Analisis pelaksanaan pola kemitraan pada usaha budidaya tambak udangStudi kasus pada pt. banggai sentral shrimp di kabupaten banggai, sulawesi tengah

Muh. Faizal, Mang (2000) Analisis pelaksanaan pola kemitraan pada usaha budidaya tambak udangStudi kasus pada pt. banggai sentral shrimp di kabupaten banggai, sulawesi tengah. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.

[img]
Preview
PDF
17A-01-faizal-cover.pdf

Download (316kB)
[img]
Preview
PDF
17A-02-faizal-ringkasanEksekutif.pdf

Download (327kB)
[img]
Preview
PDF
17A-03-faizal-daftarIsi.pdf

Download (354kB)
[img]
Preview
PDF
17A-04-faizal-pendahuluan.pdf

Download (448kB)

Abstract

Meskipun sektor pertanian memberikan sumbangan yang besar dalam menciptakan kesempatan kerja dan jaminan pendapatan kepada masyarakat, usaha kecil dan koperasi akan tetapi ketidak seimbangan sistemik masih sering terjadi pada kelompok masyarakat tani yang sebagian besar berada di pedesaan. lmplikasi dari kondisi yang demikian itu membuat sebagian besar penduduk masih berada dalam kondisi tertinggal. Usaha kecil dan koperasi merupakan bagian terbesar dari pelaku perekonomian nasional yang seharusnya diberikan peluang dan peran yang lebih besar sebagai motor penggerak ekonomi nasional. Pengembangan usaha kecil dan koperasi yang relatif banyak menyerap tenaga keria terutama masyarakat kecil diharapkan mampu mendoromg serta- memberdayakan perekonomian rakyat serta dapat meningkatkan pemerataan pendapatan dan kesejahteraan petani. Upaya yang dapat dilakukan guna pemberdayaan ekonomi rakyat antara lain adalah melalui pengembangan kegiatan ekonomi pedesaan yang berbasis agribisnis yaitu pada sub sektor perikanan. Untuk lebih meningkatkan peranan sub sektor perikanan terhadap kesejahteraan petani dan pendapatan daerah maka perlu diambil langkah-langkah ke arah perbaikan pola pembinaan dan pengembangan usaha. Bentuk pembhaan dan pengembangan usaha yang dapai diupayakan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan petani antara lain adalah kemitraan usaha. Kemitraan usaha di kabupaten banggai, Sulawesi Tengah telah dikembangkan oleh PT. Banggai Sentral Shrimp (BSS) dengan petani tambak udang. Usaha ini telah dilaksanakan sejak lima tahun yang lalu dengan produk utama yang dihasilkan berupa udang beku sebagai salah satu komoditi ekspor. Dalam pelaksanaan kemitraan usaha sudah tentu tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul baik dari pihak perusahaan maupun petani. Hingga saat ini, belum diperoleh informasi yang relatif teruji dengan benar sejauh mana pengaruh dan manfaat kemitraan usaha yang telah dilakukan oleh pihak PT. Banggai Sentral Shrimp dengan kelompok tani yang berada di lokasi usaha tersebut. Berdasarkan kondisi tersebut, maka penelitian ini difokuskan pada rumusan masalah berikut : (a) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi yang dihasilkan oleh petani tambak udang, (b) Bagaimana tingkat produksi, produktivitas dan pendapatan petani tambak udang yang telah mengikuti pola kemitraan dengan yang belum, (c) Apakah pola kemitraan yang diterapkan perusahaan berpengaruh terhadap produksi, produktivitas dan pendapatan petani tambak udang yang mengikuti pola kemitraan ? Tujuan penelitian ini adalah (a) Untuk mengetahui faktor-faktor produksi apa saja yang berpengaruh terhadap output yang dihasilkan oleh petani tambak udang mitra dan yang non-mitra, (b) Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh pelaksanaan kemitraan antara pihak perusahaan P.T Banggai Sentral Shrimp dengan petani tambak udang terhadap besamya produksi, tingkat keberhasilan usaha dan pendapatan petani tambak udang mitra dan non-mitra, dan (c) Untuk mengetahui sampai sejauhmana pelaksanakan pola kemitraan usaha budidaya tambak udang yang telah diterapkan oleh PT. Banggai Sentral Shrimp dengan petani tambak. Untuk memperoleh. hasil sesuai tujuan di atas, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif