya dalam bentuk valuta asing yang sangat rentan terhadap fluktuasi nilai tukar. Tingginya hutang dikuatirkan akan menggangu manajemen dalam membuat keputusan. Sudah dipastikan kreditor akan memiliki campur tangan yang cukup besar bila hutang perusahaan sangat besar. Perputaran persediaan yang sangat lambat, sehingga sangat beresiko terhadap kerusakan berupa kebakaran, pencurian, dsb. Tidak adanya bagian keuangan yang khusus menangani dan mengamati pergerakan harga saham perusahaan. Manajemen sangat yakin bahwa nilai perusahaan akan dapat dicapai melalui kinerja perusahaan yang baik. Rasio likuiditas perusahaan cukup tinggi, yaitu mencapai 510,15 artinya kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas untuk membayar hutang lima kali lipat dan bila perusahan menerapkan manajemen yang moderat yaitu modal kerja dibiayai dengan hutang jangka pendek, maka perusahaan memiliki hutang jangka pendek yang sangat besar. Kebijakan pemerintah mengenai upah minimum regional akan menyebabkan biaya produksi dan operasional semakin meningkat. 3. Faktor sosial, ekonomi, dan politik yang sangat mempengaruhi perusahaan dalam mengambil kebijakan. Situasi politik yang tidak kondusif, seperti ancaman desintegrasi bangsa akan mempengaruhi iklim investasi di Indonesia. Icebijakan ekonomi pemerintah baik kebijakan fiskal dan moneter juga sangat mempengaruhi perusahaan dalam meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan analisis SWOT dan mempertimbangkafi beberapa factor kristis tersebut, dengan menggunakan matrik IFE dan EFE dapat disimpulkan bahwa strategi keuangan perusahaan dalam mengoptimalkan struktur modalnya guna memaksimumkan nilai perusahaan adalah memanfaatkan pinjaman (hutang) baik berupa bbligasi maupun surat utang lainnya untuk membiayai investasi perusahaan dimasa yang akan datang. Hal tersebut dikarenakan perusahaan mempunyai kekuatan dan peluang guna memanfaatkan pinjaman (hutang) sebagai sumber pendanaan. kondisi perekonomian yang belum pulih dan diindikasikan dengan fluktuasinya nilai tukar rupiah, sebaiknya perusahaan menggunakan rupiah sebagai mata uang dalam pembiayaan.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Kajian strategi penentuan struktur modal yang optimal untuk memaksimumkan nilai perusahaanStudi kasus pada pt. ricky putra globalindo, terbaik
Subjects: Manajemen Keuangan
Divisions: Sekolah Bisnis > Perpustakaan
Depositing User: Staff-4 Perpustakaan
Date Deposited: 05 Jan 2012 01:42
Last Modified: 05 Jan 2012 01:42
URI: http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/908

Actions (login required)

View Item View Item