melalui studi kasus dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada para responden (petani tambak) dan pihak perusahaan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi serta perusahaan yang telah melakukan pola kemitraan dan berada di lokasi penelitian. Dari hasil penelitian serta pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (1) Pemanfaatan faktor-faktor produksi berupa ; luasan tambak, jumlah benur (bibit udang) dan pakan (makanan udang) sangat mempengaruhi produksi udang petani, sedangkan pupuk (urea dan TSP) dan obat relatif tidak mempengaruhi produksi, (2) Hasil analisis biaya per satuan hasil diperoleh rataan besamya biaya yang dikeluarkan oleh petani mitra dalam menghasilkan satu kilogram udang yaitu sebesar Rp. 15.130, lebih rendah bila dibandingkan dengan petani non-mitra yaitu sebesar Rp. 21.178. Kondisi ini menunjukkan bahwa Petani mitra lebih efisien dalam memanfaatkan dan mengelola sumberdaya input bila dibandingkan dengan petani non-mitra, (3) Hasil analisis imbangan penerimaan dan biaya diperoleh rataan besamya nilai imbangan penerimaan biaya petani mitra lebih baik yaitu 4,53, sedangkan petani non-mitra hanya sebesar 3,07 atau selisih sebesar 1,461. Keadaan ini memberikan indikasi bahwa tingkat produktivitas petani mitra lebih baik daripada petani non-mitra, (4) Hasil analisis pendapatan diperoleh bahwa rataan keuntungan petani mitra lebih tinggi yaitu sebesar Rp. 32.272.804 per satu kilogram produksi udang, bila dibandingkan dengan petani non-mitra yaitu sebesar Rp. 19.313.932, atau terjadi selisih sebesar Rp. 12.958.872, (5) Kemitraan usaha budidaya tambak udang yang telah dilakukan oleh petani dengan .pihak PT. Banggai Sentral Shrimp sangat mempengaruhi peningkatan produksi dan pendapatan petani (6) Pelaksanaan kesepakatan kerjasama kemitraan yang termuat dalam surat perjanjian kerjasama belum sepenuhnya dapat dilakukan oleh pihak petani mitra khususnya pada pasal I ayat 2, 3 dan 6. (7) Skala ekonomis usaha petani mitra berada pada kondisi increasing retum to scale, sedangkan petani non-mitra berada pada kondisi decreasing retum to scale (8) Belum terlibatnya pihak ketiga yaitu pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat selaku fasilitator yang berfungsi netral dalam menjembatani dan melakukan pembinaan pelaksanaan kerjasama kemitraan ini Dari kesimpulan yang telah dirumuskan tersebut, dapatlah disarankan : (I)Untuk meningkatkan produksi dan pendapatan para petani non-mitra, dapat diupayakan dengan memasukkannya ke dalam pola pembinaan kemitraan usaha dengan pihak Banggai Sentral Shrimp (BSS) dalam kelompok kemitraan usaha yang baru. Kondisi ini diharapkan akan terjadi daya saing sehat diantara kelompok tani tersebut sehingga dapat lebih meningkatkan produksi dan pendapatannva. (2) Untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan kemitraan-usaha budidaya tambak udang ini, maka pihak-pihak ketiga yaitu pemerintah daerah setempat ataupun lembaga swadaya masyarakat perlu dilibatkan sebagai konsultan dan bertindak sebagai pihak yang netral. Hal ini dimungkinkan karena untuk menjaga terjadinya eksploitasi salah satu pihak terhadap pihak lainnya. (3) Hendaknya model kemitraan usaha ini dapat dijadikan pilot proyek bagi dikembangkannya bentuk-bentuk kemitraan usaha lainnya, baik yang akan menghasilkan produk komoditi agribisnis maupun usahausaha di luar produk komoditi agribisnis yang ada di daerah setempat

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Analisis pelaksanaan pola kemitraan pada usaha budidaya tambak udangStudi kasus pada pt. banggai sentral shrimp di kabupaten banggai, sulawesi tengah
Subjects: Manajemen Produksi dan Operasi
Divisions: Sekolah Bisnis > Perpustakaan
Depositing User: Staff-4 Perpustakaan
Date Deposited: 05 Jan 2012 04:14
Last Modified: 05 Jan 2012 04:14
URI: http://repository.sb.ipb.ac.id/id/eprint/933

Actions (login required)

View Item View Item